Samalona, Surga Kecil di Spermonde

Samalona

Mudah-mudahan pihak Pemda tergerak hatinya untuk menyelamatkan Samalona sebelum surga kecil di Spermonde ini hilang ditelan alam.

Matahari bersinar terang pagi itu, Sabtu 7 April 2012. Saya dan beberapa teman sudah berkumpul di dermaga Kayu Bangkoa yang berada tepat di bibir Selat Makassar, tidak jauh dari pantai Losari. Dermaga tua itu adalah gerbang menuju beberapa pulau di luar kota Makassar. Tepatnya di gugusan Spermonde.

Beberapa perahu kayu bermesin tempel menanti penumpang. Terombang-ambing oleh riak gelombang kecil. Sebuah perahu kayu besar merapat, menumpahkan ratusan penumpang dari dalam tubuhnya. Mereka adalah orang-orang yang baru datang dari pulau Barrang Lompoa, pulau terbesar berpenghuni di gugusan Spermonde.

Hari itu saya dan teman-teman dari Anging Mammiri meluangkan waktu untuk mengunjungi pulau Samalona. Berawal dari kicauan seorang teman di Facebook tentang kerinduannya akan lautan, teman-teman yang lain segera merespon dengan sebuah rencana untuk mencicipi lautan di akhir pekan yang panjang. Gayung bersambut, dan banyak yang semangat untuk ikutan.

Samalona adalah pulau kecil berjarak sekitar 7 KM dari kota Makassar, ditempuh dengan kapal kayu bermesin tempel selama kurang lebih 30 menit. Pulau ini sudah lama terkenal. Tahun 1990an, musisi reggea Indonesia, Alm. Imanez pernah membuat lagu dengan judul Samalona.

Bermain di pasir putih

Samalona memang cantik. Pasir putih menghampar di sekujur tubuh pulau ini, bersanding dengan air laut yang bening dengan warna mulai dari biru muda di bagian yang dangkal, hijau tosca di bagian yang lebih dalam dan warna biru tua di bagian yang sangat dalam. Banyak orang yang memanfaatkan waktu untuk bersantai di sana.

Mereka datang entah hanya sekadar berenang dan bermain pasir, snorkling, main jet ski atau bahkan diving. Di sekitar Samalona memang banyak spot diving yang katanya cukup menawan untuk dipandang.

Ada satu pemandangan yang mengiris ketika kemarin saya kembali menginjakkan kaki di Samalona. Ada bagian yang tergerus gelombang dan hilang. Di sebelah utara pulau dulu ada sebuah rumah panggung dan hamparan pasir putih, tapi kemarin rumah panggung itu sudah hilang. Hamparan pasir putihnyapun sudah berubah jadi lautan lantai.

Yang hilang ditelan pasang

Abrasi air laut memang jadi masalah utama di pulau-pulau kecil di perairan Spermonde. Karena posisinya yang landai, mereka jadi rentan untuk disapu gelombang. Menurut seorang pengamat kelautan, tahun 2030 nanti Indonesia akan kehilangan ribuan pulau-pulau kecil, dan Samalona adalah salah satunya.

Kondisi ini sangat memprihatinkan tentu saja. Membayangkan pulau kecil ini hilang ditelan gelombang rasanya sungguh disayangkan. Samalona begitu indah, pasir putih dan pantai dengan air lautnya yang jernih begitu memikat, cocok untuk melepas lelah bersama sahabat, keluarga dan orang-orang yang disayang. Mudah-mudahan pihak Pemda tergerak hatinya untuk menyelamatkan Samalona sebelum surga kecil di Spermonde ini hilang ditelan alam.

Oh ya, pada gelaran Kopdar Blogger Nusantara 2012 nanti Samalona jadi tujuan wisata untuk teman-teman yang datang dari luar kota Makassar. Kami akan mengajak teman-teman untuk menikmati surga kecil di Spermonde ini.

Semoga kita bisa menikmatinya, selagi sempat.

[dG]