PIS; Pusat Informasi Suramadu

Jembatan Suramadu (sumber: sobatpetualang.com)
Jembatan Suramadu (sumber: sobatpetualang.com)

Apa yang terlintas di kepala Anda ketika mendengar nama Suramadu? Jembatan terpanjang di Indonesia? Hanya itu?

Sejak pertama diresmikan 10 Juni 2009 saya baru dua kali menyeberangi jembatan sepanjang 5.438 M yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura ini. Sekali di tahun 2011 ketika saya kebetulan ada di Sidoarjo dan kali kedua adalah ketika mengikuti cultural trip ke pulau Madura akhir tahun 2013.

Dari dua kali kesempatan melintasi jembatan Suramadu itu hampir tidak ada kesan yang benar-benar tertanam di benak dari jembatan yang sangat terkenal itu. Saya hanya sekadar lewat saja, melihat megahnya Suramadu dan sudah, selesai sampai di situ saja. Tidak banyak cerita yang bisa disebar tentang jembatan itu.

Sampai saya kemudian berpikir, mungkin memang harus ada sesuatu dari jembatan Suramadu yang bisa memaksa orang untuk berhenti beberapa jenak. Berhenti bukan hanya sekadar berfoto dengan latar jembatan itu, tapi berhenti untuk menyaksikan sesuatu, membawa pengetahuan baru dan mungkin malah membawa rasa penasaran yang baru.

Sebuah ide terlintas di kepala. Bagaimana kalau dibangun sebuah tempat yang menyimpan banyak informasi tentang jembatan Suramadu dan pulau Madura? Tempat yang membuat banyak orang rela untuk mampir, menghabiskan banyak waktu untuk melihat-lihat isinya dan kemudian pulang dengan banyak informasi baru dan rasa penasaran baru sehingga di lain waktu mereka akan menyempatkan diri untuk lebih jauh menjelajahi pulau Madura beserta keunikan alam dan budayanya.

Konsep PIS

Saya memilih nama PIS, singkatan dari Pusat Informasi Suramadu. Nama ini terdengar nyaman di telinga karena mirip dengan frasa bahasa Inggris PISS yang berarti damai. Kata ini juga sekaligus bisa menghapus pameo orang tentang sifat khas orang Madura yang katanya keras dan berangasan itu. Sepintas kepanjangannya mungkin terdengar formil; pusat informasi Suramadu. Apakah tempat ini nantinya akan membosankan karena melulu berisi informasi yang berkaitan dengan angka? Oh tentu tidak! Justru di sinilah tantangannya.

PIS; Pusat Informasi Madura (iPulGs)
PIS; Pusat Informasi Madura (iPulGs)

PIS saya bayangkan akan dibangun di sebuah lahan yang berada di bagian pulau Madura, dekat dari ujung jembatan Suramadu. PIS dirancang dengan gaya arsitektur Madura yang merupakan perpaduan dari banyak gaya arsitektur Nusantara dan luar negeri. Arsitektur Madura memang banyak dipengaruhi oleh arsitektur dari Jawa yang berpadu dengan gaya Tionghoa dan bahkan Arab. Dengan gaya arsitektur inilah PIS dibangun, dari awal tentu sudah bisa terlihat betapa menariknya tempat ini.

Sebuah lobby utama akan menyambut para tetamu. Lobby ini memuat informasi dasar tentang jembatan Suramadu, entah itu penjelasan tentang konstruksi jembatan, biaya maupun proses pembuatannya. Semua informasi dibuat dalam grafis yang menarik agar pengunjung tidak bosan. Jangan lupa, sebuah miniatur jembatan bisa dipasang untuk semakin menguatkan ingatan orang tentang jembatan ini.

Di satu sisi dinding, sebuah layar televisi bisa ditempatkan untuk memutar film dokumenter tentang jembatan Suramadu. Mereka yang tak hendak berlama-lama dengan grafis 2D bisa menikmati semua informasinya lewat tayangan 3 dimensi.

Dari lobi pengunjung bisa digiring masuk ke ruangan berikutnya. Ruangan ini lebih spesifik bicara tentang pulau Madura beserta sejarah, budaya, alam dan kulinernya.

Dibuka dengan paparan sejarah tentang pulau Madura, tentang kisah kerajaan Sumenep, tentang Trunojoyo dan bahkan kisah tentang Karaeng Galesong dari Gowa yang turut membantu Trunojoyo menyerang Mataram. Semua kisah itu tentu tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kisah panjang pulau Madura. Menampilkannya dalam grafis yang menarik tentu akan sangat memudahkan pengunjung untuk mencerna cerita-cerita di baliknya. Bahkan bisa juga semua cerita itu dikemas dalam film pendek yang renyah untuk dinikmati.

Lalu dari kisah sejarah pengunjung dituntun untuk mengenali budaya Madura. Dari penghormatan mereka kepada para perempuan, batik khas Madura yang terkenal dengan warna-warna beraninya, olahan kuliner mereka yang menggoyang lidah, karapan sapi yang penuh semangat sampai ritual budaya lainnya yang dipengaruhi budaya Tionghoa, India, Arab dan tentu saja Jawa. Semua keunikan budaya itu dipamerkan di satu ruang khusus yang memang dirancang untuk memancing rasa penasaran para pengunjung.

Ragam pengaruh pada arstektur Madura

Dari ruangan yang bercerita tentang budaya orang Madura itu pengunjung kemudian akan dibawa ke sebuah ruangan yang berisi ragam keindahan alam Madura. Dari pantai yang indah, air terjun yang membuai sampai peninggalan sejarah dan wisata religi. Saya yakin masih sangat banyak orang yang belum tahu tentang keindahan alam, seni, budaya dan sejarah Madura.

Jawa Timur Ikut Dipamerkan.

Karena namanya Pusat Informasi Suramadu maka tentu saja akan naif bila tidak mengikutkan Surabaya dan Jawa Timur di sini. Maka dibuatlah satu ruangan khusus yang juga bercerita banyak tentang kota Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya.

Sama seperti ruangan lain yang bercerita khusus tentang Madura, ruangan ini bisa juga dibuat spesial dengan ragam cerita tentang sejarah, budaya, alam dan seni dari Surabaya dan Jawa Timur. Singkatnya, PIS harus dibuat benar-benar menjadi pusat cerita sejarah dari Madura, Surabaya dan Jawa Timur meski tentu saja dengan porsi yang berbeda-beda.

PIS juga harus dilengkapi dengan informasi event seni dan budaya yang ada di Madura atau Surabaya. Informasi ini harus kuat disertai dengan penjelasan singkat dan foto-foto tentang event yang akan dilangsungkan. Informasi ini tentu sangat berharga bagi para pengunjung yang memang sudah mulai tertarik untuk tahu lebih banyak tentang Madura atau Surabaya.

Lalu, sebagai penunjang PIS tentu harus dilengkapi dengan pusat penjualan cindera mata. Akan ada satu bagian khusus dimana para pegiat UKM diberi kesempatan untuk memamerkan hasil karya mereka, baik yang berhubungan langsung dengan jembatan Suramadu maupun yang hanya berhubungan dengan Madura pada umumnya.

Tapi pusat penjualan cindera mata ini harus dibedakan dengan pusat penjualan cindera mata yang sudah terlanjur ada di sekitar jembatan Suramadu. Maksudnya agar kehadiran PIS tidak membunuh para pedagang kecil yang sudah lebih dulu ada, malah harus dicarikan cara agar kehadiran PIS justru membuat mereka makin bergairah dan lebih hidup.

Promosi PIS.

Lalu setelah PIS dengan segala pernak-perniknya sudah hadir, bagaimana membuatnya agar makin terkenal? Jawabannya tentu saja promosi yang gencar.

Jaman sekarang salah satu pilihan promosi yang paling efektif adalah menggunakan internet dan media sosal. Pihak pengelola bisa menggunakan jasa para pengguna media sosial aktif yang ada di pulau Madura, salah satunya adalah komunitas blogger Plat-M yang sudah terbukti gencar melakukan promosi pulau Madura lewat blog mereka dan blog anggota mereka.

Para blogger Plat-M tentu akan senang hati membantu mempromosikan PIS dengan syarat PIS telah benar-benar berjalan sesuai rencana dengan perancangan dan pemeliharaan yang profesional. Sesekali pengelola bisa membuat ajang kecil-kecilan semisal menggelar lomba selfie di PIS buat para pengunjung. Bisa dibayangkan bagaimana viral yang didapatkan dari ajang ini. Viral yang secara langsung bisa memengaruhi popularitas PIS dan membuat orang lain penasaran.

Berawal dari PIS berakhir di Madura.

Dengan adanya PIS saya yakin orang-orang akan lebih tertarik untuk melewati jembatan Suramadu dan mampir untuk mencari tahu lebih banyak tentang jembatan ini dan tentu saja mencari tahu lebih banyak tentang pulau Madura.

Dari yang awalnya hanya iseng mampir mereka bisa mendapatkan banyak informasi tentang pulau Madura yang mungkin selama ini belum terlalu mereka kenal. Dari situ mereka bisa saja kemudian membuat rencana baru untuk lebih dalam mengulik cerita tentang Madura sekaligus melihat langsung cerita yang mereka dapatkan di PIS.

Dengan pengelolaan yang profesional dan penataaan promosi yang tepat, PIS bisa jadi pilihan bagi mereka yang ingin tahu banyak tentang Suramadu dan Madura pada khususnya. Mereka kemudian tidak hanya sekadar lewat jembatan Suramadu, berfoto dengan latar jembatan lalu pulang tanpa cerita yang menancap di kepala.

PIS dengan informasinya yang dalam dan menarik akan membuat mereka pulang dengan pikiran yang dipenuhi informasi baru dan bahkan mungkin rasa penasaran yang baru tentang pulau Madura. Rasa penasaran itu akan membuat mereka menceritakannya kepada orang lain, dan mungkin akan kembali lagi suatu hari nanti, melihat sendiri keunikan budaya, alam, kuliner dan sejarah yang sudah mereka temukan sebelumnya di PIS.

Saya sudah pernah menjelajahi sedikit bagian dari Madura dan saya tahu pulau itu sangat menyenangkan. Sudah waktunya lebih banyak lagi orang Indonesia atau bahkan orang luar yang ?membuktikan sendiri betapa indah dan kayanya pulau Madura. [dG]