Five Minarets In New York; Muslim Bukan Teroris

Five Minarets In New York
Five Minarets In New York
Five Minarets In New York

Sejak tragedi 9/11 kaum muslim tiba-tiba jadi pihak yang paling disoroti. Mereka hidup dengan cap teroris di jidat, utamanya di negara-negara Barat. Sentimen anti Islam merebak dan menempatkan muslim di posisi yang tak nyaman.

Suatu hari, FBI mendobrak ke sebuah apartemen milik seorang pengusaha asal Turki, Hadji Gumub di New York. Sang Hadji yang sedang sholat dicucuk FBI tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk menyelesaikan sholatnya. Hadji Gumub didakwa sebagai pemimpin teroris asal Turki dengan nama samaran Dajjal. Penangkapannya adalah rekomendasi dari kepolisian Turki.

Berangkatlah dua orang polisi dari Istanbul menuju New York untuk menjemput sang Hadji. Firat dan Acar, dua polisi yang ditugaskan menjemput sang Hadji ke New York. Firat adalah polisi dengan temperamen yang tinggi dan sejak dari Turki dia sudah menyimpan amarah mendalam pada Hadji, tidak seperti Acar yang lebih logis dan tenang. Setiba di New York mereka tidak lantas bisa membawa Hadji dengan santai ke Istanbul. Mobil mereka dihadang dalam perjalanan menuju bandara dan Hadji dijemput orang tak dikenal.

Usaha mencari kembali sang Hadji membuat Firat dan Acar bertemu langsung degan orang yang mereka anggap sebagai dalang teroris di Turki itu. Pertemuan itu ternyata membuat Acar berpikir mereka sudah salah menangkap orang. Hadji Gumub yang dikabarkan sebagai orang yang kejam dalam setiap aksinya ternyata sangat lembut sebagai suami dan ayah. Bahkan sang Hadji beristrikan wanita Nasrani, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh mereka yang mengaku Islam garis keras.

Meski Acar sudah bimbang, tapi Firat tetap bersikeras kalau Hadji itu adalah Dajjal yang mereka cari selama ini. Belakangan Firat juga mulai bimbang ketika dengan sukarela Hadji menyerahkan diri untuk dibawa kembali ke Turki. Dia yakin di sana akan ada bukti yang memperlihatkan kalau dia tidak bersalah.

Berbagai kejadian setibanya mereka di Turki perlahan membuka tabir siapa Dajjal sebenarnya, siapa Hadji Gumub sebenarnya dan kenapa Firat begitu menyimpan dendam dan amarah pada Hadji Gumub. Satu persatu tabir itu tersingkap, menyisakan satu pesan: muslim itu bukan teroris, membunuh orang lain tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Terlalu Banyak Konflik.

Five Minarets In New York adalah film kerjasama antara Turki dan Amerika Serikat dengan sutradara dari Turki, Mahsun Kirmizigul. Film ini dibuat dengan latar belakang gejolak anti Islam di New York pasca pengeboman 9/11 tahun 2001. Sosok yang paling keras menunjukkan kebencian pada kaum muslim adalah detektif FBI bernama Becker.

Five Minarets In New York
Adegan Penangkapan Hadji Gumub

Film ini bermain dalam alur yang lumayan cepat dan tidak mendayu-dayu. Adegan demi adegan berganti dengan cepat menuju klimaks. Sayangnya karena sepertinya terlalu banyak konflik yang dijejalkan ke dalam cerita sehingga emosi jadi tidak terjaga. Beberapa kali adegan terasa seperti sudah mencapai klimaks tapi ternyata belum.

Terlalu banyak konflik ini juga membuat Five Minarets In New York jadi agak kendor di sisi cerita karena ada beberapa adegan yang rasanya tidak pelu. Konflik utamanya seperti tersembunyi oleh konflik lain yang terlihat lebih besar padahal sesungguhnya hanya tempelan. Film ini juga seperti terlalu menggampangkan pemecahan terhadap beberapa masalah.

Meski konfliknya kurang nyaman, tapi film ini setidaknya memberi banyak pelajaran penting utamanya bagi mereka yang menganggap bahwa muslim di manapun adalah teroris. Dalam sebuah adegan, Arca mengutarakan pendapatnya pada Becker sang agen FBI, “Tak adil mencap semua muslim adalah teroris hanya karena beberapa dari mereka melakukan kesalahan”. Pun ketika berada di dalam penjara, Hadji Gumub memberikan pandangannya terhadap terorisme, “Rasulullah SAW 23 tahun menjadi Rasul, tapi beliau hanya berperang dan mengangkat senjata selama 3 bulan. Jelas sekali kalau kekerasan bukanlah ajaran beliau”.

Menonton Five Minarets In New York kita bisa melihat wajah Islam yang berbeda dengan yang digambarkan oleh orang Barat sebagai agama yang melindungi teroris dan mengesahkan semua aksi terorisme. Sayangnya gambaran itu seakan hanya tempelan karena ada konflik personal yang jadi benang merah cerita.

Tapi Five Minarets In New York bolehlah menjadi sebuah film untuk dinikmati di akhir pekan. Pesannya cukup jelas, muslim itu bukan teroris. Tindakan membunuh orang lain bahkan tidak diajarkan dalam Islam. [dG]