Kisah Netbook Yang Hampir Melayang

Acer Aspire (foto: news.cnet.com)
Acer Aspire (foto: news.cnet.com)

Namanya rejeki, pasti akan ada caranya agar dia bisa sampai ke tangan kita. Kadang memang harus berliku dulu, tapi pastinya tidak akan pernah tertukar.

Semua berawal dari ajakan panita ICT USO Expo 2013 di Makassar. Namanya mas Agus, wakil dari LINKS yang jadi partner pelaksanaan expo kementerian telekomunikasi dan informatika itu. Mas Agus meminta saya dan teman-teman dari Anging Mammiri ikut membantu, salah satunya adalah dengan lomba blog yang jadi bagian dari acara tersebut.

Saya menyanggupi, selanjutnya saya berkomunikasi secara intens dengan mas Agus dan Vivi yang memang bertugas mengatur lomba blog tersebut. Dari awal memang terlihat jika pihak LINKS belum paham tentang mekanisme dan tata cara mengadakan lomba blog. Dengan inisiatif sendiri saya membuatkan mekanisme lomba blog sebagai acuan buat mereka. Akhirnya lomba memang digelar dan semua dikelola oleh pihak LINKS. Saya sendiri ditunjuk sebagai salah satu juri.

Karena tugas saya cuma juri dan tidak ambil bagian dalam kepanitiaan lomba maka saya benar-benar hanya menilai tulisan yang masuk sambil membantu pada proses pendaftaran bersama teman-teman Anging Mammiri yang kebetulan diberi satu booth kecil di lokasi expo.

Penjurian selesai dan pengumuman pemenangpun dilakukan. Pemenang pertama dan ketiga tidak berada di tempat ketika pengumuman digelar sementara pemenang kedua sempat hadir dan menerima langsung hadiahnya. Pemenang pertama tidak ada masalah karena bisa dihubungi dan wakilnya datang mengambil hadiah. Kata panitia, pemenang ketiga tidak bisa dihubungi lewat telepon tapi mereka sudah meninggalkan pesan. Oke, tidak ada masalah pikir saya. Sampai di sini saya menganggap masalah sudah selesai karena toh tugas saya juga cuma sampai tahap penjurian.

Dua minggu berlalu dari tanggal pengumuman pemenang itu ketika Nanie mengirimkan email menanyakan hadiah pemenang ketiga. Kebetulan pemenang ketiga adalah salah satu anggota dari Anging Mammiri. Ibu Niar – begitu nama beliau- memposting status tentang laptopnya yang rusak dan berharap mendapatkan laptop dari lomba yang dia ikuti.

Saya kaget karena saya pikir tadinya masalah sudah beres dan beliau juga sudah menerima hadiah ketiga berupa netbook yang jadi haknya. Saya langsung mengontak ibu Niar dan menanyakan soal hadiah tersebut. Beliau rupanya memang tidak pernah dihubungi oleh panitia dan juga tidak ada pesan yang masuk ke kotak pesannya. Lagipula di website resmi ICT USO 2013 tidak ada pengumuman pemenang jadi beliau tidak tahu kalau dirinya jadi juara ketiga. Wah! berarti ada yang salah, pikir saya.

Saat itu juga saya mencoba mengontak panitia lomba dari pihak LINKS. Vivi yang menerima telepon saya bilang kalau mereka sudah coba mengontak ibu Niar tapi tidak pernah berhasil, sms yang dikirim juga tidak bisa terkirim. Dia minta nomor ibu Niar karena katanya akan bicara langsung dengan beliau. Beberapa menit kemudian ibu Niar mengabarkan kalau hadiah yang seharusnya menjadi haknya sudah dianggap hangus karena dia tidak bisa dihubungi dalam waktu 3 hari. Panitia sebenarnya menyimpan hadiah tersebut selama seminggu tapi karena tidak diklaim juga akhirnya hadiah dikembalikan ke pihak sponsor.

Itikad Baik Pihak LINKS

Dalam pesan singkatnya ke saya, ibu Niar sudah mengikhlaskan kepergian hadiah yang seharusnya jadi haknya itu. Kata dia, kalau memang bukan rejeki mau diapakan lagi? Toh makanan di mulutpun bisa jatuh kalau memang Tuhan menghendaki. Saya mengiyakan sambil tetap meminta maaf. Memang saya bukan bagian dari panitia lomba, tapi bagaimanapun saya tetap merasa tidak enak karena situasi ini.

Akhirnya keesokan harinya saya berinisiatif untuk mengirim email resmi kepada panitia lomba blog tersebut. Isinya protes karena saya menganggap panitia tidak serius untuk menghubungi pemenang. Alasan nomor telepon tidak bisa dihubungi sebenarnya terdengar absurd karena toh di form pendaftaran ada alamat email, akun facebook dan akun twitter yang semua bisa dihubungi. Saya minta pihak panitia untuk memberi kebijaksanaan mengingat ibu Niar memang berhak mendapatkan hadiah atas kerja keras dan usaha kuat yang dia berikan untuk ikut lomba ini.

Email saya tidak mendapat balasan, tapi beberapa jam kemudian salah satu perwakilan LINKS menelepon saya. Namanya mas Angga, di telepon dia meminta maaf atas keteledoran mereka. Semua terjadi karena unsur ketidaksengajaan. Saya berpikir mereka memang belum pernah membuat lomba blog sebelumnya hingga tidak tahu persis mekanisme lomba blog itu seperti apa. Mas Angga juga berjanji akan menyerahkan barang berbeda tapi dengan harga yang sama kepada ibu Niar. Saya minta beliau agar berhubungan langsung dengan ibu Niar, ?saya hanya menghubungkan saja sekaligus membantu ibu Niar meminta haknya.

Dari Ibu Niar saya tahu mas Angga menghubungi dirinya dan menyelesaikan semua masalah. Kurang dalam 24 jam, hadiah yang memang harusnya jadi hak ibu Niar akhirnya tiba dengan dititipkan ke adik ibu Niar yang kebetulan memang akan kembali ke Makassar. Done! Selesai sudah kesalahpahaman ini. Meminjam istilah ibu Niar, netbook yang tadinya hampir melayang ditiup angin akhirnya malah terbang kembali ke Makassar, ke tempat di mana seharusnya dia berada.

Saya memahami kekurangan yang dilakukan oleh pihak LINKS mengingat mereka mungkin belum punya pengalaman untuk penyelenggaraan lomba serupa. Saya juga mengacungkan jempol pada itikad baik mereka untuk memperbaiki kekurangan dengan secepat mungkin memberikan ganti hadiah bagi ibu Niar.

Semoga ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua agar kejadian yang sama tidak terulang. Sekali lagi salut dan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk pihak LINKS yang dengan berani dan kesatria mengakui kesalahan dan langsung menyelesaikan semua masalah. [dG]

Postingan klarifikasi dari ibu Niar bisa dibaca di sini.