Miley Cyrus Dan Candoleng-Doleng

Aksi Miley Cyrus di VMA
Aksi Miley Cyrus di VMA

Miley Cyrus bikin heboh dengan dandanan dan gayanya ketika tampil di MTV Music Award. Kontroversi Miley ini mengingatkan saya pada kontroversi serupa yang pernah muncul di Sulawesi Selatan. Namanya Candoleng-doleng.

Saya tidak kenal siapa Miley Cyrus karena selera musik saya sudah berhenti di penghujung 90an dan bergerak pelan setelahnya. Tapi nama ini terpaksa saya cari tahu di mesin pencari ketika jagad twitter heboh oleh ulahnya. Minggu lalu namanya mendadak jadi pembicaraan orang ketika dengan sangat provokatif dia beraksi di panggung MTV Music Award.

Dengan busana super minim, putri penyanyi country Billy Cyrus (ini pernah saya dengar namanya) berduet dengan Robin Thicke, Miley tampil dengan pakaian yang lebih menyerupai bra dan celana dalam saja. Apalagi karena warnanya dekat dengan warna kulitnya hingga sekilas dia terlihat seperti sedang bertelanjang. Tapi bukan cuma itu pemicu kontroversinya, adalah gaya Miley yang jadi sorotan. Selama beberapa menit dia membungkuk di depan Robin sambil menggerak-gerakkan bokongnya yang berada tepat di depan selangkangan Robin. Miley bahkan melengkapinya dengan lidah yang dipelet-peletkan seolah sedang menikmati sebuah persenggamaan. Jelas saja aksinya ini jadi perbincangan karena dilakukan di depan ribuan penonton di studio dan mungkin jutaan penonton lainnya di layar televisi.

Balik ke masa beberapa tahun silam. Ketika itu sebuah video pendek yang saya unduh di internet berhasil membuat saya dan beberapa teman ternganga. Video singkat ini menggambarkan aksi seorang wanita muda di tengah kerumuman penonton yang sebagian besar adalah pria. Ada musik dangdut koplo sebagai latarnya.

Harusnya ini jadi pemandangan biasa kalau saja si perempuan muda ini tidak melalukan sesuatu yang sangat luar biasa. Di depan tatapan mata puluhan (atau mungkin bahkan ratusan) penonton itu dia melepas pakaiannya satu persatu hingga benar-benar hanya tubuh bugilnya yang tersisa. Iya, benar-benar bugil! Dan dengan tubuh bugilnya itu sang penari mendekati seorang penonton pria berusia sekisar 40an tahun yang duduk di barisan depan lingkaran. Si penari yang seperti sedang kerasukan itu lalu bergoyang tak beraturan, bukan seperti layaknya penari profesional. Beberapa kali dia seperti sengaja memancing si bapak dengan gerakan yang sangat mengundang. Si bapak terlihat salah tingkah, mungkin karena suasananya yang ramai. Kalau suasananya berbeda saya yakin ekspresi si bapak juga berbeda.

Candoleng-doleng, inspirasi Miley Cyrus?

Aksi itu terekam dalam video yang diberi judul “candoleng-doleng baru”, dibuat sekira 3 tahun lalu ketika fenomena candoleng-doleng masih sangat ramai dibicarakan. Aksi yang ada di video ini memang yang paling parah karena pelakunya sudah benar-benar bugil dan aksinya dilakukan di siang hari dengan beberapa penonton anak-anak yang ikut menyaksikan.

Candoleng-doleng dalam bahasa Bugis berarti menjuntai-juntai, ada yang bilang asal katanya dari syair sebuah lagu dangdut yang diplesetkan dan diberi syair yang agak porno. Ada juga yang bilang kata ini disematkan karena payudara para penari memang menjuntai-juntai ketika melakukan aksinya. Entah mana yang benar.

Aksi candoleng-doleng (sumber: YouTube)
Aksi candoleng-doleng (sumber: YouTube)

Candoleng-doleng marak di beberapa daerah kabupaten Sulawesi Selatan sekira 3-4 tahun lalu. Mulanya aksi ini dilakukan malam hari ketika acara pesta pernikahan sudah tuntas digelar. Ketika semua tamu undangan sudah beranjak pulang dan tersisa beberapa penonton dewasa maka mulailah sang penyanyi memberikan aksi tambahan. Dalam aksinya penyanyi-penyanyi wanita ini akan melepas pakaian mereka dan menyisakan pakaian dalam sambil bergoyang mengikuti alunan lagu yang biasanya adalah lagu dangdut beraroma house music.

Faktor utama tentu saja adalah uang. Penyanyi yang berani tampil seperti itu akan diguyur tip berupa uang (meski untuk itu mereka harus rela diraba-raba) dari penonton dan grup mereka tentu saja akan terkenal dan siap-siap untuk kebanjiran tawaran. Satu yang memulai, tidak ada yang melarang dan sisanya akan mengikuti. Jadilah fenomena candoleng-doleng ini ramai di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.

Kontrol sosial yang lemah membuat aksi para penari erotis ini bisa bertahan agak lama sebelum jadi sorotan nasional. Setelah jadi sorotan barulah aparat bertindak. Beberapa pelaku mulai diseret ke depan hukum dan berakhir di balik terali besi. Perlahan candoleng-dolengpun jadi tinggal kenangan, atau mungkin masih berlangsung tapi dalam skala yang lebih tertutup. Entahlah.

Aksi Miley Cyrus minggu lalu membuat saya kembali mengingat kehebohan beberapa tahun silam. Seperti de javu, karena aksi Miley sebenarnya pernah terjadi tidak jauh dari kota tempat saya tinggal. Bedanya hanya pada siapa pelakunya dan di mana aksi itu dilakukan. Hari ini kita masih merasa risih dengan aksi seperti itu, apalagi karena dilakukan di tempat umum di mana ribuan bahkan mungkin jutaan mata menyaksikannya langsung. Suatu hari nanti mungkin aksi itu akan dianggap biasa dan tidak heboh lagi. Mungkin saja kan? Kita tidak tahu kegilaan seperti apa yang akan terjadi pada kita di masa depan.

Tapi ngomong-ngomong, Miley melakukan itu karena terinspirasi pada candoleng-doleng tidak ya? [dG]