Selesai

Saya rasanya masih ingat betul tanggal 7 Januari 2021 ketika menginjakkan kaki di Jayapura. Itu bukan pertama kalinya saya ke Jayapura, tapi itu adalah lembaran pembuka sebuah perjalanan baru. Perjalanan hidup di Papua. Perjalanan yang awalnya katanya, “hanya tiga bulan” lalu ternyata terus diperpanjang hingga akhirnya empat tahun baru berganti. Empat tahun, dua provinsi di tanah Papua menjadi bagian dalam lembaran hidup saya.

Maret 2022, saya meninggalkan kota Manokwari. Lion Air JT 3785 perlahan mulai terbang di atas langit Manokwari. Di bawah mulai terlihat hamparan kota yang selama hampir setahun ini saya akrabi. Kota indah di tepi pantai dengan hamparan bukit menawan seperti kebanyakan kota di Papua. Perasaan yang pernah saya rasakan ketika meninggalkan Jayapura di tahun 2020 lalu rasanya kembali melintas. Ada sedikit rasa haru dan doa yang terselip. Doa semoga bisa kembali lagi, entah kapan.

Setahun di Provinsi Papua Barat itu rasanya sama menyenangkannya dengan tiga tahun di Provinsi Papua. Ceritanya sama, meski dengan latar berbeda.

Kalau di Papua saya lebih sering bertemu dengan pegunungan, di Papua Barat saya lebih sering bertemu dengan lautan. Di Papua saya bertemu Paniai, Lanny Jaya, Timika, dan Asmat maka di Papua Barat saya bertemu Fakfak, Kaimana, Sorong, dan Raja Ampat. Tempatnya berbeda, ceritanya berbeda, tapi kenangannya sama. Sama-sama menyenangkan.

Empat tahun di tanah Papua, rasanya saya memang sudah sangat jatuh cinta. Pulang ke Makassar pun, rasanya masih ada sepotong hati saya yang tertinggal di Papua. Masih susah move on dari tanah Papua. Mungkin karena sudah terlalu banyak cerita di sana, cerita yang tergores dalam di lembaran kehidupan saya.

Lembaran-lembaran itu akhirnya bertemu dengan ujungnya, seperti sebuah buku yang punya halaman terakhir. Begitu juga dengan lembaran perjalanan di Papua. Ada akhirnya, dan akhir itu tiba saat ini. Setelahnya, saya tidak pernah tahu. Apakah akan ada jilid berikutnya atau berhenti sampai di sini. Entahlah.

Doa itu masih selalu ada, semoga saya bisa kembali ke sana ke tanah Papua.