Kaos Gratis Dari Kampoeng Merdeka!
Perlawanan bisa datang dari mana saja dan dalam bentuk apa saja. Kita sering lihat ada yang menempelkan brosur-brosur bernada perlawanan atau membawa poster-poster bernada perlawanan. Tapi bagaimana kalau nada perlawanan itu dibawa dalam bentuk t-shirt atau kaos oblong?
Mungkin belum terdengar familiar, tapi setidaknya inilah yang dilakukan oleh Kampoeng Merdeka, sebuah usaha milik Iskandar Cita seorang lelaki muda dari kota Makassar. Menurut Iskandar, ide ini berawal dari kebosanannya dengan bentuk perlawanan yang itu-itu saja. Iskandar lalu memilih medium kaos untuk menyuarakan perlawanannya. Alasannya sederhana: kaos adalah pakaian yang sering digunakan, jadi dengan menyuarakan perlawanan dan kritikan lewat kaos pesannya bisa sampai kemana-mana.
Tepat 17 Agustus 2012, Iskandar Cita mendirikan Kampoeng Merdeka. Merek distro yang sampai sekarang digunakannya. Kenapa memilih nama Kampoeng Merdeka? Iskandar menjawab ?Saya memembaca sejarah , bahwa ternyata begitu banyak perlawanan dilakukan oleh orang-orang dari Kampung? terhadap penjajah untuk mendapatkan Kemerdekaan INDONESIA?.
Perlahan-lahan, usaha kaos distro milik Iskandar ini semakin besar. Jenis-jenis perlawanan dan kritikannyapun makin beragam. Saat ini Kampoeng Merdeka sudah membuka dua cabang, satu di Tamalate dan satu lagi di Tamalanrea. Untuk penjualanpun Kampoeng Merdeka tidak main-main, dari Sumatera , Palembang , Kalimantan , Jawa , Jakarta , Sulawesi , Ambon , NTT , Papua dan bahkan dari Jepang.
Meski sudah melanglang buana namun menurut Iskandar dia masih sering menemui keraguan orang-orang Makassar terhadap Kampoeng Merdeka. Benarkah Kampoeng Merdeka itu produksi anak Makassar? Entahlah, mungkin karena kualitasnya yang menasional sampai-sampai banyak orang yang tidak percaya kalau Kampoeng Merdeka adalah produk anak Makassar.
*****
Anda mau tahu bagaimana kualitas Kampoeng Merdeka yang sudah jadi salah satu brand t-shirt lokal Makassar terbaik? Kali ini saya beruntung, Kampoeng Merdeka bersedia menjadi partner dari DaengGassing.com dan bersedia menyediakan 2 (dua) t-shirt terbaik mereka buat pengunjung DaengGassing.com.
Caranya? Simak ya.
- Silakan berkunjung ke website resmi www.kampoengmerdeka.com dan lihat baik-baik produknya satu persatu.
- Di antara sekian banyak produk Kampoeng Merdeka, sebutkan satu yang jadi favorit kalian dan ceritakan alasannya di baris komentar di bawah postingan ini.
- Pihak Kampoeng Merdeka akan memilih 2 (dua) komentar terbaik dan tentunya pemilik komentar berhak masing-masing mendapatkan 1 (satu) t-shirt asli dari Kampoeng Merdeka.
- Komentar yang menyertakan kritik, saran atau masukan buat Kampoeng Merdeka akan mendapatkan nilai tambah.
- Periode GA Kampoeng Merdeka dimulai hari ini (4 Feb 2015) dan ditutup hari Minggu (8 Feb 2015) jam 23:59 WITA. Pemenang akan diumumkan paling lambat tanggal 11 Feb 2015.
So, sayang kan kalau melewatkan kesempatan mendapatkan t-shirt keren dari Kampoeng Merdeka dengan cuma-cuma? Jadi silakan ikutan di GA Kampoeng Merdeka ini. Ditunggu komentar dari teman-teman, dan semoga beruntung! [dG]
Semua bagus, tapi yang paling favorit menurutku adalah #BaharuddinLopa.
Saya tidak mengenal beliau, tapi almarhum kakek saya waktu kecil sering cerita tentang sepak terjang beliau. Mungkin sama-sama orang Sulawesi dengan watak yang tegas. Keberanian Beliau membuat nyali ciut siapapun yang melawannya. Sosok yang paling dirindukan di Indonesia saat ini.
Masukan untuk Kampoeng Merdeka: Mungkin bisa membuat kaos dengan tulisan yang bertema pendidikan dan budaya. Misalnya tulisan “Kucintai Guruku layaknya Orangtuaku, dll”. Terima kasih 🙂
#revolusi kita belum selesai. Sebuah kata yang sangat sarat dengan makna, dimana bangsa ini belum bisa menuntaskan dan melaksanakan isi-isi dari revolusi itu sediri, bahkan diri sendiri pun bagi kita sekarang itu sangat sulit untuk berubah ke arah yang lebih baik dimana inti dari revolusi sendiri adalah hal tersebut. tapi dengan tekat yang tinggi, kemauan yang kuat, mari kita revolusikan diri sendiri dahulu sebelum revolusi bagi negeri ini kita wujudkan. Bravo indonesia.
Sedikit saran: Warna bajunya mungkin bisa di perbanyak,menyesuaikan dengan warna-warna yang sedang trend sekarang, misalnya kuning dan orange (warna terang).
Yang paling keren kampoengmerdeka.com/berdasi-dibutakan-ambisi/
#berdasi dibutakan ambisi.
Kata-kata ini sungguh sangat tepat jika digunakan orasi didepan para penguasa. Lihat mereka yang sekarang saling bersiteru karena adanya konflik kepentingan (buaya makan cicak), demi suatu ambisi yang terselubung. Dan orang berdasi yang dibutakan ini akan terus berulah selama kepentingan rakyat di nomor akhirkan.
Dari segi desainnya juga keren, warnanya kontras.
Saran buat kampoengmerdeka.com, kalau bisa variasi warna kaosnya dibuat bervariasi lagi dan kalau bisa ada juga kata-kata yang menggunakan bahasa makassar.
Wow..benar-benar surprise bagi saya. ternyata ada juga produk kaos asal Makassar yang kualitasnya bagus berskala nasional. Bahkan desain-nya tak kalah dengan desain kaos dari pulau jawa. Melihat desain-desain kaos beserta kata-katanya yang diproduksi Kampoeng Merdeka tergolong unik, semuanya bagus..benar-benar bagus loh, tapi karena hanya satu yang dipilih, maka saya memilih kaos dengan desain kata-kata #BANGSA INI TIDAK KEKURANGAN ORANG PINTAR, MELAINKAN KEKURANGAN ORANG JUJUR.
Kenapa saya memilih ini, sebab negara kita sedang mengalami masa transisi, apakah akan berkembang menjadi negara maju makmur dan sentosa, ataukan akan mengalami kehancuran. Semua itu tergantung bagaimana kita semua menyikapi permasalahan yang hari-hari terakhir ini sedang terjadi, membuat semua hati dan perasaan serta pikiran seluruh anak negeri bergejolak ingin mengomentari serta mengajukan pendapat atas apa yang terjadi.
Akan tetapi, bagi saya semua itu dikarenakan hanya satu sebab saja,…bangsa Indonesia ini orang pintarnya sangatlah banyak, yakin dech….namun orang yang berani jujur itu sangatlah kurang, kalau tak mau dikatakan tidak ada…atau kalaupun ada hanya bisa dihitung jari. Namun kejujuran itu tergencet dan terus terkontaminasi oleh ketidak jujuran.
KRITIKAN untuk Kampoeng Merdeka, cara order dan pembayarannya masih memakai gaya lama, sms, bbm, facebook lalu kirim, kemudian aka nada balasan dan seterusnya. Itu masih gaya manual , dan membuat repot calon pembeli. Sekarang sudah ada cara yang lebih simple, pembeli tinggal memgisi data melalui form yang disediakan, tidak perlu sms atau lainnya…setelah lengkap akan muncul berapa yang harus dibayar plus ongkos kirimnya, dan pembayaran bisa melalui bank transfer, atau kartu kredit…beres dech… seperti yang digunakan toko-toko online, contohnya lazada.
Oke..itu saja , sukses selalu untuk Kampoeng Merdeka, semoga kaosnya laris manis…salam 🙂
saya suka disain yang tulisannya, “lagi blusukan” entah apa yang membuat saya tertarik dengan tulisan tersebut di sablon di depan dada. menggambarkan, kalo blusukan sudah jadi favorit para politikus untuk menjadi brand image mereka. dan mereka bangga dengan itu.
#otaknyaKecil
“JANGAN BANYAK BICARA JIKA OTAK KAMU TIDAK SEPERTI OMONGAN”
Saya teringat salah satu judul buku “kecil tapi otak semua – B.J. Habibie” dan itu yang dibutuhkan oleh bangsa ini sekarang, orang-orang seperti Habibie, berkarya bukan cuma bicara, sering para caleg, calon aparat negara yang kan dipilih dalam pemilu mengatakan begini “memberi bukti, bukan janji” ternyata jargon itupun berakhir sebagai bukti bahwa mereka hanya berjanji, bukti bahwa omongan mereka tidak sebesar otaknya.
Saya tidak mau banyak berkomentar takutnya termakan sendiri kata-kata diatas.
Kak kampoeng merdeka, bikin kaos bertemakan sosial dong, di Makassar gerakan sosial lagi banyak juga 🙂 terima kasih.
Kaosnya keren-keren tapi karena harus memilih satu, saya pilih yang: http://kampoengmerdeka.com/layar-tv/
Bahwa “Indonesia tak sekecil layar TV”
Dan seperti yang tertera pada page ttg baju kaos itu: ?Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau ?
Ini merupakan bentuk “perlawanan” terhadap ketidakberagamannya siaran TV saat ini. Hasil penelitian CIPG (Center for Innovation Policy and Governance) yang aktif memperhatikan media, tayangan TV nasional kita kira-kira 80% “berwarna” Jawa. Maaf bukan bermaksud menciptakan isu SARA (karena ini nyata di dalam industri pertelevisian kita). Kalau melihat TV2 Indonesia nasional, kesannya Indonesia itu pulau Jawa padahal ada banyak sekali pulau dan suku di Indonesia.
Kalau saya bilang … ini dampak sentralisasi sekian lama. Di mana pusat ekonomi dan kekuasaan ada di pulau Jawa. Orang2 yang berpengaruh pada kebijakan dan memiliki modal ada di sana. Walau ada peraturan yang menyatakan bahwa untuk dapat mengudara secara nasional harus bekerjasama dengan stasiun TV lokal agar warna semisal budaya lokal bisa terangkat, begitu pun kearifan lokal, nyatanya tidak semua stasiun TV melakukannya.
Belum lagi masih adanya kecenderungan pemberitaan yang lebih suka menayangkan berita kekerasan dari wilayah timur Indonesia, makin memperkuat stigma buruk bahwa Indonesia timur itu kasar, lekat dengan tawuran, dan kekerasan lain. Saya sudah beberapa kali mendengar hal yang seperti ini juga dari kawan2 blogger.
Baru2 ada yang berkomentar di postingan saya di Kompasiana yang sempat di-banned itu, begini: “Saya juga dulu menilai Makassar seperti itu (maksudnya lekat denga tawuran) tapi kemudian saya mengenal Mak (dalam komunitas KEB, kami saling menyapa dengan ‘Mak’ atau emak) Mugniar, saya bisa berubah pikiran.”
Belum lagi orang2 kita, menganggap logat Jakarta lebih keren karena setiap harinya disuguhi logat itu di TV. Banyak yang malu dengan logat ta’ sendiri dan berusaha menggunakan logat Jakarta padahal sama sekali tidak enak didengar karena ia tidak bisa meninggalkan lidah Bugis/Makassarnya yang kental. Padahal apa salahnya sih mempertahankan logat sendiri? Malah eksostik, malah keren.
Saya juga pernah sedikit mengkritik pembuat film dokumenter karena berusaha berlogat seperti di TV nasional. Sy bilang kenapa kamu tidak memakai logat kita? Keren koq, logat ta’ …
Belum lagi penulis2/blogger2 asal Makassar, banyak yang menggunakan logat Jakarta karena mengira itu semacam “logat nasional”. Padahal tidak. Saya pikir, sebagai blogger
atau penulis, kita perlu menunjukkan kepada Indonesia akan keunikan/kekhasan/keeksotisan kita. Bahwa dengan begitu kita pun bisa
menyumbangkan “kekayaan” kepada Indonesia (dengan keragaman kita).
Hm, perlawanan seperti itu perlu. Untuk menjaga identitas kita agar tetap melekat. Untuk mengingatkan agar kita tahu diri dan bangga dengan daerah asal ta’ sendiri. Ini, menurut saya adalah cikal-bakal rasa cinta tanah air. Dimulai dengan cinta kampung halaman, kita menjadi tahu diri dan merasakan sebagai bagian dari bangsa yang besar. Maka cinta tanah air bisa muncul dan menguat.
Wih panjang sekali mi di’
Sukses Kampong Merdeka, teruskan perlawananmu. Perbanyak lagi kaos2 yang menunjukkan bahwa kita khas, unik, eksotis, dan mampu menyumbangkan “kekayaan” pada Indonesia tercinta 🙂
Sukses juga buat Daeng Ipul, sering2 bikin GA yaa 🙂
Kaosnya mantap sama keren nih, tapi saya tertarik dengan kaos yang ini
http://kampoengmerdeka.com/taman-kotaku/
Kemana taman kota yang ada di indonesia?
Dari tag name nya saja kita sudah dibuat sadar akan pentingnya sebuah ruang publik dalam perkotaan dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia lainnya bahkan makhluk hidup lainnya.
Jenuh rasanya jika kita terus menerus melakukan kegiatan-kegiatan yang diulang-ulangi setiap hari nya bangun dengan melihat asap kendaraan motor yang seperti kabut, bekerja didepan layar monitor setiap harinya untuk mengejar deadline, bertemu dengan orang yang sama tiap harinya, kemudian tidur kembali dan kembali dengan rutinitas yang sama di hari sebelumnya.
Tidak ada waktu untuk meluangkan waktu untuk sekedar fefreshing. Tapi dalam kehidupan perkotaan untuk mencari tempat refreshing sepertinya sulit karena kota identik dengan bangunan-bangunan tinggi dan jalan yang semrawut
Kehidupan bersosial pun semakin tenggelam karena kita terjerat dengan dunia teknologi yang makin canggih. Gadget disana-sini yang memudahkan kita berjumpa dengan teman lama atau kenalan baru melalui media sosial.
Tapi kenyataannya kecanggihan ini malah membuat orang semakin malas dan terjerat dalam lingkaran sosial digital. Media sosial bukannya menambah teman malah membuat kita menjadi anti sosial di dunia nyata.
Itulah sedikit pengantar hidupnya orang perkotaan yang disibukkan dengan rutinitasnya dan kemudahan teknologi yang membantunya.
…
Ciri kota yang baik, adalah kota yang bisa menggoda warganya untuk keluar rumah dengan sukarela. Bersantai di jalur pedestrian atau bibir bangunan atau berinteraksi di taman kota.” (Enrique Penelosa, Mantan Walikota Bogota)
kutipan diatas cukup rasanya memberikan gambaran bahwa sebuah kota yang baik itu bisa memberikan warganya kenyamanan, kota yang layak untuk untuk di huni sehingga layak untuk dicintai.
Taman Kota begitu penting bagi sebuah perkotaan dimana merupakan tempat berinteraksi baik dengan keluarga atau dengan teman, sehingga kita bisa sedikit melupakan kepenatan dan kebosanan yang mengurung dalam hidup ini. Lebih dari itu, fungsi taman kota juga sebagai penyegar di tengah panasnya perkotaan, Penyeimbang ekosistem bagi lingkungan.
Tapi kenyataannya yang kita lihat sekarang adalah bangunan makin lama semakin merajalela. Kalau yang kita tahu RTH merupakan kependekan dari Ruang Terbuka Hijau, kini berubah menjadi RTH (Rumah, Toko, Hotel) sehingga bukannya makin membuat sebuah kota menjadi layak huni malah membuat kota semakin BERKUMIS (Berantakan, Kumuh, dan Misterius)
Jangankan membuat taman kota, Tiap tahun bangunan menjadi banyak, pembebasan lahan dimana-mana hanya untuk memenuhi kebutuhan kapasitas volume kendaraan di jalan. Reklamasi pantai semakin menjamur dengan janji-janji akan membuat sebuah ruang publik yang bisa menampung kebutuhan masyarakat, tapi nyatanya dibalik itu ada beberapa kepentingan pihak tertentu untuk kepentingan pribadi
Dan kita pun hanya bisa bertanya-tanya.
Kemana Taman Kota Kita?
…
Wah panjang pale kutlis mudah-mudahan bisa ji dibaca.
Bicara tentang kota memang tidak ada habisnya apalagi bicara tentang ruang publik yaitu taman kota. Ini mungkin yang sering di impi-impi kan orang kota katanya.
…
Saran dan Komentar mengenai KampoengMerdeka.com
1) Dari tampilan Website
– Tema yang dipake bagusmi terus logonya juga unik.
– Tampilan slideshow yang ada di sidebar kanan agak sedikit keluar ki yang “artis” dan “media partner”, bagusnya dimainkan saja di slide show halaman utama saja jadi keliatan besar ki. Khusus yang “media partner” buatkan mi halaman tersendiri
– “Contact” nya kuliat banyak sekali, bagusnya pake saja email dan no yang bisa dihubungi.
– Menu navigasi bagusnya jangan pake hastag (#) soalnya terlihat berantakan, cukup pake huruf seperti biasa saja.
– Satu lagi yang jangan kelupaan, penggunaan bahasa. Dalam sebuah website bagusnya kita konsiten menetapkan bahasa apa yang mau dipake, jangan dicampur antara bahasainggris dan bahasa indonesia.
– Untuk lainnya sepertinya sudah oke, mulai dari pemetaan alamatnya yang jelas, tentang pendiri dan juga media partner yang meliput bisnis ini. Keren
2) Untuk isi konten
– Semua info barangnya sudah lengkap mulai dari ukuran dan bahan. Tapi sayang tidak tercantum harga barangnya.
– Disini saya liat banyak sekali yang mau dihubungi mulai dari BBM, SMS, Twitter, Line, WeChat. terus cara format pemesanan nya juga panjang. Saran sih bagusnya menggunakan Email saja atau “Form” supaya lebih memudahkan urutan pemesanan supaya tidak repot. Tidak salah sih menggunakan media sosial tapi bagusnya digunakan sebagai promosi saja kan keren tuh.
– untuk “Form” saya liat tadi ada, maaf kalau diatas keliru. Untuk lebih menarik lagi minat yang mmau ngisi “form” bagusnya tampilannya diperbaharui.
– jangan lupa untuk cantum kan nomor yang bisa dihubungi untuk calon pembeli
– Ada kelupaan nih, saya liat tadi ada keranjang tapi kok tombol kok ndak berfungsi. Padahal tombol keranjang sangat berguna sekali untuk toko online supaya bisa memudahkan pembelian yang berbeda dalam sekali pembelian.
…
Mungkin itu sedikit saran dan komentar mudah-mudahan bisa membantu kedepannya.
Wah saya kaget pertama kali dengan kampoengmerdeka.com ini, ternyata ini karya anak Makassar. Desain-desainnya juga bagus dan keren. Bicara Nasionalisme lewat baju juga merupakan bentuk protes warga terhadap pemerintah.
Lanjutkan terus karya ta, Sukses terus deh buat KampoengMerdeka.com
Terima kasih juga buat Kak Ipul yang adakan Give Away lagi
Eitsss….Salam Kenal Bang Ipul, Semoga senantiasa Gassing-gassing saja…^^ (SKSD banget, terima kasih atas kesempatannya) #tundukhormat
GA-nya keren, diibaratkan kita diminta datang bertandang ke rumah orang, kalau tuan rumah sreg dengan yang bertamu, taraaaa…dapatlah baju kaos, hihihihi….^^
Baiklah, karena diriku diminta berkunjung ke Kampoeng Merdeka, ku akan pergi. Tapi memilih satu diantara kaos-kaos keren itu, taklah mudah kawan….#garuk2mejakerja
“Taklah mudah Memilih BajuMahal dari PresidenBergitar yang kini jadi PengusahaMuda yang tidak rela GantungAkudi Monas. Tunggu, coba TengoklahyangKecil, GenerasiMuda yang rela SaveKPK SaveIndonesia, yang pilihannya MerdekaAtauMati di TanahKita. Tapi, kemarin PresidenkuCurhat ke WakilPresiden, beliau minta 10Pemuda YangSarjanaYangBukaLapanganKerja yang tidak HausKuasa seperti mereka yang menebar Janji demi Pencitraan CalonPresiden. TakPercaya? PolitikKejam kawan, JujurLebihBaik daripada AsingDiNegaraSendiri yang banjir barang MadeInChina. Sekarang MikirSolusi sebelum SIlake6JanganJualIndonesia disahkan, daripada bertanya kepada mereka yang hanya bisa jawab BukanUrusanSaya”
http://kampoengmerdeka.com/bukan-urusan-saya/
Yah…yah…sukma jatuh hati padamu, huum padamu BukanUrusanSaya…^^
Alasannya, walaupun kamu tidak setuju kan BukanUrusanSaya….^^
“Banyak hal, ketika kita meminta solusi pada mereka yang memiliki wewenang, jawaban paling asyik dan paling enak meluncur dari mulut mereka adalah “BUKAN URUSAN SAYA”, tapi giliran di perhadapkan pada angka-angka yang siap meluncur ke rekening mereka, semua jadi urusan mereka… #nyesek
Hap…hap…sukma ada saran,
Dari katalog yang ada, sukma tidak liat ada design di belakang baju, nah…pun ada, baiknya ada gambarnya di sudut bawah sebelah kanan berupa gambar Kaca Pembesar terus tulisan yang diperbesar sama seperti tulisann yang ada dibagian depan…^^ (kalau setuju Alhamdulillah, kalau tidak kan BukanUrusanSaya)
Sukses Selalu, dan
Salam Kenal (kalau Tak mau kenalan BukanUrusanSaya…^^)
Saya suka “Kemana Taman-Taman Kotaku ?” http://kampoengmerdeka.com/taman-kotaku/
Menurut saya, salah satu indikasi nyamannya sebuah kota ketika ruang terbuka hijaunya terpenuhi. Taman merupakan zona yang memberi jaminan atas luasan RTH. Jika jumlah taman sendiri semakin kecil dal luasannya semakin sempit, mana mungkin RTH 30% bisa dicapai? Sementara Makassar, untuk mencapai 20% saja masih merangkak.
Fungsi taman sendiri sebagai elemen hijau dalam sebuah kota tentu tidak hanya sebagai tempat berteduh. Tumbuhan menyediakan udara segar serta menyerap segala polusi dari aktivitas kota. udara yang bersih tentu memberi suhu yang sejuk dan berdampak pada penurunan stres warganya.
Tumbuhan sebagai pengikat air tahah, fungsi ini terkait pula pada fungi resapan oleh taman, yang pada akhirnya menjadi fungsi pengendali banjir. Kehadiran berbagai jenis organisme dalam taman pun akan berdampak pada nilai edukasi dimana taman akan dijadikan sebagai laboratorium hidup.
Tumbuhan tanpa manusia tidak apa-apa. tapi, manusia tanpa tumbuhan akan binasa. Kembalikan taman-taman kota kita.
terima kasih 🙂
Favorit saya dari sekian banyak,desain baju Kampoeng Merdeka adalah #BeraniJujur (http://kampoengmerdeka.com/berani-jujur/).
Karena dari semua kalimat perlawanan yang coba ditonjolkan oleh pemiliknya, hanya #BeraniJujur yang dituliskan menggunakan kalimat positif dan bisa jadi sarana edukatif.
Saya terpana sejenak, ketika tahu bahwa ternyata kaos ini sudah merambah dunia nasional. Bahkan Kemal pun sempat nge-endorse-nya dengan kaos “kami bukan generasi tawuran”.
Saya yakin kalau usaha ini dirintis penuh usaha dan kerja keras. Apalagi ketika melakukan pemilihan kata untuk kaos, bukan hal mudah untuk dapat “kata” yang pas dengan kesesuaian intonasi ketika dibaca sekilas.
Namun, ada sedikit masukan dari saya sehubungan pemilihan kata, kalau bisa tolong diperhatikan penggunaan “bukan, tidak, jangan, tak, dan kata serupa”. Sehubungan dengan alam pikiran bawah sadar seseorang.
Contoh sederhananya seperti “jangan lupa” dan “ingat”, orang cenderung lebih sering lupa ketika diiingatkan menggunakan “jangan lupa”, karena alam bawah tidak memahami kata “jangan, tidak, bukan, dan sejenisnya”. Jadi, tertafsir di alam bawah sadar seperti kita memang disuruh lupa.
Jadi, contohnya baju #DuniataksekecilTV, sebenarnya secara tidak sadar kita mengiyakan bahwa dunia itu sekecil TV. Atau “Keadilan bukan hanya milik orang kaya” berarti sama saja kita setuju bahwa keadilan memang hanya milik orang kaya. Atau “jangan terjebak berfikir apatis” berarti secara tidak sadar kita diajak untuk berfikir apatis.
Mungkin ini hanya sekadar teori yang saya tahu ketika membaca materi soal cara melarang anak dengan benar. Namun, beberapa orang terkadang hanya sering membaca cepat dan kadang sering luput dengan kata “tidak, jangan, bukan, dsb”.
Harapan saya, kaos Kampoeng Merdeka bisa menyuarakan perlawanan dengan kata-kata lebih positif dan edukatif.
Jikalau Kak Iskandar Cita bisa mempertimbangkan masukanku ke dalam di kaos Kampoeng Merdeka berikut-berikutnya, Alhamdulillah. Kalaupun tidak, saya berterima kasih karena masih diberi kesempatan untuk memberi masukan.
Bismillah
Saya suka versi #MEMBACALAH “Membacalah Maka Kamu Tidak DiBodohi”
Kita tidak bisa begitu saja percaya dengan perkataan orang lain. Sekalipun dia orang yang dekat dengan kita. Yang harus kita lakukan ialah membaca, karna dengan membaca kita bisa mengetahui semua tentang info yang ingin kita ketahui. Contohnya,kita ingin mengetahui cerita dari sebuah kejadian,dengan “MEMBACA” kita seakan berada dari pada saat awal hingga akhir dari kejadian tersebut 😉
#KeepReading
Berangkat dari sejarah perjuangan pemuda mahasiswa Indonesia yang memiliki andil besar dalam proses meraih kemerdekaan sampai pada tahap reformasi sekarang ini, saya memilih edisi #GIE sebagai salah satu edisi favorit keluaran Kampoeng Merdeka. Mengapa #GIE? Karena sosok seorang Soe Hok Gie pantas mewakili semangat dan idealisme pemuda mahasiswa Indonesia. Landasan perjuangan serta nasionalisme yang tinggi adalah warisan tak ternilai dari beliau untuk generasi muda bangsa ini. Bersyukur Kampoeng Merdeka mengangkat #GIE sebagai salah satu edisi dalam produknya. Ditengah gempuran arus modernisasi, sudah seharusnya kita tetap berusaha menjaga nilai dan idealisme seperti prinsip yang dipegang oleh Soe Hok Gie. Gambar dan argumen seorang #GIE seperti yang terdapat dalam desain kaos ini sudah cukup membuat kami pemuda mahasiswa Indonesia memiliki spirit untuk tetap teguh menyuarakan kebenaran. Toh, pada prinsipnya suara-suara kebenaran itu mesti tetap diaspirasikan sebagai bentuk dinamika demokrasi.
Sebagai satu-satunya brand lokal Makassar yang getol menyuarakan aspirasi dalam bentuk produk baju kaos, Kampoeng Merdeka sejauh ini cukup kreatif baik dalam hal desain maupun tema-tema yang diangkat (up to date). Tapi satu hal yang menjadi saran saya, edisi-edisi selanjutnya mungkin lebih baik perbanyak gambar disertai kata-kata aspirasi ataupun perlawanan. Tak mesti harus tokoh yang digambarkan, sesekali sosok seorang demonstran digambarkan dengan seruan lantang berupa kata. Dengan demikian, pemuda mahasiswa yang notabene konsumen utama produk dari Kampoeng Merdeka merasa terwakili dan ambil bagian dalam menyuarakan aspirasinya meski mereka tak harus turun kejalan. Pemilihan warna di tiap edisinya sangat bagus. Terakhir, tetap angkat tema yang up to date sesuai kondisi kekinian bangsa dan negara kita.
Sukses selalu buat Kampoeng Merdeka. Bravo Indonesia !!!
tolong kasi jelas alamatx Daeng.. bxk yg
minat tpi Alamat lengkpx tdk ada. thanks