Mereka Mencambuk Saya

Setelah kemarin saya bercerita tentang blogger dan blog yang menginspirasi saya untuk jadi seorang blogger, maka hari ini saya mau cerita tentang blogger dan blog yang selalu mencambuk saya dengan berbagai kelebihannya. Cambukannya seperti memaksa saya untuk jadi lebih baik dalam menulis dan ngeblog.

Denun.Net

Denun.Net

Bapak kelahiran Galesong, kabupaten Gowa Sulawesi Selatan ini adalah salah satu blogger favorit saya. Kami pertama kali bertemu sekitar tahun 2006. Waktu itu beliau sedang berada di Aceh, bergabung dengan sebuah LSM dalam rangka pemulihan Aceh pasa tsunami.

Lelaki ini berlatar belakang sarjana kelautan, tak heran kalau dia begitu mencintai laut. Bisa dibilang laut adalah istri pertamanya. Dia begitu concern pada isu-isu kelautan, ekosistem laut dan pengembangan daerah pesisir. Aktif di berbagai LSM berlatar kelautan dan pengembangan masyarakat pesisir membuatnya banyak bersentuhan dengan akar rumput.

Bagi pekerja LSM lainnya, kesempatan seperti itu mungkin hanya dilihat dari sudut pandang pekerjaan. Sesuatu yang dilakukan karena memang sudah tuntutan pekerjaan. Daeng Nuntung ( begitu kami menyapanya ) membingkai pengalaman itu dalam bingkai yang berbeda. Dia menuliskannya di blog, sebagai dokumentasi dan bukti nyata tentang kepeduliannya.

Hebatnya lagi, dia tidak menuliskannya dengan cara yang biasa.

Sejak beberapa tahun yang lalu, Daeng Nuntung punya impian membuat tulisan bergenre jurnalisme sastrawi dan kemudian tekun untuk mengembangkan kemampuannya. Pergulatan kami dalam komunitas citizen journalism membuat kami sama-sama saling belajar meningkatkan kualitas tulisan. Sama-sama belajar tapi kemudian saya merasa dia jauh meninggalkan saya. Kemampuannya meningkat tajam, sangat tajam malah.

Koran lokal sudah berkali-kali ditembusnya, pun surat kabar berskala nasional. Bahkan situs OhMyNews.com yang merupakan situs citizen journalism yang berbasis di Korea Selatan telah pernah menayangkan tulisannya. Sungguh sebuah pencapaian yang membuat saya kagum.

Daeng Nuntung mencambuk saya, mengingatkan saya untuk terus meningkatkan kualitas. Bukan sekedar membuat tulisan yang kejar tayang. Tapi tulisan yang berkualitas, seperti yang selalu dibuatnya.

indobrad.wordpress.com

Indobrad

Saya lupa kapan pertama kali mengenal beliau. Awalnya hanya saling mengunjungi blog, berbalas komentar dan kemudian makin akrab ketika bertemu di Pesta Blogger 2010. Opa Brad, demikian kami memanggilnya meski sebenarnya dia belum setua itu.

Dari awal saya kagum pada tulisannya. Dia mampu membuat tulisan panjang yang mengalir tanpa membosankan pembacanya. Saya melihat ada kesamaan antara Opa Brad dengan Daeng Nuntung, sama-sama penulis yang serius yang tidak main-main dengan dengan tulisan yang diciptakannya.

Belakangan Opa Brad mulai berevolusi, tulisan yang panjang kemudian dipendekkannya menjadi tulisan yang lebih ringkas tanpa kehilangan mutunya. Buat saya ini sulit. Saya yang terbiasa menulis panjang-panjang selalu menemukan kesulitan ketika menulis postingan yang pendek dan tetap berisi.

Satu lagi yang membuat saya mengaguminya plus selalu merasa tercambuk. Konsistensi dan kontinuitasnya dalam menulis yang membuat saya bertekad untuk posting setiap hari selama sebulan penuh tanpa terpotong. Saya kagum pada luasnya lautan ide yang dipunyainya. Tak pernah kering, selalu ada saja yang melintas di kepalanya untuk ditulis.

Nah, teman-teman itulah dua blogger yang saya anggap selalu berhasil mencambuk saya dengan caranya masing-masing. Daeng Nuntung dengan kualitasnya dan Opa Brad dengan konsistensinya. Andai saya bisa menggabungkan keduanya, wah tentu hasilnya akan luar biasa.

Menyenangkan bila kita bisa menjadikan satu-dua orang sebagai sosok panutan, menempatkan mereka sebagai pemberi semangat, meski mereka mungkin tidak menyadarinya. Bagaimana dengan teman-teman ? Adakah sosok yang bisa mencambuk kalian untuk jadi lebih baik ?