Seperti Sebuah Tim Sepakbola

Zinedine Zidane, duta Danone Nations Cup 2007
Zinedine Zidane, duta Danone Nations Cup 2007

Setiap mendengar kata Danone, yang terbayang di kepala saya adalah sekumpulan anak-anak kecil yang bermain sepak bola dengan semangat. Danone buat saya sangat akrab dengan kata sepakbola.

Tahun 1990an Danone akrab dengan tim Juventus yang kala itu punya dua bintang yang bersinar terang, Zinedine Zidane dan Alessandro Del Piero. Danone jadi sponsor utama mereka, logonya terpampang jelas di salah satu klub terbaik di liga Italia itu. Danone juga tentunya akrab dengan tim nasional Perancis, negeri asal mereka.

Sejak 2000, Danone menginisiasi Danone Nation Cups yang mempertemukan pesepakbola cilik dari berbagai belahan dunia yang saling mengadu kemampuan untuk menjadi juara. Indonesia jadi salah satu pelanggan tetap kejuaraan ini dan bahkan sudah sering mengejutkan dengan kemampuan jagoan ciliknya meski belum sampai ke level tertinggi.

Karena keakraban Danone dengan sepakbola inipula sampai saya membayangkan lingkungan kerja yang dikelola seperti managemen besar mengelola klub profesional. Praktis, efisien dan tentu saja profesional.

Performa sebuah tim sepakbola sangat bergantung pada seorang manager pelatih. Dialah sosok sentral yang membuat grand design dari tim yang dia pegang. Sepakbola modern juga menuntut seorang manager pelatih tidak hanya paham strategi bermain di lapangan hijau, tapi juga paham bagaimana mengatur manajemen umum sebuah tim. Para manager di Danonepun harus seperti itu. Langkah pertama adalah paham betul potensi pemain (dalam hal ini adalah karyawannya), paham materi yang mereka miliki dan tentu saja bisa meramu strategi yang pas untuk menghadapi persaingan dengan produk pesaing.

Tim sepakbola yang besar didukung oleh management yang bergerak seperti bagian-bagian mesin yang saling melengkapi. Ada tim pelatih, ada tim medis dan tentu saja ada tim yang mengurusi keuangan dan urusan administrasi. Saya membayangkan Danonepun akan seperti itu. Tim pelatih adalah mereka yang punya kapasitas dalam bidang masing-masing, tahu apa yang mereka kerjakan dan paham rintangan yang mereka hadapi. Tim medis dalam lingkup Danone adalah mereka yang memastikan para karyawan tetap sehat, fisik maupun mental. Percuma jika hanya sehat secara fisik tapi tertekan secara mental karena potensi maksimal tentu tidak akan keluar.

Sportifitas adalah kunci keberhasilan. Banyak klub yang disanjung bukan hanya karena prestasi tapi juga karena sportifitas mereka. Mengakui keunggulan lawan dan tidak mencari kambing hitam atas kegagalan. Sportifitas dalam tubuh tim juga perlu, ketika ada yang salah tak perlu mencari kambing hitam. Akui jika memang ada kekurangan dan berbesar hati untuk memperbaikinya. Pasti menyenangkan jika hal seperti ini juga diterapkan dalam tim bernama Danone.

Dan akhirnya, kerjasama tim di atas segalanya. Bintang di dalam tim adalah hal yang biasa, tapi karena ini permainan tim maka seorang bintang hanya jadi pelengkap. Tidak ada bintang yang bisa bermain sendirian sehebat apapun dia. Danonepun seperti itu, tidak akan bisa berjaya tanpa kerjasama solid antar semua tim dan semua lini.

Sepakbola modern tidak lagi sesederhana dulu. Management yang ketat dan profesional adalah kunci kesuksesan. Danone bisa belajar banyak dari olahraga yang lekat dengan namanya itu. Danone bisa jadi besar jika mereka mau mencontoh bagaiman tim besar mengelola management mereka. Pasti menyenangkan bekerja di sebuah perusahaan yang profesional dan dikelola seperti sebuah tim sepakbola besar.

Inilah #DanoneWishlist saya [dG]