The Battle Of Britain

Aksi Rooney Ketika Menjebol Gawang Liverpool

Inggris mengklaim diri sebagai tuan rumah sepakbola, pusat sepakbola modern dan tentu saja pemilik liga terbaik di dunia. Dan pertarungan paling panas sepanjang tahun adalah tentu saja sebuah pertarungan klasik antara dua klub penguasa EPL, Manchester United dan Liverpool.

Old Trafford, 11 Februari 2012. Begitu peluit akhir dibunyikan, pemain MU tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Mereka berhasil menaklukkan Liverpool dengan 2-1 sekaligus membalas kekalahan di piala FA. Patrice Evra bahkan mulai kebablasan. Lelaki keling berkewarganegaraan Perancis itu melakukan selebrasi tepat di depan Luis Suarez, lelaki asal Uruguay yang jadi tulang punggung Liverpool.

Rivalitas Evra dan Suarez jadi title utama laga malam itu. Kasus penghinaan berbau rasis yang dilontarkan Suarez ke Evra pada pertemuan pertama jadi bulan-bulanan media. Suarez sudah menjalani masa hukuman dari FA, tapi publik belum sepenuhnya memaafkan. Keadaan tambah suram ketika di awal pertandingan Suarez menolak menjabat tangan Evra, meski Ferdinand juga melakukan hal yang sama, menolak menjabat tangan Suarez.

Suarez dan Evra hanya salah satu remah-remah kecil dalam laga yang selalu disebut orang sebagai Battle of Britain, laga penguasa Britania Raya.

Manchester United dan Liverpool, dua klub tanah Inggris yang dianggap paling sukses dalam sejarah sepakbola negeri ratu Elizabeth itu. Liverpool sudah lebih dulu menancapkan kejayaannya dengan menguasai title juara liga Inggris sebanyak 18 kali sebelum akhirnya disalip MU dengan 19 kali juara. Perolehan yang tentunya membuat Liverpool makin sakit hati dan terus menyimpan dendam pada rival dari utara itu.

Periode 1970an hingga 1980an, Liverpool bukan hanya menguasai Inggris tapi juga hampir menguasai Eropa. Ketika itu MU adalah klub medioker yang tengah membangun kembali masa-masa kejayaannya. Kemudian datanglah seorang pria dari Scotlandia, pria biasa yang tak punya reputasi sebagai pemain atau pelatih besar. Namanya Alex Ferguson.

Perlahan tapi pasti lelaki itu membawa MU ke puncak klasemen. Merebut satu demi satu trofi yang perlu mereka rebut. Di saat yang bersamaan di bagian selatan Inggris, Liverpool mulai turun ke tengah klasemen. Beragam pelatih datang dan pergi, hanya Rafael Benitez asal Spanyol yang berhasil membawa kembali trofi Liga Champion Eropa dan sedikit menyelamatkan wajah Liverpool.

Benitez juga akhirnya harus pergi. Gempuran Arsenal, Chelsea dan belakangan City membuat Liverpool tak ubahnya klub semenjana yang berusaha mengintip peluang masuk ke empat besar liga Inggris.

Tapi, meski Liverpool jauh dari titik pusat persaingan tapi mereka tetaplah Liverpool dengan kenangan manis yang tertoreh pada sejarah sepakbola Inggris. Alex Ferguson tidak bisa tenang setiap kali bertemu si merah. Tensinya akan tinggi setiap kali timnya bertandang ke Anfield atau Theatre of Dreams kedatangan tamu dari Anfield. Arsenal, Chelsea dan sekarang Manchester City hanyalah penghalang sementara. Bagi Sir Alex dan semua fans MU, Liverpool adalah penghalang abadi tak peduli seberapa buruk penampilan mereka.

Rivalitas kedua kubu sudah berlangsung lama, disinyalir bahkan sudah ada sejak jaman revolusi industri di Inggris pada abad ke 18. Manchester di Utara sebagai pusat industri baja dan Liverpool di selatan sebagai pusat pelabuhan. Persaingan ini merambah ke lapangan hijau, tempat di mana sepakbola bagi orang Inggris dianggap setara dengan agama dan stadion sebagai altar pemujaan.

Saking ketatnya persaingan mereka, direct transfer ( perpindahan pemain secara langsung ) terakhir terjadi pada April 1964 oleh Phil Cisnall dari MU ke Liverpool. Dua musim lalu Michael Owen yang produk Liverpool memang bergabung dengan MU, tapi sebelumnya dia sudah melanglang buana ke beberapa klub lain.

Old Trafford 11 Februari 2012 adalah pertemuan terakhir mereka musim ini. Aroma panas itu masih terasa, apalagi ada Evra dan Suarez yang jadi bahan bakarnya.

Bila Spanyol punya rivalitas abadi berbau politik antara Barcelona dan Real Madrid, maka Inggris punya the Battle Of Britain bernama Liverpool vs Manchester United. Rivalitas yang akan bertahan lama dan tentunya akan menghangatkan lapangan hijau.

Mari menantikan pertemuan mereka selanjutnya.

[dG]