Spermonde 1 : Senja Indah Di Spermonde
Minggu ini saya akan keluar dari aturan yang saya buat. Kalau biasanya saya menulis dengan tema berbeda setiap hari, maka minggu ini saya isi penuh dengan catatan perjalanan ke Spermonde dalam kurun waktu tanggal 17-20 Mei kemarin.
Sore menjelang jam 16:00, saya dan 4 orang blogger lainnya berkumpul di dermaga penyeberangan pulau khayangan. Selain kami sudah ada puluhan orang lainnya. Mereka adalah kru dan reporter dari beberapa stasiun televisi swasta lokal, dari ANTV dan sisanya adalah wartawan dari harian lokal.
Blogger Makassar mendapat undangan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang menggelar acara “PRESS AND MARINE EXCURSION” di Kepulauan Spermonde. Dinas Budpar SulSel bekerjasama dengan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) wilayah SulSel berinisiatif untuk mengajak rekan-rekan media dan blogger untuk melihat langsung keadaan di kepulauan Spermonde. Selain sebagai corong wisata juga sekaligus untuk menceritakan keadaan yang sebenarnya dari gugusan kepulauan di selat Makassar itu.
Anging Mammiri dapat dua jatah dan melalui mekanisme penilaian siapa yang paling konsisten ngeblog dalam 2 bulan terakhir, akhirnya terpilih Iqko dan Mamie untuk mewakili AM. Saya meminta satu jatah tambahan untuk saya, jadi genaplah kami bertiga mewakili Anging Mammiri. Sementara itu ada Mustamar dan Lelaki Bugis yang mewakili Koshmediatama, sebuah perusahaan yang jadi rekanan Dinas Budpar dan diisi teman-teman blogger. Lelaki Bugis sebenarnya hanya menggantikan Daeng Mappe yang tidak bisa ikut karena kesibukan. Jadi total ada 5 orang blogger AM yang ikut dalam ekspedisi ini.
Pukul 16:18 kapal Novita Sari meninggalkan dermaga penyeberangan pulau Khayangan. Kapal ini adalah kapal kayu lumayan besar milik H. Dahrin yang sehari-harinya beroperasi antara Makassar dan pulau Barrang Lompo (sekitar 1 jam perjalanan di luar Makassar). Deretan bangku kayu mengisi bagian dalam kapal dan bisa memuat 100 orang. Hari itu total peserta ada 31 orang di luar ABK, dive instruktur dan beberapa orang tenaga kesehatan dan tim SAR.
Perlahan kami mulai meninggalkan dermaga. Cuaca Makassar terang dan ombak tenang, membuat kami yakin perjalanan akan menyenangkan. Rencananya selama dua malam kami akan bermalam di atas kapal dan menyisir kepulauan Spermonde sambil berhenti di beberapa pulau utama untuk snorkling dan menikmati keindahan pulau.
Spermonde sendiri adalah istilah dari bahasa Belanda yang diberikan kepada gugusan pulau-pulau yang membentang di Barat daya pulau Sulawesi mulai dari Takalar di bagian selatan hingga ke Pare-Pare di bagian utara. Dinamakan spermonde karena jika dilihat dari atas, gugusan kepulauan ini memang menyerupai bentuk sperma. Spermonde terdiri dari kurang lebih 130 pulau berpenghuni dan tidak berpenghuni.
Pulau pertama yang kami lewati hari itu adalah pulau Lae-Lae, sebuah pulau padat yang paling dekat dengan Makassar. Dari pantai Losari, pulau Lae-Lae sudah bisa terlihat jelas. Kami hanya berhenti sejenak di bagian luar pulau, perjalanan kemudian dilanjutkan kembali.
Setelah Lae-Lae kami berhenti sejenak di luar pulau Samalona. Salah satu pulau yang sudah terkenal sebagai tempat wisata di sekitar Makassar. Pulau berpasir putih dan berair jernih ini memang sangat menyenangkan untuk dijadikan tempat beristirahat dan bersantai di hari libur. Kami sudah sering berkunjung ke sana.
Sepanjang perjalanan, saya dan teman-teman blogger lainnya duduk di buritan bersama teman-teman kru televisi lokal. Kami dipandu pak Muchsin dan pak Bakri dari POSSI yang terus menjelaskan tentang pulau-pulau yang kami lewati.
Setelah Samalona, kami menghampiri Kodingareng Keke. Pulau tak berpenghuni yang juga menawarkan tempat indah untuk bersantai menikmati laut. Mentari mulai pulang, malam menjelang. Kami beranjak dari sisi Kodingareng Keke menuju ke pulau Barrang Lompo.
Pulau Barrang Lompo ini adalah pulau terpadat di kawasan Spermonde. Pulau seluas 49 Ha ini terkenal sibuk. Banyak aktifitas warga di sana, sebagian besar adalah para nelayan dan sisanya adalah pedagang. Pulau ini terkenal dengan sebuah lorong yang disebut “lorong janda” merujuk kepada banyaknya istri yang menjadi janda karena suaminya meninggal di laut. Sebagian besar karena aktifitas menyelam yang tidak aman. Mereka para pencari teripang itu biasanya hanya menyelam dengan bantuan udara dari kompressor ban seperti yang dipergunakan tukang tambal ban. Unsur safety tidak mereka perhatikan, dengan udara yang sebagian besar adalah nitrogen itu mereka menyelam hingga kedalaman puluhan meter. Karena kecerobohan sendiri, banyak di antara mereka yang kemudian lumpuh bahkan meninggal dunia.
Di sekitar Barrang Lompo juga banyak pulau lainnya yang berserakan seperti pulau Barrang Caddi dan pulau Kodingareng Lompo. Makassar masih terlihat dari sana, kami belum berasa jauh.
Dalam perjalanan ke Barrang Lompo kami bertemu sunset yang indah. Guratan awan menyembunyikan matahari, tapi justru kemudian menimbulkan kesan dramatis karena cahayanya masih tembus hingga membentuk semburat warna oranye. Pemandangan ini tentu tidak saya sia-siakan. Hasilnya beberapa frame dengan latar yang luar biasa itu bisa saya rekam.
Malam makin merangkak turun. Lewat jam 7 malam kami merapat di dermaga Barrang Lompo. Kami akan berisitrahat di pulau itu sambil makan malam. Rencananya jam 12 malam nanti perjalanan akan dilanjutkan ke Takabakang, sebuah gugusan karang berjarak sekitar 5 jam perjalanan dari Barrang Lompo.
[lanjut ke bagian kedua]
[dG]
wahhh..asikk…jalan-jalannya…
mantap bgt foto “Senja Yang Indah Di Spermonde”
kerennn…
makasih, momennya pas dapat 😀
ooo jadi kesemua pulau yang sering kalian datangi itu masih termasuk gugusan Kepulauan Spermonde ya. Baiklah.
Ayo posting lagi, lagi!
iyya, semua pulau pulau yang kami datangi itu masih dalam kawasan Spermonde
dan tunggu kelanjutan postingannya 😀
Sunset nya kuerennnnnnn