Serunya Sumo

Pesumo sesaat sebelum pertandingan

Sumo ternyata sangat menarik buat saya. Pergulatan dua pria besar setengah bugil ini belakangan sangat menarik perhatian saya, apalagi karena ada unsur budaya yang begitu lekat.

SELAMA BULAN RAMADAN saya punya kegemaran baru; menonton gelaran Grand Sumo di channel Fight Sport. Jadi setelah sholat subuh dan menunggu kantuk kembali datang saya biasanya duduk manis di depan televisi antara pukul 05:30 sampai 06:00 WITA menyaksikan dua pria gemuk setengah bugil saling bergumul. Hmmm, kalimat itu terkesan agak aneh ya?

Dulu saya kira sumo itu olahraga yang membosankan. Hanya bergumul, saling dorong, saling telikung dan kemudian salah satunya jadi pemenang. Dalam bayangan saya, gulat itu lebih menarik karena teknik dan kontak tubuh yang disajikan lebih beragam. Tapi ternyata saya salah, sumo juga bisa sangat menarik.

Kita bicara soal sejarah sumo dulu ya. Dari beberapa tautan yang saya baca, sumo itu ternyata punya sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan budaya Jepang itu sendiri. Akar sumo adalah ritual agama Shinto, agama tua di Jepang. Konon dulunya sumo dilakukan sebagai perlambang pertarungan gulat antara manusia dan Kami, dewa agama Shinto. Sulit melacak awal keberadaannya, namun ditengarai sumo mulai ada sejak abad ketiga hingga abad ketujuh. Di masa itu sumo juga dijadikan ritual sebelum masa tanam padi untuk memprediksi apakah panen tahun itu akan berhasil atau tidak.

Sumo baru menjadi bagian dari olahraga dalam periode Edo. Pertandingan sumo mulai digelar sebagai cara mengumpulkan dana yang lebih untuk memperbaiki kuil atau membangun jembatan. Dari yang awalnya hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya hingga akhirnya sumo makin merakyat dan bisa dinikmati siapa saja. Turnamen profesional sumo pertama yang tercatat dilangsungkan tahun 1684 di wilayah Eko-in, Jepang. Di saat yang sama turnamen sumo lainnya juga digelar di Osaka. Tahun 1926 beragam turnamen sumo yang ada di Jepang kemudian disatukan dalam sebuah turnamen nasional.

Pertandingan sumo jaman dahulu

Dalam perjalanannya ternyata sumo juga sempat mendapatkan tentangan dari pemerintah dan bahkan sempat akan dilarang. Karena itulah, organisasi yang menggelar pertandingan sumo kemudian membuat aturan resmi termasuk 48 jenis gerakan legal serta aturan arena yang tetap berlaku sampai sekarang. Kebijakan untuk mengasramakan pesumo kemudian lahir belakangan.

Para pesumo sebagian besar memang tinggal dalam satu asrama dengan aturan yang sangat ketat. Aturan itu beragam, dari aturan makan, aturan berperilaku hingga aturan berpakaian. Para pesumo tidak boleh keluar dengan pakaian biasa, mereka harus mengenakan pakaian adat Jepang. Para pesumo ini juga diberi nama khusus semacam nama panggung dengan arti tertentu. Nama itu dipilihkan buat mereka atau bisa mereka pilih sendiri.

Makanan para pesumo diatur sangat ketat, ini tentu untuk menjaga supaya badan mereka tetap gemuk. Rata-rata pesumo memang memiliki berat di atas 100 kg hingga 200 kg. Tinggi mereka pun tidak ada yang di bawah 175cm, bahkan ada yang hampir 2 meter. Bayangkan saja betapa besar tubuh mereka.

*****

ARENA TEMPAT PESUMO bertarung bernama dohyo, berbentuk lingkaran dengan diameter 4.5m. Keliling lingkaran dibuat dari batang padi yang dipilin menyerupai tali, sedang bagian dasarnya diberi pasir.

Kedua pesumo hanya tampil dengan lilitan kain di pinggang dan daerah selangkangan. Namanya mawashi. Rambut mereka pun harus panjang dan digelung seperti rambut-rambut pria tradisional Jepang. Di atas arena ada juga wasit yang bertugas menjaga jalannya pertandingan, sementara di bagian bawah arena ada tiga juri yang menjadi penilai.

Tradisi menaburkan garam sebelum bertarung

Sebelum memulai pertarungan, pesumo akan melakukan beberapa ritual terlebih dahulu seperti menaburkan garam yang dimaksudkan sebagai sarana pensucian. Ritual menabur garam itu diikuti dengan ritual menepuk pinggang atau perut sebelum mereka mengambil posisi berhadapan. Mereka kemudian akan berjongkok dan siap untuk saling serang. Awalnya saya mengira wasitlah yang akan memberi aba-aba kapan waktu pertandingan dimulai, tapi ternyata tidak. Mereka bisa saling serang ketika keduanya sudah menyentuh lantai arena. Wasit bisa saja meminta mengulang pertarungan kalau salah satunya terlalu cepat menyerang.

Kalau kedua petarung sudah menyentuh lantai arena maka dalam sekejap mereka akan melontarkan tubuh ke depan, dan bum! Mereka akan saling bertabrakan, bergumul dan pertarungan sesungguhnya sudah berlangsung.

Ada dua aturan utama untuk menentukan siapa pemenang dalam pertarungan sumo. Petarung yang berhasil mendorong lawannya keluar arena atau membuat anggota tubuh lawannya selain tapak kaki menyentuh arena, maka dialah yang keluar sebagai pemenang.

Untuk meraih kemenangan ada beberapa teknik yang bisa digunakan. Dari teknik mendorong, menampar lawan untuk memecah konsentrasi sampai membanting hingga lawan tersungkur. Beberapa pesumo juga cukup cerdik dengan menggunakan kegesitannya menghindar sehingga lawan yang menerjangnya justru berakhir di lantai dohyo.

Setidaknya ada tiga gerakan ilegal yang tidak diperbolehkan dalam sumo. Pertama, menarik rambut lawan. Kedua, menyentuh bagian selangkangan lawan dan ketiga, mencekik lawan. Melanggar ketiga aturan itu berarti si pesumo otomatis akan didiskualifikasi. Sementara itu bagi pesumo yang mawashi atau ikat pinggangnya lepas maka otomatis juga akan dinyatakan kalah.

Biasanya satu pertandingan akan berlangsung dengan cepat, kadang tidak sampai satu menit. Jarang sekali ada pertandingang yang berlangsung sampai bermenit-menit. Satu turnamen biasanya berlangsung selama tiga hari dengan puluhan pertandingan hingga akhirnya akan keluar satu pemenang.

*****

DARI BEBERAPA TURNAMEN SUMO yang saya tonton di Fight Sport, saya baru tahu kalau ternyata olahraga ini berbahaya juga. Bayangkan bila dua pria seberat ratusan kilogram saling beradu di arena, salah posisi bisa-bisa mereka cedera berat. Di salah satu episode ada salah seorang pesumo yang kakinya sampai patah di bagian engkel karena salah posisi ketika didorong. Berat badannya sendiri ditambah dengan berat dorongan membuat engkel kanannya yang salah posisi jadi terputar dan sepertinya patah. Wuihh! Bisa dibayangkan betapa sakitnya.

Hakuho, pesumo terbaik saat ini ketika membanting Osunaarashi, pesumo asal Mesir

Suatu waktu saya juga sempat melihat ada wasit yang berada di tempat yang salah di waktu yang salah. Dia berniat menjauh dari pergulatan dua pesumo. Sayangnya dia terlambat, salah seorang pesumo sudah terdorong dan mengenai tubuh si wasit. Hasilnya, si wasit jatuh duluan dengan tubuh pesumo itu menimpanya. Bayangkan bagaimana rasanya kejatuhan beban ratusan kilogram. Entah bagaimana nasib si wasit.

Saya juga baru tahu kalau ternyata pesumo itu tidak hanya berasal dari Jepang saja. Setidaknya ada juga pesumo yang berasal dari berbagai negara lain seperti Korea Selatan, Mongolia, Mesir hingga negara Eropa seperti Bulgaria dan Republik Ceko. Namun seperti saya bilang tadi, nama mereka di panggung tetap nama Jepang sesuai tradisi sumo.

Menyaksikan pertandingan sumo ternyata menyenangkan juga. Selain faktor olahraganya, tradisi Jepang yang masih kental dalam olahraga ini jadi salah satu faktor yang menarik bagi saya. Setidaknya kalau orang-orang memimpikan ke Jepang untuk menyaksikan langsung bunga sakura atau kuil-kuil bersejarah, saya hanya memimpikan untuk melihat langsung pertandingan sumo di negeri asalnya. Oh iya, selain menyaksikan langsung pembuatan film JAV #eh [dG]