Internet

Blogwalking, Tradisi Jaman Dulu?

 

blogwalking
Blogwalking

Kapan terakhir kali Anda blogwalking, mengunjungi beberapa blog kawan dan meninggalkan komentar di sana?

Ketika pertama kali ngeblog sekitar tahun 2006, salah satu aktifitas (atau mungkin bisa dibilang sebagai tradisi) yang sering saya lakukan adalah blogwalking. Entah siapa yang menyematkan istilah ini pertama kali, tapi setahu saya artinya adalah jalan-jalan ke blog orang lain. Blogwalking jadi menyenangkan karena bisa jadi salah satu interaksi sosial di dunia maya. Interaksinya tentu saja lewat kolom komentar di blog yang didatangi. Satu komentar bisa berbalas dengan komentar lain dan di sanalah interaksi terjadi.

Saya ingat, kala itu ada beberapa blog yang masuk sebagai list blog favorit. Favorit karena saya kunjungi setiap hari dan saya bisa berlama-lama di blog itu. Interaksi juga sering terjadi di kolom komentar dan beberapa pemilik blog itu kemudian jadi kawan akrab di dunia maya.

Itu jaman ketika media sosial seperti Facebook dan Twitter belum lahir. Blog jadi salah satu (atau mungkin satu-satunya) media sosial yang menghubungkan banyak orang. Memang ada Friendster, tapi gemanya belum sekuat Facebook beberapa tahun kemudian. Interaksi melalui blogwalking dan komentar itu juga jadi cikal bakal lahirnya beberapa komunitas blogger daerah.

Kemudian datanglah Facebook dan menyusul kemudian Twitter. Dua media sosial itu rupanya menggerus banyak kebiasaan para blogger jaman dulu. Keleluasaan berinteraksi dan menumpahkan perasaan secara instan perlahan-lahan membuat aktifitas ngeblog jadi agak membosankan dan tidak menarik lagi. Untuk apa repot-repot login, add new post, mengetik, mencari foto, menentukan kategori, tag dan kemudian menekan tombol publish kalau Anda bisa melakukannya dengan cepat di aplikasi Facebook dan Twitter? Jadilah curhatan-curhatan pendek dan personal itu menghilang dari blog karena semua sudah tersalurkan di media sosial lain. Hanya tersisa blogger yang benar-benar punya hasrat untuk ngeblog dan menganggap batasan karakter di Twitter dan status Facebook menghalangi mereka untuk menumpahkan ide atau opini.

Nah karena pola blogging dan media sosial sudah berubah maka salah satu tradisi seperti blogwalking juga ikut berubah. Dari lingkungan blogger terdekat, saya menemukan kalau tradisi blogwalking ternyata perlahan-lahan sudah ditinggalkan. Waktu yang tidak sebanyak dulu lagi jadi salah satu alasan di balik alasan sesungguhnya bahwa hasrat untuk berinteraksi lewat blog sudah tergantikan oleh media sosial lain. Perlahan-lahan jumlah komentar di blogpun makin menyusut, tidak seperti dulu ketika blogwalking masih sering dijalani.

Tapi benarkah tradisi blogwalking dan meninggalkan komentar benar-benar sudah punah? Tentu saja tidak! Masih banyak blogger yang tetap melestarikan tradisi ini, blogwalking ke blog teman untuk sekadar bertegur sapa dan bukan karena ingin mencari sesuatu. Sekadar berkunjung, menyapa dan beruntung kalau memang ada postingan yang dianggap berguna atau minimal menarik untuk dibaca.

Setahu saya ada juga komunitas blogger yang anggotanya masih sangat rajin untuk saling mengunjungi dan meninggalkan komentar. Di blog anggota komunitas itu saya sering sekali menemukan jumlah komentar yang jumlahnya belasan dan bahkan puluhan. Interaksi antara pengunjung dan pemilik blogpun masih terasa hangat, bukti kalau mereka masih melestarikan tradisi blogwalking dan meninggalkan komentar. Mereka ini adalah orang-orang yang masih punya hasrat tinggi ngeblog, masih menjadikan blog sebagai media utama untuk berinteraksi dengan teman-teman di dunia maya.

Dunia blog saat ini memang sudah mulai berbeda dengan masa 7 tahun lalu. Blog masih tetap ada, peminatnyapun masih banyak. Hanya saja model interaksinya sedikit berbeda, tradisi blogwalking sudah tidak seramai dulu lagi. Tidak ada yang salah tentu saja, anggap saja itu seleksi alam. Bagaimanapun juga, blog tetap menyenangkan tidak peduli perubahan yang terjadi di dalamnya. Bukan begitu? [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (13)

  1. pertamax, gan! 🙂

  2. sy tetap menggemari blog walking. buktinya, sy selalu singgah ke blog ini.

  3. Yah memang begitu adanya , tapi ane salah satu yang masih mepertahankan tradisi lama (blog walking) media sosial seperti facebook. misalnya nya group, apa yang kita kirim, lama – lama pun tenggelam di time line.

    salam blogwalking 😀

  4. Masih sering blogwalking, tapi sudah jaaaaaarang meninggalkan jejak 😀

  5. Hehe. Betul juga, Kak. Sayangnya saya baru mengenal blog waktu tahun 2008. Media sosial juga sudah begitu populer waktu itu (saya mantan pecandu friendster yang akhirnya memilih untuk ngeblog). Awalnya sih semangat, tapi makin lama tren berubah, media sosial yang lebih praktis dan gampang muncul satu-satu. Teknologi juga berperan penting. Koneksi internet yang makin kencang dan murah, sama mendukung mobilitas (kayak hape dan tablet) sangat berpengaruh.
    Lama-lama saya jadi malas ngeblog karena popularitasnya semakin menurun, tapi saya selalu punya prinsip. Suatu hari mungkin nasib facebook dan twitter akan sama seperti friendster dan myspace yang sudah (bisa dibilang) punah, sedangkan popularitas blog mungkin menurun, tapi tidak menurun-menurun amat. Stabil lah. Yang penting kita rajin posting dengan posting berkualitas, pengunjung juga akan datang dengan sendirinya. IMHO sih 😀

  6. dinastyabraham

    Menurut saya blogwalking itu suatu keharusan.
    saya ambil contoh sederhana, manusia itu makhluk sosial dan tentu saja blog adalah sosial media dengan sejuta hal positif.
    so, perbanyaklah blogwalking/bersosialisasi.

    Salam blogger.

  7. blogwalking adalah cara yang paling ampuh untuk saling mengunjungi ke blog lain menyapa dan bersilahturahmi, dan meningkatkan visitor….

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.