
TDKR memang tidak seperti The dark Knight yang berhasil membuat standar tinggi itu. TDKR sedikit berada di bawahnya
Selepas pemutaran The Dark Knight Rises, seorang anak berusia sekitar 5 tahun bertanya kepada sang ayah, ” Ayah, koq tidak anak-anak kecil sih?”
Sang ayah menjawab, ” Iyya, soalnya ini berantemnya bukan buat anak kecil”
Sang anak mungkin sudah terbiasa mendengar tentang sang superhero bernama Batman, manusia kelelawar dari kota Gotham. Sang anak mungkin membayangkan aksi sang super hero seperti di film-film kartun yang kadang berseliweran di stasiun televisi.
Tapi Batman di tangan Chris Nolan bukan superhero biasa. Batman memang berbeda, dia sudah terlanjur akrab dengan kegelapan dan segala hal yang sangat rahasia. Tapi, Nolan membuatnya jadi terasa lebih berat dan lebih gelap. Nolan pertama menggarap Batman dalam kisah: Batman Begins, dari besutan pertamanya sudah terasa kalau Batman tampil dalam wajah yang berbeda, tidak seperti Batman yang lebih dulu tampil.
Hasil keringat Nolan mencapai puncaknya ketika di film keduanya ; The Dark Knight muncul seorang bintang yang membuatnya tampil sempurna: Heath Ledger. Si almarhum memerankan Joker dengan sangat mulus, menciptakan sebuah standar baru untuk tokoh penjahat dalam sebuah film super hero.
Empat tahun kemudian, Nolan kembali menggarap film Batman setelah sebelumnya sukses dengan Inception yang juga hadir dengan sebuah cerita dan penggarapan yang tak lazim. Kali ini Nolan hadir dengan trilogi Batman dan tentu saja dengan sebuah standar baru yang dinantikan orang.
Kisah dibuka dengan suasana kota Gotham bertahun-tahun setelah Joker berhasil disingkirkan dan kedamaian didatangkan kembali meski warga Gotham harus rela kehilangan seorang figur yang mereka idolakan: Harvey Dent.
Menjadi kambing hitam dan korban salah persepsi adalah hal yang biasa terjadi pada para super hero bertopeng, begitu juga dengan Batman. Tudingan sebagai pembunuh sang idola Harvey Dent ditujukan kepadanya. Suasana berubah, semangat dalam diri sang manusia kelelawarpun meredup dan membuatnya menghilang.
Tapi superhero tetaplah superhero. Kejadian menggelinding dan membuatnya kembali meski harus menghadapi penegak hukum yang justru mengejarnya.
Ada banyak intrik dalam The Dark Knight Rises, bukan hanya intrik antara sang pembela kebenaran melawan sang pembuat onar, tapi juga tentang pertarungan antar pribadi yang bergeser. Dalam kehidupan seseorang selalu ada pemikiran-pemikiran baru yang muncul, selalu ada idealisme dan pola pikir yang bergeser. Suka atau tidak suka ini akan menjadi sebuah potensi terjadinya gesekan antar individu, bukan hanya yang baru kenal tapi juga mereka yang sudah bersama-sama nyaris sepanjang hidupnya.
Dalam TDKR, semua itu ditunjukkan. Bagaimana kebersamaan, kepercayaan dan rasa sayang bisa berubah karena kondisi. Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi dan kita sebagai manusia hanya bisa menjalaninya, bahkan seorang superhero sekalipun.
TDKR memang tidak seperti The dark Knight yang berhasil membuat standar tinggi itu. TDKR sedikit berada di bawahnya, karakter kuat dikembalikan ke Bruce Wayne setelah sebelumnya nynaris seluruh film dikuasai oleh Joker. Di TDKR, cerita memang lebih banyak berputar di dalam sosok Bruce Wayne, tentang pertentangan dan segala intrik yang terjadi dalam kehidupannya. Kehidupan sebagai Bruce maupun kehidupan sebagai sang manusia kelelawar.
Singkatnya, TDKR bukan film superhero. Ini lebih pas disebut sebagai film drama yang menyelipkan sedikit adegan perkelahian. Kisah TDKR seolah memberi teori baru kalau sebenarnya Batman bukan manusia super, dia hanya manusia biasa yang juga punya ragam masalah dalam hidupnya, manusia biasa yang tak seluruhnya bisa nyaman dengan kehidupannya sendiri.
Apapun itu, TDKR adalah karya perpisahan yang menakjubkan untuk Nolan yang kabarnya sudah pasti tidak akan menggarap lagi sequel dari Batman. Saksikan atau anda akan menyesal.
[dG]??
Memang setahu saya sejak dulu film2 Batman tak menampilkan kisah superhero. Dibalik ceritany pasti terselip kisah ribet dan mengharukan. Sangat beda dengan superhero lainnya yang pantes ditonton anak2. Nice review, jarang2 ada penilaian begini 🙂
Hahaha, saya sempat tertidur!