Menciptakan Remaja Yang Siap Makkareso
Saya baru tahu kalau di Maros ada pusat pelatihan berbentuk asrama yang diberi nama PPSBR Makakreso. Di tempat ini Rumah Belajar Samsung digulirkan, untuk memberi kesempatan bagi anak-anak remaja putus sekolah dan tidak mampu agar punya keterampilan yang berguna di masa depan.
Matahari sedang tersaput awan kelabu ketika kami tiba di lokasi itu, tanah basah selepas hujan di siang hari. Sebuah gunung batu berdiri tegak di belakang bangunan, di sisinya terpasang huruf-huruf dari metal yang menyusun kalimat “Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung”. Tempat yang kami datangi memang berada di dalam kawasan taman nasional, tidak jauh dari permandian alam Bantimurung.
Tempat itu bernama PPSBR singkatan dari Pusat Panti Sosial Bina Remaja yang berada dalam naungan dinas sosial pemerintah kabupaten Maros. PPSBR itu diberi nama Makkareso atau dalam bahasa Bugis berarti “bekerja keras”. PPSBR Makkareso berdiri di atas tanah seluas 42. 736 m2 dengan sejumlah bangunan yang total luasnya 4.546 m2.
“Saat ini kami punya anak binaan sebanyak 120 orang.” Kata ibu Hj. Nurmi Handa, kepala PPSBR Makkareso yang kami temui di ruang kerjanya. Wanita bertubuh ramping itu bercerita banyak tentang PPSBR Makkareso yang mulai dikepalainya sejak tahun 2013.
“Anak-anak binaan kami datang dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Proses perekrutannya dilakukan oleh dinas sosial daerah dan dikirim ke sini.” Kata ibu Hj. Nurmi. Dia kemudian menambahkan, “Anak-anak ini adalah anak-anak putus sekolah dan anak-anak kurang mampu. Ada juga beberapa dari mereka yang merupakan anak-anak yang bermasalah dengan hukum.”
Hj. Nurmi Handa (paling kiri) ketika jumpa pers di peresmian RBSAnak-anak remaja yang ditempatkan di PPSBR Makkareso Maros itu kemudian diberi bekal keterampilan mulai dari otomotif, kelistrikan, elektronika dan keterampilan buat remaja wanita seperti merias dan menjahit. Sejak pertama dioperasikan tanggal 21 Juni 1979 hingga 2014, PPSBR Makkareso sudah melatih 4.543 anak remaja yang terdiri dalam 59 angkatan.
Dari jumlah tersebut menurut catatan ibu Hj. Nurmi ada 3.180 orang yang dianggap berhasil atau sekitar 80% dari jumlah total angkatan. Indikasi keberhasilan adalah siswa yang lulus dan mampu diserap oleh industri alias bekerja. Jumlah itu memang masih belum pasti karena Hj. Nurmi mengakui kelemahan mereka di bidang monitoring dan evaluasi.
Sebabnya, para siswa yang selesai mengikuti pelatihan di PPSBR Makkareso selama 6 bulan itu akan dikembalikan ke daerah mereka masing-masing, tempat mereka dulu pertama kali direkrut. Selepas proses itulah menurut Hj. Nurmi persoalan bermula, mereka tidak bisa lagi mengikuti perkembangan para siswa yang sudah selesai menjalani pelatihan.
Dipilih Oleh Samsung.
Sejak awal tahun 2015 ini PPSBR Makkareso Maros punya tampilan berbeda. Samsung lewat program CSR mereka menggandeng PPSBR Makkareso untuk membangun Rumah Belajar Samsung. Pemilihan ini tentu saja bukan tanpa alasan. Dalam penuturannya, Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics menyampaikan beberapa alasan kenapa Samsung memilih PPSBR Makkareso sebagai lokasi Rumah Belajar Samsung.
“Pertimbangan kami memang ada beberapa hal. Kami bekerjasama dengan Kementerian Sosial, dari kementerian inilah kami mendapat rekomendasi panti sosial yang sudah berjalan dengan baik selama ini dan PPSBR Makkareso ini masuk dalam rekomendasi.” Kata Ennita di sela-sela persiapan acara inagurasi Rumah Belajar Samsung.
Bagian dalam RBS MarosKondisi PPSBR Makkareso yang sudah berjalan dengan baik sejak 1979 menjadi alasan untuk memilihnya menjadi bagian kerjasama Samsung dalam mendirikan Rumah Belajar Samsung (RBS). Selain itu pihak Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kab. Maros serta pihak PPSBR Makkareso dianggap sangat kooperatif dalam mewujudkan Rumah Belajar Samsung.
Rumah Belajar Samsung sendiri adalah sebuah bagian dari program CSR Samsung Electronics Indonesia. Rumah Belajar Samsung pertama didirikan di Jakarta tahun 2012, selanjutnya berturut-turut dibangun di Cikarang dan Medan tahun 2014. Tahun ini Maros terpilih sebagai tempat keempat pendirian Rumah Belajar Samsung.
Samsung tidak bekerja sendirian, untuk mewujudkan program ini mereka menggandeng Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), sebuah yayasan yang memang fokus pada dunia pendidikan. YCAB bertugas menyusun silabus dan menyiapkan tenaga pengajar serta mengurus perijinan ke dinas terkait. Samsung dan YCAB juga menjalin kerjasama dengan Departemen Sosial untuk penentuan tempat RBS. Tiga kerjasama ini disebut Ennita Pramono sebagai 3 pilar yang saling terkait untuk membangun dan saling menguatkan.
Bukan Hanya Keterampilan.
Dalam programnya RBS memberikan empat macam keterampilan bagi siswanya. Empat keterampilan itu adalah; keterampilan IT, teknisi handphone, home appliance dan audio visual. Silabus untuk keempat bidang ini disusun bersama dengan YCAB dengan mempertimbangkan standar service center Samsung. Harapannya agar lulusan RBS nantinya bisa diterima di service center Samsung bila memang dibutuhkan.
Ruang belajar IT di RBS Maros Anak-anak di kelas teknisi handphonePelatihan di RBS sebenarnya tidak melulu tentang keterampilan tapi juga memberikan soft skill berupa pengetahuan tentang bisnis, manajemen dan peningkatan kualitas diri. “Harapannya agar para lulusan nantinya bisa punya bekal selain keterampilan teknis. Syukur-syukur kalau mereka bisa jadi pengusaha.” Kata Ennita Pramono.
Harapan Samsung itu sejalan dengan apa yang sudah dilakukan oleh PPSBR Makkareso selama ini. Ibu Hj. Nurmi Handa menceritakan bagaimana mereka juga tidak hanya memberikanketerampilan teknis kepada murid asuhannya. Para murid juga diberi bekal kedisiplinan dan bekal pengetahuan agama.
“Di sini murid kita haruskan mengikuti sholat subuh berjamaah bagi yang muslim dan mengikuti kegiatan olahraga. Meski banyak yang protes tapi kami berkeras, kami yakin ini banyak gunanya di kemudian hari. Setidaknya mereka bisa lebih disiplin.” Kata Hj. Nurmi Handa.
Selasa 27 Januari 2015 Rumah Belajar Samsung di PPSBR Makkareso memang akhirnya diresmikan. Rumah Belajar Samsung dengan segenap harapannya menciptakan generasi muda yang punya keterampilan nampaknya menemukan pasangan yang pas dengan PPSBR Makkareso. Kedua pilar ini ditambah dengan pilar lainnya yaitu YCAB memang punya tujuan yang sama, memberi kesempatan kepada anak-anak putus sekolah dan anak-anak tidak mampu agar punya keterampilan teknis dan mental untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Di PSBR Makkareso, Rumah Belajar Samsung siap untuk menciptakan anak-anak remaja yang kelak siap untuk makkareso (bekerja keras). Harapan masa depan Indonesia sepertinya akan lebih cerah kalau saja banyak perusahaan besar seperti Samsung yang juga punya komitmen untuk memberi kesempatan kepada anak-anak remaja putus sekolah, anak-anak remaja tidak mampu dan anak-anak remaja bermasalah.
Usaha menciptakan anak-anak remaja yang siap untuk makkareso memang tidak boleh berhenti. Untuk Indonesia yang lebih baik. [dG]