Menebak-Nebak Bakal Calon Gubernur SulSel
Daripada ikut-ikutan mengomentari pilkada “negeri seberang”, saya lebih memilih mencoba mengikuti pilkada negeri sendiri.
Baliho itu memotong jalan Oerip Soemohardjo, tidak jauh dari jembatan Sungai Tello yang nyaris tak pernah sepi di jam sibuk. Gambarnya berisi seorang pria berbaju seragam pejabat daerah yang dominan putih, lengkap dengan tanda pangkat di bahu dan tanda penghargaan di dada. Pria itu tersenyum, nampak masih terlalu kaku dan seperti butuh arahan agar terlihat lebih ceria. Di sampingnya ada tulisan besar-besar: SULSEL BAGUS dengan huruf B yang didesain seperti tangan terkepal dan jempol mengembang. Pria di baliho yang berlatar warna hitam itu adalah Agus Arifin Nu’mang.
Saat ini, Agus Arifin Nu’mang sedang menjabat sebagai wakil gubernur Sulawesi Selatan, berpasangan dengan Syahrul Yasin Limpo. Tahun depan dia dan pasangannya akan mengakhiri masa jabatan selama 10 tahun memimpin provinsi terbesar di pulau Sulawesi itu. Itu sekaligus berarti mengakhiri masa pengabdian 10 tahun gubernur Syahrul Yasin Limpo.
Selama 10 tahun mantan bupati Kabupaten Gowa itu menjadi orang nomor satu Sulawesi Selatan. Masa 10 tahun itu nyaris tanpa riak berarti. Datar, tenang dan nyaris senyap. Satu-satunya riak besar yang mampir di ingatan saya adalah soal keputusannya mengijinkan pengembang besar Ciputra untuk melaksanakan reklamasi pesisir Pantai Losari yang akan membawa dampak ekologi besar bagi kota Makassar. Selebihnya, datar saja buat saya.
Ada 1000 pertanyaan tentang rekalamasi pesisir Losari yang tersisa buat saya. Apa itu? Bisa dibaca di sini
Akhir masa jabatan 10 tahun Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang berarti membuka peluang bagi orang lain untuk duduk di kursi SulSel 01. Beberapa orang sudah terang-terangan menyatakan diri berminat untuk maju dalam pemilihan umum kepala daerah Sulawesi Selatan tahun depan. Beberapa adalah nama yang sudah sangat populer, minimal di kawasan Sulawesi Selatan, tapi beberapa lainnya adalah nama-nama baru.
Siapa saja mereka yang sepertinya akan turun gelanggang merebut kursi SulSel 01 atau menjadi calon gubernur SulSel itu? Ada beberapa orang yang saya tahu mulai menggeliat. Saya akan coba memperkenalkannya di sini.
Nurdin Abdullah
Pria kelahiran 7 Februari 1963 ini sementara menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bantaeng di periode kedua 2013-2018. Popularitasnya melejit utamanya di masa pemerintahannya yang kedua. Nurdin Abdullah bahkan menerima banyak penghargaan sebagai tokoh pemimpin daerah yang inovatif. Tidak kurang dari acara bincang-bincang sekelas Mata Najwa pun pernah mengundangnya sebagai bintang tamu.
Nurdin Abdullah dianggap mampu mengubah wajah Kabupaten Bantaeng sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Sulawesi Selatan menjadi salah satu kabupaten yang paling maju. Nurdin Abdullah yang berlatar seorang akademisi dan sekaligus pebisnis ini mengubah Bantaeng dengan melakukan pendekatan a la korporasi yang profesional. Pria yang juga lulusan Jepang ini memanfaatkan kedekatannya dengan para pelaku bisnis, termasuk pelaku bisnis dari Jepang, untuk menarik investor yang ikut mengubah wajah Kabupaten Bantaeng.
Dengan deretan catatan positif selama masa kepemimpinannya, Nurdin Abdullah tentu saja bakal jadi pesaing berat dalam ajang pertarungan menuju SulSel 01. Meski tidak sempurna 100% namun setidaknya tidak (atau belum?) ada catatan buruk tentangnya.
Ichsan Yasin Limpo
Adik kandung gubernur SulSel Syahrul Yasin Limpo ini diprediksi akan ikut dalam pertarungan menuju SulSel 01. Pria kelahiran 9 Maret 1961 ini sempat menjabat sebagai bupati Gowa selama dua periode sebelum digantikan oleh anak kandungnya, Adnan Purichta. Tidak usah heran, politik dinasti memang lekat dengan keluarga Yasin Limpo.
Ichsan Yasin Limpo dikenal sebagai pejabat yang keras dan cenderung bertangan besi. Meski begitu keberhasilannya memimpin Kabupaten Gowa selama dua periode menjadi bukti kalau dia punya basis massa yang tidak main-main.
Selepas menjadi bupati, Ichsan Yasin Limpo aktif sebagai ketua Palang Merah Indonesia Sulawesi Selatan. Belakangan namanya seperti hilang dari peredaran menyusul perubahan politik yang cukup deras di partai Golkar, partai tempatnya bernaung. Masih belum ada kejelasan apakah dia akan tetap maju atau tidak sebagai calon gubernur SulSel.
Agus Arifin Nu’mang
Sepuluh tahun menjadi wakil gubernur Sulawesi Selatan tentu adalah catatan dan bekal yang cukup bagi pria kelahiran 16 Agustus 1963 ini untuk mencoba peruntungan menjadi SulSel 01. Bersama Syahrul Yasin Limpo, Agus Arifin Nu’mang atau biasa ditulis dengan inisial AAN ini relatif tenang dan jauh dari kontroversi, kecuali ketika salah satu anaknya berurusan dengan polisi ketika menganiaya petugas Bandara Sultan Hasanuddin.
Tidak terlalu banyak catatan yang bisa diceritakan tentang AAN. Selama 10 tahun dia seperti berada di bayang-bayang Syahrul Yasin Limpo, meski mereka berdua tetap terlihat kompak dan tidak ada masalah.
AAN baru muncul belakangan setelah calon-calon lain sudah mulai aktif menyebar foto di baliho atau spanduk. AAN dengan tagline: SulSel Bagus sepertinya sedang mencoba mengetes ombak sebelum memutuskan akan maju atau tidak di pilkada SulSel tahun depan.
Rusdi Masse
Lahir dari keluarga sederhana 3 Maret 1973, Rusdi Masse berhasil menjadi pengusaha yang sukses di perantauan. Kesuksesan itu lantas dijadikannya sebagai batu loncatan untuk memimpin Kabupaten Sidenreng Rappang sejak tahun 2008 hingga sekarang. Selama dua periode dia duduk sebagai pemimpin daerah yang terkenal sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan itu.
Semakin mendekati masa pemilihan umum kepala daerah Sulawesi Selatan, Rusdi Masse yang juga menggunakan singkatan RMS semakin gencar memperkenalkan diri. Foto dirinya dengan dominasi warna biru- sesuai warna partai Nasdem, partai tempatnya bernaung- mulai banyak menghiasi sudut kota Makassar dan kota-kota lain di Sulawesi Selatan.
Belum jelas juga apakah Rusdi Masse akan maju sebagai calon gubernur SulSel atau menunggu pinangan calon lain dan memilih menjadi SulSel 02. Basis pendukung dari partai Nasdem dan modal kekayaannya yang besar tentu menjadi modal kuat untuk ikut bertarung nantinya.
Nurdin Halid
Saya pikir kita tidak usah panjang lebar menjelaskan tentang tokoh yang satu ini. Memulai karir benar-benar dari nol, pria kelahiran 17 November 1958 ini perlahan merangkak sampai ke level nasional. Ada rumor kalau dia dekat dengan keluarga Cendana, hingga Nurdin Halid kemudian berlabuh sebagai ketua umum PSSI 2003 hingga 2011.
Meski sempat diterungku atas tuduhan rasuah kasus gula impor dan beras impor, namun nama besarnya tidak surut. Dia bahkan mengundang kontroversi ketika tetap bersikeras memimpin PSSI dari balik jeruji. Sesuatu yang cukup aneh waktu itu.
Nurdin Halid juga aktif di Partai Golkar dan jadi tim sukses Setyo Novanto, ketua Golkar saat ini. Kedekatannya dengan Setyo Novanto itulah yang kemudian membuatnya kembali ke pusaran inti dan menjadi ketua harian DPP Partai Golkar.
Secara terang-terangan, Nurdin Halid sudah mengakui niatnya untuk maju sebagai calon gubernur SulSel tahun depan. Niat ini tentu memengaruhi konstelasi internal partai berlambang pohon beringin itu. Secara tidak langsung Ichsan Yasin Limpo yang tadinya disiapkan oleh Syahrul Yasin Limpo sebagai wakil dari Golkar harus mencari partai pendukung lain atau bertarung di level internal jika ingin tetap maju menjadi calon gubernur SulSel.
Beberapa bulan terakhir ini sosialiasi Nurdin Halid dan timnya semakin massif dan terang-terangan. Jelas kalau Nurdin Halid adalah calon lawan berat di pilkada nanti.
Irjen Burhanuddin Andi
Lahir di Soppeng, 26 April 1959, perwira tinggi Polri yang sekarang menjabat sebagai Pati SSDM Polri ini juga terang-terangan menyatakan niatnya untuk maju sebagai calon gubernur SulSel. Niat itu diungkapkannya lewat beragam baliho, spanduk dan stiker yang memampangkan wajahnya.
Saya tidak tahu banyak tentang bapak satu ini, dibanding calon-calon lain namanya memang belum terlalu tenar.
Abdul Rivai Ras
Kolonel (laut) Abdul Rivai Ras atau akrab disapa Bro Rivai ini menyimpan keinginan terpendam untuk maju menjadi calon gubernur SulSel. Sama seperti Irjen Burhanuddin Andi, tidak banyak catatan tentang Bro Rivai yang saya tahu. Pria kelahiran 24 September 1967 ini masih tercatat sebagai perwira angkatan laut dan juga ketua program studi keamanan maritim Universitas Pertahanan (UNHANA).
Jalannya tentu saja masih panjang dan terjal, apalagi melihat profil lawan-lawannya yang sudah lebih terkenal. Tapi, setidaknya Bro Rivai sudah berhasil merebut perhatian lewat beragam baliho dan spanduk yang membawa nama dan tagline: SulSel Hebat miliknya.
So, itulah sebagian nama-nama bakal calon gubernur SulSel yang akan bertarung dalam pilkada 2018. Sayang karena nama besar seperti Ilham Arief Sirajuddin, mantan walikota Makassar sudah hilang dari peredaran menyusul kasus rasuah yang menjeratnya. Nama lain seperti Abdul Aziz Qahar Mudzakkar (anak kandung Qahar Mudzakkar, tokoh DI/TII) juga belum nampak muncuk di permukaan. Entah karena memang dia tidak tertarik lagi bertarung di bursa pemilihan gubernur SulSel setelah dua kali gagal (sekali sebagai calon gubernur dan sekali sebagai calon wakil gubernur), atau dia menanti saat yang tepat.
Pada pilgub sebelumnya saya juga menulis panasnya pertarungan antara dua tokoh. Tulisannya bisa dibaca di sini
Apapun itu, buat warga SulSel tentu menarik menunggu pergerakan para bakal calon ini hingga pertarungan yang sebenarnya di bilik suara. Mudah-mudahan saja tidak ada perpecahan apalagi isu SARA yang menyertai pilkada SulSel ini. Mohon ketik AMIN di kolom komentar dan tekan tombol LIKE. Jangan berhenti di kamu! [dG]