Seribu Juta Topan Badai Penghapus Dahaga

The Adventures Of TinTin

Saya penggemar TinTin, bahkan sebelum disunat saya sudah jatuh cinta.

Ketika muncul berita bahwa Steven Spielberg akan memfilmkan kisah petualangan wartawan muda asal Belgia karangan Herge ini saya langsung penasaran. Seperti apakah bentuk TinTin di tangan sang maestro itu ? Belakangan saya mendengar kalau filmnya akan dibuat dalam bentuk animasi 3D, makin penasaranlah saya. Sebelumnya saya sudah menonton berbagai seri kartun TinTin, tapi tentu saja nyaris tidak ada yang berbeda dengan film kartun lainnya, kecuali bahwa itu adalah kisah tentang TinTin.

Untuk versi layar lebar sendiri, TinTin sudah difilmkan sebanyak 5 kali sebelum karya Spielberg muncul. Semuanya menggunakan manusia sebagai pemeran utama dan semuanya tidak bisa meledak di pasaran. Sebuah pekerjaan berat mengangkat kisah dari komik ke layar lebar dengan pemeran manusia. Tapi Spielberg memilih jalan lain, menggunakan animasi untuk memfilmkan sebuah komik. Dan itu jelas mengundang rasa penasaran.

Sampai akhirnya kesempatan itu datang juga.

The Adventures of TinTin besutan Steven Spielberg ini dibuka dengan adegan di pasar loak. Para penggemar TinTin pasti sudah paham kalau ini adalah bagian dari cerita ?Rahasia Kapal Unicorn? produksi tahun 1942. Ini adalah komik TinTin pertama yang dibuat berseri alias ceritanya bersambung ke komik berikutnya.

Spielberg memang hebat. Keseluruhan cerita yang ditampilkan bukanlah cerita asli dari Rahasia Kapal Unicorn, tapi merupakan penggabungan 3 cerita, Kepiting Bercapit Emas ( 1940 ), Rahasia Kapal Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah ( 1943 ) serta sedikit unsur dari Hiu-Hiu Laut Merah ( 1956 ).

Buat saya ini adalah kejutan besar sekaligus sebuah langkah briliant. Keseluruhan cerita dibuat lebih segar meski garis besarnya masih tetap sama dengan yang ada di komik, yaitu tentang pemecahan rahasia yang terkandung dalam 3 kapal unicorn peninggalan Sir Francis Haddock, leluhur Kapten Haddock.

Saya membayangkan bila cerita yang diangkat ke layar lebar adalah cerita asli dari komik maka mungkin saja para penggemar berat TinTin hanya akan fokus pada visual tanpa memperhatikan jalan cerita, toh mereka sudah mengerti dengan detail setiap cerita di komik TinTin. Langkah yang diambil Spielberg membuat para penggemar berat TinTin mau tidak mau harus ikut fokus pada jalan cerita karena ada banyak unsur baru dalam cerita versi layar lebar ini.

Untuk visual sendiri, saya rasa kita sudah tidak bisa meragukan kapasitas seorang Spielberg yang kali ini berduet dengan Jesse Jackson. Penggambaran TinTin lewat animasi 3D berlangsung nyaris sempurna, apa yang saya bayangkan lewat komik TinTin selama ini hadir dalam sebuah tayangan yang jauh lebih bagus dari komik 2D yang sudah saya akrabi sejak masih berseragam putih merah.

The Adventures of TinTin produksi Steven Spielberg ini bisa jadi puncak dari semua visualisasi layar lebar dari komik TinTin. Kerja keras Spielberg sejauh ini cukup mampu memuaskan para TinTin Mania. Jalan cerita yang mengandung unsur kejutan serta visual yang memanjakan mata adalah dua aspek yang begitu dinikmati oleh para penggemar TinTin.

The Adventures Of TinTin versi Steven Spielberg ibarat wishkey untuk Kapten Haddock, pemuas dahaga. Bahkan mungkin bila meminjam umpatan khas Kapten Haddock, maka film ini adalah : Seribu juta topan badai pemuas dahaga. Yah, pemuas dahaga untuk para penggemar berat TinTin.