Auch, Susahnya Belajar Logat Makassar [1]

Pulau Lae-Lae di sebelah luar pantai Losari

Sebenarnya saya pernah menulis postingan yang sama di sini, tapi saya merasa tertarik memperbaiki tulisan tersebut agar lebih gampang dicerna.

Kerepotan terbesar bagi para pendatang ( utamanya dari Jawa ) saat tiba di Makassar dan sekitarnya adalah pada bahasa. Di kota Makassar, sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Indonesia dengan logat khas. Dan di logat itu terdapat beberapa partikel khas yang bila tidak dicerna dengan baik bisa menimbulkan kebingungan bahkan salah sambung.

Beberapa partikel dalam kalimat tersebut adalah : MI, PI, JI dan KI. Khusus untuk postingan ini saya mau coba memaparkan lebih jauh tentang partikel MI dan cara penempatannya karena partikel ini biasanya yang paling sering digunakan dan paling sering membingungkan.

Contoh kalimatnya begini :

1. Itu ada kue di meja, makan mi

2. Bagaimana anakmu, besar mi ?

Kedua kalimat di atas sama-sama menggunakan partikel MI meski artinya berbeda. Saya akan coba jelaskan dengan bahasa yang sederhana karena sebenarnya saya juga tidak terlalu mengerti tentang teori-teori bahasa. Mudah-mudahan bisa dimengerti.

Pada kalimat pertama, partikel MI ditaruh di belakang kata kerja makan. Partikel ini kemudian membuat kalimat tersebut sebagai kalimat mempersilakan atau kasarnya, menyuruh. Jadi kalimat di atas maknanya sama dengan : Di meja itu ada kue, silakan dimakan.

Sementara itu pada kalimat kedua, partikel MI ditaruh di belakang kata sifat dan berada dalam sebuah kalimat tanya. Di sini partikel MI mempersingkat kalimat tanya tersebut. Aslinya kalimat nomor dua itu berbunyi : Bagaimana anakmu, apa sudah besar ?

Nah, dengan penggunaan partikel MI maka kalimat itu kemudian dipersingkat seperti di atas. Partikel MI menjadikan kata sifat besar menjadi sebuah pertanyaan, sudah besar apa belum ?

Dua kalimat di atas mungkin masih gampang dicerna karena toh masih menggunakan bahasa Indonesia yang benar strukturnyapun masih relatif baku. Bandingkan dengan kalimat di bawah ini :

A. Makan mi itu kue di meja

B. Bagaimana mi anak mu ? besar mi ?

Kalimat A artinya sama dengan kalimat nomor 1 sebelumnya, bedanya hanya pada strukturnya saja. Kalau kalimat nomor 1 relatif masih bisa dicerna karena strukturnya masih lumayan baku, tapi pada kalimat A strukturnya jelas sudah kacau dan benar-benar sudah produk asli Makassar. Anda yang belum terbiasa dengan logat Makassar mungkin akan sedikit bingung. Dan itu hal yang biasa koq.

Sementara itu kalimat B artinya sama dengan kalimat pada nomor 2 di atas. Bedanya, pada kalimat B meski strukturnya masih lumayan rapih, penggunaan partikel MI-nya ada dua. Ini sekedar untuk mempertegas kalimat tanya.

Kadang saya juga agak bingung ketika ada teman pendatang yang bertanya banyak soal penggunaan partikel MI ini, belum lagi partikel-partikel lain yang saya sebut di atas. Kami tahu cara memakainya berdasarkan insting, tapi untuk menerangkannya secara ilmiah kadang jadikesulitan sendiri.

Makanya tidak heran kalau logat SulSel itu agak repot untuk digunakan oleh para pendatang. Butuh waktu yang lama dan proses yang panjang sebelum penggunaan partikel tersebut bisa diletakkan pada tempatnya. Itu baru penggunaan partikel, belum kata-kata khusus yang dimodifikasi sesuai kebiasaan orang SulSel.

Ah, sudah mi deh. Lain kali pi lagi saya jelaskan ki tentang partikel-partikel yang lain. Itu mo dulu.

Hahaha, mudeng nggak sih ?