Family Gathering di Pulau Kodingareng Keke

Kodingareng Keke
Personil lengkap Family Gathering (foto by:Rizved)

Untuk kesekian kalinya, komunitas Blogger Makassar-AngingMammiri– mengadakan family gathering. Kali ini tujuannya adalah pulau Kodingareng Keke, sebuah pulau cantik tak berpenghuni di luar kota Makassar.

Kamis, 2 Juni 2011. Jam 8 pagi belasan anggota Anging Mammiri sudah bersiap di dermaga Kayu Bangkoa. Dermaga Kayu Bangkoa adalah dermaga penyeberangan yang jadi pintu menuju berbagai pulau di luar kota Makassar. Beragam kapal terparkir di sana, dari kapal kecil bermesin satu hingga kapal besar yang mampu memuat ratusan penumpang.

Menjelang pukul setengah sembilan, hampir semua peserta family gathering sudah berkumpul. Saya dan Nanie sudah melakukan negosiasi dengan Dg. Tayang, seorang pemilik kapal penyeberangan. Awalnya oleh Daeng Tayang kami dipatok harga Rp. 600.000,- per kapal untuk menuju pulau Kodingareng Keke. Jelas harga yang sangat mahal dan tidak terjangkau. Setelah proses tawar-menawar akhirnya disepakati harganya jadi Rp. 400.000,- harga yang masuk akal.

Sebagai perbandingan, jarak tempuh ke pulau Kodingareng Keke adalah sekitar 1 jam perjalanan. Lebih lama 15 menit dari pulau Samalona yang harga sewa kapalnya Rp. 300.000,-

Karena jumlah peserta yang lebih dari 30 orang maka kami menyewa 3 kapal karena satu kapal maksimal hanya memuat 10 sampai 12 orang tergantung berat badan. Cuaca sangat cerah ketika rombongan mulai meninggalkan dermaga Kayu Bangkoa. Lautpun tenang, tidak ada riak gelombang sehingga perjalanan kami jadi makin lancar.

Perahu menuju Kodingareng Keke (foto by:Herman Laja)

Sekitar sejam kemudian kapal mulai merapat ke sebuah pulau yang dari jauh sudah terlihat begitu menggoda. Pulau kecil dengan lebar tak lebih dari 400 meter yang ditumbuhi beberapa pohon cemara. Airnya begitu bening kebiruan, dari atas kapal kami bisa melihat deretan karang yang begitu cantik dengan beberapa ekor ikan kecil yang berlarian ke sana ke mari. Pasir putihnya membuat mata agak silau, tapi sangat menggoda.

Rombongan mencari tempat teduh di bawah naungan pohon cemara dan menggelar spanduk serta backdrop bekas. Betul-betul terkesan seperti sebuah piknik keluarga. Santai dan hangat. Pulau Kodingareng Keke adalah pulau tak berpenghuni, beberapa tahun lalu ada seorang warga Belanda yang membuat villa kecil sebagai tempat peristirahatan, tapi sekarang villa tersebut sudah ditinggalkan dan hanya tersisa bekasnya saja.

Setelah mengisi perut sejenak dengan beberapa santapan ringan, termasuk kue pawa ( bakpao ) dan jalangkote yang dibawa khusus oleh Daeng Mappe dan keluarga, kami mulai membasahi diri di air laut yang begitu bening dan menggoda itu.

Karena lautnya yang bening dengan karang yang cantik maka tak elok rasanya kalau cuma berenang tanpa snorkling. Dengan bekal snorkling yang dibawa beberapa peserta dan snorkling sewaan, kami mulai mengintip kehidupan dasar laut yang dari atas terlihat menggoda itu.

Karang Indah di Bawah Laut ( foto by : Herman Laja )

Dan wuih, benar saja. Pemandangan lautnya sungguh cantik. Deretan karang beragam bentuk dan warna menjadi rumah bagi ratusan ikan dengan ragam bentuk yang juga tidak kalah cantiknya. Saya bisa melihat langsung karang yang bentuknya menyerupai otak manusia berwarna merah marun, atau karang yang berwarna biru terang. Ikan-ikannya juga beragam, saya tidak tahu apa namanya tapi yang jelas dari ikan yang berwarna putih atau abu-abu polos hingga ikan yang berwarna-warni semua ada.

Sayangnya saya tidak berbekal kamera bawah laut, padahal rasanya sungguh sayang kalau keindahan itu tidak diabadikan. Saya sampai tidak bosan-bosannya mengintip ke dasar laut, memperhatikan tingkah polah ikan yang lucu, berlarian di antara karang-karang yang cantik, bahkan ada yang sempat mengejar. Teriknya matahari sama sekali bukan halangan, semua begitu ceria menikmati indahnya laut dan pantai Kodingareng Keke. Mereka yang tak sempat snorkling juga cukup puas dengan hanya bermain air, berendam di bagian yang dangkal dan bermain pasir. Anak-anakpun dengan riangnya bermain pasir dan merasakan hangatnya air laut. Betul-betul sebuah gathering yang menyenangkan.

Cukup lama juga kami bermain dengan laut, sampai akhirnya sadar kalau perut mulai keroncongan. Akhirnya sekitar pukul setengah dua siang kami naik ke darat dan menikmati makan siang. Karena di pulau tidak ada air tawar jadi kami biarkan pakaian kering di badan sambil menunggu kapal tiba untuk menjemput kami.

Sambil menunggu kedatangan kapal yang akan mengantarkan kami kembali ke Makassar, seperti biasa kami bercanda dan berbagi cerita. Angin sepoi-sepoi yang menyejukkan ditambah dengan badan yang mulai terasa capek sehabis berenang dan snorkling membuat kami jadi begitu malas. Ingin sekali rasanya tiduran di bawah pohon sambil menikmati semilir angin dan deburan ombak.

Sekitar pukul 3 sore lebih kami akhirnya meninggalkan pulau. Di kapal menuju Makassar, tak ada lagi cerita yang bertebaran, sebagian besar penumpang seperti hendak terlelap, menahan kantuk karena badan yang capek dan godaan semilir angin.

Family gathering kali ini sungguh menyenangkan. Sebuah pengalaman baru di pulau yang indah. Malam harinya saya baru sadar kalau kulit punggung terasa sungguh nyeri akibat terbakar sinar matahari. Di twitterpun berseliweran keluhan para peserta tentang kulit yang terbakar dan kaki yang luka karena karang. Tapi ah, itu semua tidak ada artinya dibanding nikmatnya bermandi matahari, bermain air dan menikmati keindahan bawah laut di pulau Kodingareng Keke.

Berikutnya, pulau Kapoposang jadi tujuan..!!

Kodingareng Keke
Indahnya Pulau Kodingareng Keke (foto by:Herman Laja)

 

Kodingareng Keke
Pasir putih dan air laut yang jernih

 

Kodingareng Keke
Bermain pasir dan air laut