Semarang yang Photogenic

Lawang Sewu

Semarang adalah kota kedua saya. Semarang adalah kota yang membuat saya bisa merasakan arti kata mudik. Sebelum saya mengenal Semarang, mudik hanyalah kata yang artinya : berkendaraan 7 km ke tempat nenek tinggal, sebuah rumah yang sebenarnya bisa saja saya datangi setiap hari. Semarang membuat saya bisa merasakan bagaimana susahnya memantau harga tiket hingga titik yang bisa kami jangkau, bagaimana susahnya naik ke kapal laut, berdesakan dengan ratusan penumpang lainnya, hampir terlantar di pelabuhan dan tidur asal-asalan di atas bis.

Semarang membuat saya jatuh cinta pada bubur ayamnya, pada kulinernya yang nikmat dan murah. Semarang membuat saya jatuh cinta pada setiap sudut kotanya yang belum terlalu hiruk pikuk oleh kendaraan, membuat saya bisa menikmati setiap senti jalan rayanya yang masih memberi ruang pada pohon-pohon yang rindang dan meneduhkan.

Semarang membuat saya jatuh cinta karena banyaknya bangunan tua sisa kolonial yang dibiarkan berdiri, meski tidak semuanya terurus tapi tidak (setidaknya belum) tersentuh oleh kapitalisme yang berkedok pembangunan.

Deretan bangunan tua Semarang adalah candu. Setiap mengunjungi kota itu saya selalu menyempatkan diri berkunjung ke sana, menelusuri beragam jejak sejarah bangsa ini. Mencoba mencecap kisah sebuah kota yang dulu pernah menjadi bandar yang ramai oleh pendatang dari benua kuning maupun benua biru.

Semarang adalah kota yang photogenic. Bawa kamera anda ke sana dan temukan banyak sekali sudut kota yang sangat pantas untuk direkam.

Terakhir kali ke Semarang saya kembali menyempatkan diri untuk merekam sisa peninggalan kebesaran kota itu di kawasan kota lama dan Lawang Sewu. Ada nuansa tersendiri yang selalu bisa saya rasakan ketika berjalan di kedua tempat itu.

Saya iri pada kota tua itu yang masih menyimpan banyak sisa kenangan tentang perjalanan sejarahnya. Seandainya saja Makassar bisa mencoba bertahan pada nafsu kapitalisme, mungkin kita masih bisa menemukan jejak sejarah di kawasan Nusantara dan Sulawesi. Bukan bangunan baru tak beraturan dan semrawut.

Semarang yang photogenic membuat saya tak berhenti menekan shutter pada kamera. Dan inilah sedikit hasilnya.

Kawasan kota lama
Kota tua dan becak
Kota Lama dan becak

Gereja Blendhuk
Menara Gereja Blendhuk
Lawang Sewu

Album lainnya bisa dilihat di sini dan di sana