Liburan Ke Mana Akhir Tahun Ini?

Suatu hari di Bedugul
Suatu hari di Bedugul

Bicara soal liburan, entah kenapa sampai sekarang saya belum ada niatan untuk berlibur ke luar negeri. Iya, alasan utamanya tentu saja uang.

“Pengen liburaaann!!” sebaris kalimat itu ditumpahkan seorang kawan di grup chatting Anging Mammiri. Dengan cepat barisan kata itu seperti api yang dilempar ke tumpukan jerami. Baranya membakar tumpukan jerami dalam bentuk balasan yang semuanya berisi keinginan untuk liburan. Sebagian terang-terangan mengaku juga ingin berlibur, sisanya menawarkan solusi untuk berlibur termasuk tautan ke beberapa toko tiket daring.

Akhir tahun sudah dekat dan entah sejak kapan masa berakhirnya penanggalan masehi jadi salah satu alasan untuk mencocokkan jadwal liburan. Berlibur, istilah kerennya. Mungkin karena sebagian besar orang memang sudah cukup suntuk dengan beban pekerjaan sepanjang tahun dan akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk menuntaskannya dalam bentuk liburan. Kalau komputer, mungkin ini waktu yang tepat untuk restart setelah sekian lama terpakai.

Dari deretan liburan, tempat-tempat eksotis yang jauh dari tempat tinggal jadi pilihan utama. Ada Jogja, ada Bali dan bahkan ada kota-kota lain yang mengharuskan kita menyediakan passport seperti Singapura dan Kuala Lumpur. Ekonomi memang makin membaik, orang Indonesia jadi mulai terbiasa dengan istilah liburan, jalan-jalan, traveling, backpacking atau apapun namanya. Dulu istilah itu hanya punya mereka yang benar-benar berkantong tebal, tapi syukurlah karena sekarang makin banyak orang yang merasa berhak menikmati kata-kata itu.

Saya sendiri memang sedang merancang liburan akhir tahun, tapi alasan utamanya bukan untuk saya tapi untuk anak-anak yang saya tahu selama 6 bulan ini suntuk dengan kegiatan sekolahnya. Saya malah sempat membuat status di Facebook yang isinya bosan liburan dan malah ingin sekali bekerja. Terus terang status itu saya buat secara bercanda meski belakangan saya mengamininya juga. Sejak berhenti jadi karyawan saya memang merasa hidup saya kebanyakan liburannya, tentu karena membandingkan pola kerja yang tidak teratur dan santai ini dengan pola kerja dulu yang teratur dan disiplin.

Akhir tahun ini rencana liburan saya tidak muluk-muluk, hanya sekadar mengunjungi anak-anak di Kebumen sana dan mungkin membawa mereka jalan-jalan ke kota terdekat. Tadinya ada rencana membawa mereka ke Karimun Jawa, tapi waktu yang mepet dan dompet yang seret kemungkinan besar mengubah rencana itu. Tak apalah, yang penting bisa menghabiskan waktu bersama mereka sudah cukup.

Bicara soal liburan, entah kenapa sampai sekarang saya belum ada niatan untuk berlibur ke luar negeri. Iya, alasan utamanya tentu saja uang. Mungkin niat saya akan berbeda kalau saja jumlah angka nol di tabungan saya berderet panjang. Tapi dengan tabungan yang tak seberapa, liburan ke luar negeri jadi pilihan ke sekian meski sebenarnya kalau mau bisa saja dipaksakan.

Tapi sungguh, saya bukan tipe orang yang menjadikan liburan ke negeri lain sebagai prioritas. Suatu waktu saya bahkan pernah berucap tidak akan keluar negeri dengan biaya sendiri sebelum saya menyentuh Raja Ampat. Sekadar ucapan, tidak sampai menjadi janji atau sumpah. Tahun lalu saya bahkan melewatkan 2 undangan gratis ke Malaysia dan Singapura karena memang sama sekali belum tertarik mengunjungi dua negara itu. Entah kalau misalnya tiba-tiba ada yang mengundang liburan atau sekadar jalan-jalan ke Afghanistan, duh! Saya pasti akan susah menolak.

Yah, apapun tujuan liburan Anda akhir tahun ini semoga semua dilancarkan. Tidak sempat liburanpun tak mengapa, yang penting kita tetap sehat dan bisa menikmati hidup dengan cara sendiri. Menikmati hidup bukan cuma dengan cara berlibur kan? Jadi apapun caranya, kita nikmati saja hidup yang kadang terasa singkat ini. Dan kenapa tiba-tiba saya jadi seperti motivator? Mungkin ini tanda saya juga butuh liburan! [dG]