THERE’S NO NEED TO CRY…
Piala Asia mungkin sudah berakhir untuk Indonesia, skor 1-0 untuk Korea Selatan menghapus mimpi kita untuk membuat sejarah lolos untuk yang pertama kalinya ke babak kedua, sejarah yang telah ditorehkan Vietnam 2 hari sebelumnya. Rasanya memang menyesakkan, apalagi melihat fakta kalau kita sebenarnya punya peluang mengingat Piala Asia kali ini digelar di kandang sendiri. Tapi haruskah kita kecewa ?, nggak tau dengan anda, tapi saya pribadi tidak merasa kecewa sama sekali. Anak-anak merah putih sudah memberikan sesuatu yang maksimal, sesuatu yang katanya 2 level di atas kemampuan mereka. Sebagai contoh, saat menghadapi Bahrain yang tahun lalu dinobatkan FIFA sebagai tim Asia yang paling progressif ternyata kita bisa menang, menghadapi Saudi Arabia yang notabene adalah salah satu macan Asia yang juga langganan piala dunia, kita bisa megimbangi walaupun akhirnya kalah secara menyesakkan. Terakhir, menghadapi Koera Selatan, semifinalis World Cup 2002, peringkat 53 FIFA, dan penakluk raksasa, kita ternyata “hanya” kalah 1 gol. Perbandingan kualitas yang sangat njomplang dengan Korsel – kita berada di urutan 140-an dalam daftar FIFA dan kita belum pernah masuk putaran final piala dunia- ternyata tidak membuat kita lantas jadi silau dan menyerah sebelum bertanding.
Semangat pantang menyerah Bambang Pamungkas Dkk. ternyata berefek sangat besar untuk mengatasi ketimpangan kualitas itu. Terima kasih kepada puluhan ribu supporter yang telah rela datang ke GBK ataupun supporter yang hanya bisa menonton dari rumah dengan debaran yang sama sambil tidak lupa berdoa untuk timnas kita. Jadi saya kira kita tidak perlu kecewa, toh mereka juga sudah berhasil “menyatukan”
Kalau melihat ketiga pertandingan yang dilalui
Kalau soal postur, ada yang bilang “mau bagaimana lagi, lha wong ras kita emang mentoknya segitu koq “. Hmmmm…mungkin juga, tapi kakek saya dulu cerita kalau orang-orang jepang yang dulu datang ke
Nah, sementara itu soal stamina, saya punya usulan nih…harusnya PSSI membuat suatu regulasi seragam kepada klub-klub peserta LIGINA perihal pembentukan stamina. Kalau perlu ada semacam pengetesan secara berkala terhadap pemain-pemain yang potensial masuk ke timnas. Agak repot sih, tapi
Pertanyaannya, mau nggak PSSI mikir kayak gitu..?. lagian usulan di atas datangnya juga dari orang di negeri antah berantah yang sama sekali tidak memiliki kapabilitas sebagai pengamat sepakbola. Lha wong yang ngomong orang pinter-pinter aja nggak didengerin koq…
Padahal kalau mau jujur, ajang piala
Yah, sudahlah…melihat wajah dan kelakuan pengurus PSSI malah bikin masa depan sepakbola kita makin buram, seburam kaca jendela sebuah rumah tak berpenghuni di tengah padang pasir yang baru saja ketimpa badai gurun (hehehe…gak nemu analogi lain yang tepat..).yang penting kita publik sepakbola nasional tetap semangat aja, tetap bersatu dan berjuang membantu mereka-mereka yang sesat itu, nggak peduli bantuan kita dianggap atau nggak. Terima kasih buat semua pemain timnas yang sudah sempat membuat kita bangga selama dua mingguaan ini , terima kasih buat supporter yang sudah berjuang sekuat tenaga memberi suntikan semangat buat para ksatria lapangan hijau kita. Mudah-mudahan ini bukan hal terakhir yang akan saya ceritakan penuh kebanggan kepada anak saya tentang sepakbola kita. Mimpi itu harus terus kita jaga…
Sekarang, kembali ke lap…top..maksudnya, kembali ke kerjaan….sambil menunggu liga Eropa bergulir, sebentar lagi….
Ah, rasanya kok ironis, saya lebih menunggu Liga Eropa bergulir daripada LIGINA yang sebentar lagi juga bakal bergulir…hehehe, yah..mo gimana lagi..
keterangan : foto diambil dari situs resmi AFC Asian Cup.
Sayang gw ngga attach sama Persebaya, jadi ngga begitu nunggu LI. Coba kalo masi di Solo, pasti tiap Rabu/Sabtu/Minggu setia nongkrongin Manahan nonton Persis Solo.
Kenapa ngga mule nonton PSM bung?
hmmm..usulan yang bagus…
dulu, waktu masih bujangan sih sering juga nonton ke Mattoanging, terakhir nonton PSM pas di Senayan taon 2000, waktu itu mumpung lg di Jakarta.
setelah nikah, nyari waktu luangnya yg agak susah, padahal teman2 di kantor banyak yg maniak dan biasanya berombongan ke stadion, karcisnya juga sering ada yg nanggung..
tauk nih, besok2 kayaknya mo coba ke ikutan lagi ahhh..mumpung lagi Hype…
artinya, saya mesti nonton Persiba di Balikpapan sini?…
hmm…memang saya rencana mau aktif menonton…(btw, saya blum pernah merasakan gemuruh stadion bola…)
insya Allah..
insya Allah..
btw, daeng Ifool, kalo kita melulu kalah karena postur yg notabene adalah kodrat…trus dulu Ramang cs menjadi digdaya di seantero Asia karena apa ya….30 tahun berselang bukankah evolusi belum mampu mengubah fisik manusia? just think…saya kira memang kondisi stamina kita yg kurang terlatih…:)
@daeng Rusle :
karena kita tinggal di Balikpapan ya bersiaplah dukung Persiba, ato paling tidak tunggu sampe PSM datang ke sana..hehehe..asyik tawwa nonton di stadion, atmosfirnya itu lho..asal…jangan ada aksi anarkis, sy sdh pernah rasakan perihnya gas air mata gara2 ribut di stadion…
trus soal stamina, memang itu kelemahan terbesarta’…katanya dengan stamina yg kita punya, kita hanya bisa main 1 babak saja klo levelnya level Eropa..brarti…jauh skalii…