3 Tips Agar Jadi Traveler Kece dan Keren

Ilustrasi
Ilustrasi

Traveling sudah jadi hal yang jamak di jaman sekarang. Sialnya karena traveling membuat lahirnya orang-orang yang kadang menyebalkan. Sok kece dan sok keren padahal tidak.

Jaman sekarang berapa banyak sih orang yang dengan terang-terangan mengaku tidak suka traveling? Mungkin ada, tapi tidak banyak. Mereka juga punya alasan yang fundamental, sama seperti alasan orang-orang yang mengaku senang traveling. Contohnya teman saya yang mengaku tidak terlalu suka traveling karena lebih senang bekerja. Tidak usah didebat karena memang dia sedang mengumpulkan uang banyak untuk bisa segera menyunting kekasihnya yang sebentar lagi selesai KKN.

Tapi orang seperti teman saya (sebut saja FT atau Jalkot) sedikit. Kita lebih gampang menemukan orang-orang yang dengan suka cita mengumumkan niatnya untuk traveling sejauh dan selama mungkin. Demam traveling memang sedang merebak luas beberapa tahun belakangan ini. Namanya demam, selain membuat panas juga membuat munculnya gejala-gejala lain yang tidak sehat. Ini berbahaya karena bisa menciptakan traveler-traveler yang tidak kece dan keren.

Traveler yang tidak kece dan tidak keren makin mudah kita temui. Nah, supaya kamu tidak termasuk traveler yang tidak kece dan tidak keren itu saya punya tipsnya. Simak ya:

1. Jangan Traveling dengan Sampah.

Siapa yang suka sampah? Saya yakin kalau orang waras pasti tidak ada yang senang melihat sampah berserakan dan bahkan menggunung. Apalagi kalau sampah itu ditemukan di tempat-tempat yang seharusnya bersih dari sampah, utamanya sampah dari jenis bahan plastik.

Tapi sayangnya sekarang makin banyak traveler yang hobi mendatangai tempat-tempat eksotis sambil tidak lupa membawa sampah-sampah plastik dari rumah mereka. Setelah selesai menuntaskan hasrat menikmati alam, memotret diri sendiri dengan latar tempat eksotis itu mereka langsung pulang dan membiarkan sampahnya tinggal di sana.

Mereka pikir mereka sudah kece dan keren karena berhasil mengambil gambar selfie di tempat wisata yang sedang kekinian. Mereka juga mungkin berpikir sudah lebih kece dan keren karena berhasil membawa sampah plastik dari tempat yang jauhnya berkilo-kilometer dari tempat itu. Padahal tidak! Justru tindakan itu membuat mereka jadi terlihat bodoh dan norak.

Jadi kalau kamu mau kelihatan kece dan keren, tolonglah jangan menyampah di tempat wisata apalagi wisata alam terbuka. Bawa pulang sampahmu, buang di tempat yang seharusnya. Itu baru kece dan keren!

2. Jangan Sok Keren Dengan Mencoret Dinding atau Batu.

Ini juga satu kelakuan traveler sok asik yang suka mencoret dinding atau batu di tempat wisata. Mungkin pikir mereka, sayang kalau sudah datang jauh-jauh dan tidak meninggalkan pesan. Jadilah dinding atau batuan di tempat wisata jadi media mereka untuk menuliskan pesan kepada wisatawan yang lain. Pesan paling penting adalah pesan bahwa mereka sudah pernah datang ke tempat itu.

Maka muncullah tulisan semacam “UDIN WAS HERE” atau “JACKY PUTRA PENGELANA PENCARI CINTA SEJATI”.

Di kawah gunung Bromo saya pernah menemukan grafiti di tiang pagar yang dibuat oleh saudara sekampung. Duh! Untung saja tidak ada orang lain yang tahu kalau saya datang dari provinsi yang sama dengan pelaku grafiti itu.

Ketahuilah, itu tidak keren saudara-saudara! Tidak ada keren-kerennya sama sekali. Jadi kalau mau dianggap sebagai traveler yang kece dan keren jangan sekali-kali meniru tingkah mereka itu. Jangan mencoret dinding, batu atau dimanapun. Coret saja kenangan indahmu di blog, diari atau paling gampang di hatimu.

3. Hargai Budaya dan Kebiasaan Warga Lokal.

Traveler bagaimanapun kayanya dia tetap saja berstatus pendatang di sebuah tempat. Tempat wisatapun kadang bersinggungan langsung dengan perkampungan warga asli. Nah kadang ada juga traveler yang tidak menghargai adat istiadat, budaya atau kebiasaan orang lokal.

Contoh paling sederhana, traveler yang merasa sebagai orang kota yang lebih beradab itu ada yang suka seenaknya dalam berpakaian. Mereka mungkin nyaman dengan pakaian minim karena udara kota yang memang gerah, lalu ketika melintas di sebuah kampung mereka membawa kebiasaan itu. Padahal bisa saja kampung itu punya aturan ketat soal pakaian karena adat istiadat atau ajaran agama mereka.

Menjadi traveler yang kece dan keren harusnya tidak seperti itu. Setidaknya cobalah berpakaian sopan, menyapa warga sekitar dan mencari tahu apa yang boleh dan tidak boleh, apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi mereka. Saya pikir tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak senang ketika dihargai, dan ketika kita merasa dihargai maka tentu kita akan membalas penghargaan itu dengan sepenuh hati.

Sebagai orang yang tidak biasa traveling, setidaknya 3 hal itu yang bisa saya ingatkan buat teman-teman semua yang mungkin lebih sering traveling dari saya. Traveling bukan hanya soal bagaimana kita datang ke suatu tempat, menikmati alamnya, sejarahnya atau ceritanya, berfoto selfie lalu pulang. Tidak, traveling bisa jadi alat untuk belajar, belajar menghargai alam, belajar menghargai orang lain dan belajar jadi manusia yang lebih baik. Bukan begitu?

Salam super! [dG]