Menanti Sunset di Losari
Pantai losari adalah ikon kota Makassar. Berkunjung ke Makassar tanpa mengunjungi salah satu pusat keramaian di kota Makassar ini rasanya kurang lengkap.
Pantai yang memanjang di sebelah barat kota Makassar ini punya banyak cerita. Dulu sekitar tahun 80-90an, Losari terkenal dengan ratusan gerobak pedagang yang berjejer di pantai sepanjang kurang lebih 2 KM itu.
Belakangan Losari dirombak. Tidak ada lagi jejeran pedagang tersebut. Pada awalnya para pedagang direlokasi ke jalan Metro Tanjung Bunga, masih dalam kawasan pantai Losari sekitar tahun 2001. Relokasi ini hanya bertahan beberapa lama karena berikutnya para pedagang dipindahkan lagi ke kawasan pantai laguna, juga masih dalam kawasan pantai Losari.
Lokasi yang baru rupanya tidak bersahabat dengan para pedagang, menyusul dimulainya perombakan wajah pantai Losari yang sempat menuai pro dan kontra, sinar para pedagang mulai meredup. Pantai laguna yang tersembunyi dan tidak menghadap ke lautan lepas membuat orang makin enggan berkunjung ke sana hingga pelan-pelan para pedagang memencarkan diri mencari kehidupan lain yang lebih bagus.
Losari yang rencananya akan dibagun dengan 3 buah pelataran ( Bugis, Makassar dan Toraja ) terus berbenah di bawah tudingan beberapa pihak yang merasa kalau pembangunan pelataran itu sebenarnya mengingkari hakekat sebuah pantai. Yah, di sana anda tidak akan menemukan sebuah garis pantai yang lengkap dengan ombak dan pasirnya. Anda hanya akan menemukan beton, karang dan aspal.
Meski begitu publik juga tidak bisa menutup mata kalau anjungan losari yang sudah beroperasi (satu di antara 3 yang direncanakan ) setidaknya telah menjadi tempat berkumpul warga kota Makassar sekaligus menjadi pusat untuk berbagai keramaian.
Salah satu yang keunikan dari Losari adalah sunsetnya. Meski tak berpasir, tapi menanti sunset di Losari bisa mendatangkan sensasi tersendiri utamanya bila cuaca dan awan mendukung.
Berikut adalah rekaman sunset di Losari yang saya rekam ketika berkesempatan menghabiskan waktu menunggu buka puasa di hari Sabtu (6/8) kemarin.
Salah satu keunikan sebuah kota memang dari pantainya, dan kota tanpa pantai rasanya kurang lengkap, beruntunglah Makassar punya Pantai Losari yang begitu termasyhur..
Kapan ya bisa ke Losari? *bertanya pada Daeng*
hayo, kapan bisanya..saya mah nunggu aja 😀
Wih..tawwa..kerenna
Kapan lagi ke Losari
Belipi dulu orang DSLR baru bisa belajar 😀
kita iyya, ndak datangki itu hari..
waaaah ipul ke Losari sama siapaaaaaa?! 😀
sama kakak Anbhar, kakak Nanie, kakak Tika dan adek Nadaa..:P
bener tuh Nadaa diajak? 😛
PERTAMAX…
Cantik2 tawwa fotona..apalagi klo ndak siluetki itu modelna…
*wink*
Om potograper, ajarin motret sekalian Traktir dulue kodong makan nasgor merah di Losari…:)
eh ada di atas ta’ deRus, jadi Keduax aja ya hehehehe
bagus tawwa foto foto na *jempol*
hehehe, makasih Oom untuk pujiannya..
hayo, kapan mau sama2 belajar..?
sambil makan pisang ijo ? 😀
|| Check Out…
apa yg mau di-check out ? 😛
apik dab !
suwun dab..!
Daeeeeeeeeeeeeeng
Mbok aku dijak mlaku2 neng kono 😀
*menanti kiriman tiket* #disepak hihi
hehehe, ditunggu ya mbak..
masak jalan2nya ke Jogja thok..
cek harga tiket ke Makassar, buat ngerayain 2nd anniversary
hahahaha … kayak yang iya aja hihhiihi
Insya Allah..suatu saat nanti bisa kesampaian 🙂
Fotooonyaaa mantabh, daeng!