Hal-hal Berkesan di 2017
2017 sudah mau berganti, ada beberapa hal yang buat saya berkesan di tahun ini.
DALAM HITUNGAN HARI, KALENDER 2017 akan apkir dan harus diganti kalender yang baru. Mungkin akan ada orang yang bilang: wah, tidak terasa ya? Teori relativitas Albert Einstein sekali lagi jadi kenyataan. Pergantian tahun menjadi tidak terasa bagi sebagian orang, tapi belum tentu bagi orang lainnya. Mungkin ada yang berharap tahun ini segera berganti, secepatnya kalau bisa. Mungkin dia merasa tahun ini berlalu sangat lambat, sehingga butuh cepat-cepat pergantian tahun.
Bagaimana dengan saya?
Saya ada di golongan pertama, orang-orang yang merasa tahun ini berlalu begitu cepat. Rasanya baru beberapa hari lalu saya tidur dengan tidak nyaman karena suara kembang api dan petasan pergantian tahun, eh tahu-tahu sudah mau tahun baru lagi.
Tahun ini sebenarnya tidak terlalu banyak kejadian berkesan seperti tahun sebelumnya, tapi tetap saja ada hal-hal yang berkesan dan tertinggal di tahun ini. Sesuatu yang layak untuk dikenang.
Saya coba menuliskannya di sini, sebagai sebuah catatan pengingat seperti yang kerap saya lakukan setiap tahunnya.
Di Dunia Blogging
Saya harus akui, tahun 2017 ini produktivitas blogging saya menurun drastis dibanding tahun sebelumnya. Alasannya klasik: tidak ada waktu. Padahal kalau mau jujur, alasan paling utama adalah karena malas. Saya kerap dilanda rasa malas yang teramat sangat, padahal ide tulisan ada banyak yang melintas, minta dituangkan ke dalam tulisan. Tapi, malas jadi kawan karib di tahun 2017 ini.
Total selama tahun 2017 saya hanya membuat 113 tulisan (termasuk tulisan ini). Jumlah yang menurun jauh dari tahun sebelumnya. Di tahun 2016 saya bisa memuat 143 tulisan atau 30 tulisan lebih banyak dari tahun 2017. Kalau dibandingkan tahun 2015, jumlahnya lebih banyak lagi: 169 tulisan.
Tahun 2017 berarti rata-rata saya hanya membuat 2.17 tulisan per minggu atau 9.42 tulisan per bulan. Jumlah yang sangat sedikit buat saya. Tulisan paling banyak saya muat di bulan Mei 2017 dengan 17 tulisan, paling sedikit di bulan September dan Oktober 2017, hanya ada 5 tulisan dalam satu bulan. 5 tulisan dalam sebulan? Sungguh memalukan kamu Daeng!
Di sisi lomba blog pun produktivitas saya mengikuti lomba blog dan menantang kemampuan sendiri menurun drastis. Seingat saya tahun ini saya hanya mengikuti empat lomba blog. Beruntung karena dari keempat lomba itu saya berhasil masuk sebagai salah satu pemenang di tiga lomba, meski bukan juara utama. Tapi di sisi ini persentasenya masih lumayanlah ya? Hi-hi-hi-hi.
Alasan utama saya kurang mengikuti lomba blog ya karena waktu tadi. Ada beberapa lomba blog yang sudah saya tandai, saya niatkan untuk saya ikuti tapi akhirnya terlewat begitu saja karena waktu yang (seolah-olah) tidak ada. Alasan lain karena saya memang membatasi diri untuk ikut lomba blog. Saya hanya akan ikut lomba yang menurut saya sesuai dengan passion, seperti lomba bertema lingkungan hidup atau sosial. Tidak ada lagi lomba bertema teknologi atau review brand yang saya ikuti.
Soal review brand, tahun ini ada beberapa brand yang mengirimkan email menawarkan kerjasama. Sayangnya, dengan berat hati tawaran itu saya tolak karena saya rasa karakternya jauh beda dengan karakter blog saya. Kalau tawaran itu saya terima, kasihan brand-nya. Pesan yang ingin mereka sampaikan pasti akan terbuang percuma, tidak sampai pada target yang diharapkan.
Jadi bisa dibilang tahun 2017 ini saya benar-benar kesulitan mengikuti alur blogger zaman now yang rajin posting, rajin ikut lomba dan rajin me-review.
Eh tapi menjelang akhir tahun ada satu kejutan menyenangkan sebagai seorang blogger. Di awal bulan Desember saya jadi salah satu bloger Makassar yang diundang ke Sekretariat Negara dan bertemu dengan Tim Komunikasi Presiden. Sempat pula diajak jalan-jalan ke beberapa bagian Istana Negara.
Baca juga: Jalan-jalan ke Sekretariat Negara.
Ini salah satu rejeki sebagai seorang bloger.
Di Dunia Kerjaan
Ah, ini hal yang cukup menyedihkan buat saya. Selama 26 bulan atau dua tahun lebih saya terikat kontrak dengan sebuah LSM bernama Yayasan BaKTI. Kontrak dengan BaKTI membawa saya melintasi lautan, berkunjung ke banyak tempat yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Tugas utama saya adalah bertemu dengan mitra, pemerintah daerah dan warga penerima manfaat, menuliskan kisah mereka dan mengabarkannya melalui beragam kanal milik BaKTI.
Kontrak itu berakhir tepat di akhir tahun 2017. Berarti berakhir pula kerjasama dengan tim yang menyenangkan itu. Berakhir pula kisah-kisah perjalanan panjang yang penuh cerita dan kadang drama.
Saya akan merindukan masa-masa ketika WhatsApp saya disambangi pesan: Kak, tiketnya sudah diemail. Ha-ha-ha-ha.
Tapi ini serius. Hal yang paling saya rindukan adalah kesempatan bertemu banyak orang di banyak tempat dengan banyak karakter berbeda-beda. Kang Azis di Solok Selatan, Bang Zain di Jambi, pak Kades Karataun di Sulawesi Barat, pak Haji Artim di Lombok, Om Kornelius di Sumba, dan banyak lagi orang-orang yang sudah membantu melancarkan pekerjaan saya.
Selama dua tahun lebih saya berhasil mendatangi banyak tempat, bertemu dengan banyak orang dan akhirnya sadar kalau di dunia nyata begitu banyak orang yang bekerja dengan cinta. Alih-alih mengeluh, curhat lalu menebar kebencian, mereka lebih senang bekerja sebisa mereka, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan tanpa meminta untuk disorot lampu.
Kerenlah pokoknya.
Perjalanan dua tahun lebih melihat Indonesia membuat saya bisa melihat Indonesia dengan pandangan yang lebih jernih lagi. Mudah-mudahan saja ini bisa bikin saya lebih bijak lagi #tsah.
Karena kegiatan itu pula tahun 2017 ini akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Padang dan Samarinda. Bisa menambah pin di peta Indonesia yang saya pasang di ruang tamu. Lumayan menyadarkan kalau masih banyak ibukota provinsi di Indonesia yang belum saya datangi ha-ha-ha. Ditambah dengan kaki Gunung Kerinci, maka makin lengkaplah kebahagiaan saya menjadi bagian dari tim BaKTI itu.
Baca Juga: Jalan Sama Fotografer Itu…
Kesempatan dipercaya untuk bekerjasama dalam tim BaKTI adalah kesempatan yang paling saya syukuri. Pengalamannya itu yang mahal luar biasa, susah dibayar pakai uang berapapun. Mungkin kisah-kisah itu akan saya tuliskan di blog ini di kategori khusus, sekadar membagikan apa yang saya lihat dan apa yang saya rasakan. Pun sebagai catatan agar kenangan itu tidak hilang begitu saja.
Tahun 2018 akan segera menyongsong. Bila umur panjang, tahun ini akan ada tantangan baru di depan mata. Saya sejujurnya agak berdebar menantikan tahun 2018 ini. Bagaimana dengan tantangan baru itu? Bisakah saya menghadapinya sebaik saya menghadapi tantangan sebelumnya? Pfiuhh! Kita lihat saja nanti.
Come on 2018, bring it on! [dG]
Semoga lebih berlimpah berkah di 2018 ya daeng aamiin…
Amiiin, makasih mbak Dew
Ah, saya jadi iri soal kota-kota yang sudah dikunjungi selama setahun ini. Hiks……
hahaha jangan suka iri hati om, tak elok
(((5 tulisan dalam sebulan? Sungguh memalukan kamu Daeng!)))
#sembunyiinblog
#malu
#kamuidolaku
#KamuJunjunganKu
Alhamdulillah, berkah yang sangat berlimpah. Keren sekali pengalamanta.
iye bu, Alhamdulillah
dapat kesempatan menikmati beragam pengalaman