Wisata Malam di Makassar
Wisata Malam Makassar ada banyak ragamnya, dari wisata malam khusus buat dewasa sampai wisata malam yang hmm..ah, baca sendirilah
Jakarta misalnya, ibu kota ini punya banyak daerah yang jadi pusat wisata malam khususnya buat kaum adam. Makassar juga punya, letaknya tak jauh dari pelabuhan Soekarno-Hatta atau tepatnya di sepanjang Jl. Nusantara. Jalan ini sudah terlanjur terkenal sebagai pusat wisata malam di kota Daeng. Dulu ada joke yang menyebut kalau jalan ini sebenarnya bernama Kodam VII Nusantara. Kodam di sini bukan singkatan dari Komando Daerah Militer melainkan Komando Daerah Mesum, sementara angka romawi VII merujuk kepada jumlah tempat mesum di Jl. Nusantara kala itu.
Tapi sebelum kalian berpikir terlalu jauh saya mau membelokkannya ke jalan yang benar. Tulisan ini adalah tulisan tentang wisata malam Makassar yang tidak ada hubungannya dengan syahwat atau hal-hal yang mesum. Bukan! Wisata malam Makassar yang saya akan tulis di sini adalah wisata malam yang berhubungan dengan perut, bukan satu jengkal di bawah perut.
Jadi begini, Makassar ini termasuk kota yang juga akrab dengan kuliner plus penuh dengan orang-orang yang entah kenapa juga rajin makan bahkan ketika malam sudah makin larut. Dulu ada kawan orang Bogor yang pindah ke Makassar karena menikah dengan gadis Makassar. Kepada saya si kawan orang Bogor ini pernah mengungkapkan keheranannya ketika tengah malam buta pintu kamarnya diketuk iparnya yang membawa seporsi mie kering.
“Gila, jam 12 malam gua disodorin makanan! Yah mending gua tidur.” Kata teman itu.
Di kota lain tempat makan yang buka sampai tengah malam atau bahkan sampai subuhpun pasti ada, apalagi kota besar. Tapi bedanya kalau di kota lain (yang saya tahu) tempat makan yang buka nyaris 24 jam itu sekaligus bisa dijadikan tempat nongkrong, kalau di Makassar tempat makan itu betul-betul hanya jadi tempat mampir untuk makan. Setelah selesai pengunjung langsung bergegas, entah pulang ke rumah, entah mencari tempat lain untuk nongkrong.
Nah, dari beberapa tempat makan betulan (bukan tempat nongkrong) yang paling laris dan fenomenal di kota ini setidaknya ada 3 yang jadi favorit saya. Ini dia:
Mie kering.
Kalian yang bukan orang Makassar mungkin sudah pernah mendengar mie kering khas kota Makassar. Bentuknya sepintas mirip ifu mie tapi rasanya agak berbeda karena mie yang ini memang khas orang Tionghoa keturunan yang hidup di Makassar selama berabad-abad.
Mie kering dulunya hanya bisa ditemukan selepas maghrib sampai jauh malam, tapi sekarang mie kering sudah mulai buka dari pagi. Dulu warung mie kering ini paling laku justru ketika malam semakin larut, apalagi di malam Minggu selepas bubaran midnite show di bioskop. Ketika itu kita harus antri berdiri di samping orang yang sedang makan hanya supaya bisa dapat tempat duduk.
Makin lama mie kering yang terkenal di Makassar mulai membuka cabang dan tidak terpusat di satu tempat saja. Ini membuat mie kering jadi tidak sesesak dulu lagi meski tetap saja pengunjungnya berjejal ketika malam makin larut.
Ada banyak pilihan warung mie kering yang bisa dinikmati sebagai bagian dari wisata malam Makassar ini, soal mana yang terbaik semua kembali ke selera masing-masing saja.
Coto Bagadang.
Sebenarnya ini coto biasa yang ditambah kata bagadang atau begadang. Dulu coto hanya laku disantap di jam brunch atau antara sarapan dan makan siang, tapi sekarang kebiasaan itu bergeser. Coto bisa disantap kapan saja, bahkan sudah banyak yang begadang dan buka 24 jam.
Penggemar coto di tengah malam buta juga tidak sedikit. Beberapa warung coto yang buka 24 jam terbukti tetap ramai dikunjungi orang meski jarum jam sudah melewati waktu pergantian hari. Kalau tersesat di tengah malam di kota Makassar dan rasa lapar mendera, bolehlah mengunjungi beberapa warung coto 24 jam di sekitaran Jl. AP Pettarani.
Songkolo Bagadang.
Songkolo kalau di Jawa mungkin namanya nasi ketan hitam. Bahannya memang beras ketan hitam yang dimasak lalu disajikan dengan parutan kelapa yang dicampur gula merah di bagian atasnya. Sebagai pelengkap songkolo disajikan dengan ikan teri goreng kecap dan tentu saja sambal khusus.
Di Makassar ada satu warung songkolo bagadang yang paling terkenal, namanya songkolo Alhamdulillah yang terletak di sekitaran daerah Antang. Songkolo bagadang Alhamdulillah sudah jadi semacam legenda untuk para penggemar kuliner malam di kota Makassar. Warung kecil di gang sempit ini selalu saja ramai dengan pengunjung meski malam sudah makin larut dan dingin makin menggigit. Pengunjungnya beragam, dari supir taksi, anak mahasiswa yang sedang begadang serta warga biasa yang kelaparan tengah malam.
Oh ya, kalau ke SulSel setidaknya lima hal ini bisa kamu lakukan loh!
Nah itu tiga makanan favorit saya ketika malam makin larut dan perut sedang tidak bisa kompromi. Jadi kalau sempat mengunjungi Makassar dan berniat berwisata malam, bolehlah memilih satu atau malah tiga macam makanan di atas. Ingat ya, wisata malamnya jangan yang macam-macam. Karena yang macam-macam itu dilarang sama bang Haji [dG]
mie titi bolevard.
coto bagadang fly over.
Songkolo bagadang antang.
ada juga mie bagadang tp lupa di mana dl di liput di tv…
Akumau cotonya kelihatan maknyusss
Saya benci coto Makassar, karena nyarinya susah banget di kota Bandung.. sebel..! Warga sunda pada kesusahan nyari makanan enak ini!