The Clash of Titans

440275_mediumsquare.jpgDalam waktu yang tidak lama lagi, daratan benua biru Eropa akan dihangatkan oleh pertarungan bergengsi antar 4 raksasa sepakbola dari dua negara yang jadi kutub utama sepakbola Eropa. Selasa dan rabu (19/20) Februari ini akan menjadi saksi awal siapakah dari keempat klub besar tersebut yang akan lolos ke babak perempat final European Champions League.

AC Milan dari Italy akan ditantang pasukan muda dari Inggris yang sedang hangat-hangatnya, Arsenal. Sementara itu Inter-yang saat ini sedang sangat menguasai liga Italia-akan ditantang salah satu legenda Liga Champion Eropa asal Inggris, The Reds Liverpool.

Dalam 2 tahun belakangan ini, rivalitas antar klub kedua negara memang sedang membara. Klub-klub dari Inggris dan dari Italia saling bertemu dan saling mengalahkan pula. Tahun lalu final bahkan mempertemukan dua kekuatan dari Inggris dan Italia. Ac Milan menekuk Livberpool sekaligus membalas sakit hati mereka 2 tahun sebelumnya saat dikalahkan dengan sangat dramatis di Istanbul. Sebelum partai final, ada 2 pertemuan antar klub-klub Inggris dan Itali di musim yang sama yang pantas untuk disematkan sebagai bara pemicu perseteruan abadi Inggris dan Italia.

Di fase grup, Manchester United sukses menyingkirkan AS Roma dengan skor mencolok di Old Trafford, 7-0 walaupun sebelumnya dipukul 2-1 di Olympico. Perseteruan MU dan AS Roma di lapangan hijau sekaligus berlanjut dengan perseteruan antar supporter di luar lapangan. Perseteruan yang menyebabkan beberapa supporter MU harus berurusan dengan polisi dan rumah sakit. Di semifinal, dengan aroma british yang kental (Inggris mengirim 3 wakilnya lolos ke semifinal), AC Milan sukses melewati hadangan MU lewat kemenangan 3-0 di San Siro meski kalah 3-2 di Old Trafford. Agak di luar dugaan karena sebagian besar pengamat menyakini akan terjadi duel sesama British di final.

Tahun ini, undian babak 16 besar ECL memaksa empat klub raksasa dari 2 negara tersebut harus bertemu lebih awal. Tak ada pilihan lain, vonis sudah dijatuhkan dan mereka harus berhadapan. Sangat disayangkan memang, karena seharusnya partai-partai seperti ini seharusnya terjadi di fase yang lebih jauh dan tidak sedini ini.

AC Milan Vs. Arsenal

Tahun ini , AC Milan memang agak keteteran di liga lokal. Mereka kalah jauh dari rival abadi sekota, Inter Milan. Penampilan yang fluktuatif memaksa mereka merevisi target menjadi hanya lolos ke Liga Champion musim depan. Berbeda dengan Arsenal yang saat ini unggul 7 poin dari MU di EPL.

Mungkin bisa dibilang kalau tahun ini, Arsenal memang sedang merekah. Arsene Wenger boleh dibilang sedang memanen buah dari kesabarannya membibitkan pemain-pemain muda penuh bakat. Kehilangan Thierry Henry di awal musim tak lantas membuat Arsenal patah arang. Emmanuel Adebayor siap menjadi pelontar peluru yang baru menggantikan si King Henry. Di tengah kemapanan Cesc Fabregas yang telah teruji selepas kepergian Patrick Viera bersanding dengan kemapanan milik Thomas Rosicky.

Masalah terbesar mereka mungkin hanya hantu cedera yang saat ini sedang membekap Rosicky dan Van Persie. Akibatnya, terakhir Arsenal harus takluk dari Manchester United di Old Trafford dengan skor telak 4-0 di lanjutan babak ke 5 piala FA. Dalam partai tersebut Arsene Wenger memang seakan sengaja mengistirahatkan beberapa pemain intinya, namun agaknya cukup naif bila mengatakan Arsenal sengaja melepas piala FA mengingat target mereka musim ini adalah treble winner.

Di tempat yang berbeda, AC Milan juga menghadapi masalah yang tak kalah pelik. Kehilangan konsistensi di setiap pertandingan kemudian disempurnakan dengan cedera parah yang kembali menghiggapi sang phenomenon, Ronaldo. Alexander Pato, bintang muda yang memberi harapan juga tak kalah sialnya. Cedera engkel saat menghadapi Fiorentina memaksanya istirahat sebelum bisa lebih banyak memberikan kontribusi.

Tapi tidak boleh dilupakan bahwa AC Milan-seperti halnya Real Madrid-adalah raja di Liga Champion. Kompetisi kasta tertinggi Eropa itu seakan-akan adalah habitat asli mereka. AC Milan akan tampil sangat luar biasa bila berlaga di Liga Champion. Dalam 7 tahun terakhir ini tercata AC Milan sebagai tim yang paling konsisten di ECL.

Menarik menantikan pertarungan antar “dua generasi” ini. AC Milan yang sebagian besar diperkuat pemain berusia di atas 30 tahun akan menghadapi tantangan darah muda milik Arsenal. Fokus utama mungkin akan berada di seputar aksi-aksi Kaka-pemain terbaik dunia 2007- dan Andrea Pirlo dari Milan dengan Cesc Fabregas dan Adebayor dari Arsenal.

Sebagai Milanisti, saya tentu akan berdiri di belakang Milan. Apalagi Arsenal adalah lawan utama klub favorit saya yang lainnya, Manchester United. Pengalaman dan kematangan bintang-bintang dari kota Milan ini yang dibarengi dengan “takdir” sebagai penguasa Liga Champion akan membuat mereka mampu melewati Arsenal.

Inter Milan vs Liverpool.

Di liga Italia, Inter Milan boleh jadi adalah raksasa yang baru bangun. Dominasinya sungguh luar biasa dan membuat tim-tim besar lainnya seperti Juventus dan AS Roma kewalahan mengejarnya. Namun bila bicara soal Liga Champion Eropa akan lain ceritanya. Inter nyaris tak punya urat dan tradisi yang kuat di ECL.

Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan tetangganya, AC Milan dan bahkan dengan calon lawannya, Liverpool.

The Reds, Liverpool memang tak bersinar cemerlang di EPL . Mereka tenggelam dalam persaingan antar 3 klub besar lainnya, MU, Arsenal dan Chelsea. Praktis Liverpool hanya jadi penonton. Namun, bila bicara soal ECL nasib Liverpool berbeda. Dalam 3 tahun terakhir ini, Liverpool jadi tim Inggris yang paling stabil. Dua kali final dengan 1 gelar juara.

Rafael Benitez dituding tidak cocok dengan gaya permainan Inggris namun diakui mampu menaklukkan permainan tim-tim yang bertipe Eropa daratan. Mungkin ini alasan logis kenapa Liverpool bisa sukses di ECL namun selalu gagal di EPL.

Pertarungan kedua tim adalah pertarungan mental dan lebih ke pertarungan non teknis lainnya. Secara materi, kedua tim boleh disebut sejajar. Jejeran bintang-bintang mengkilap menghiasi daftar strting line-up mereka. simak nama-nama seperti Gerrard, Mascherano, Tores, Ibrahimovic, Stankovic, hingga Kuyt dan Viera. Jelas, pertarungan mereka akan jadi pertarungan penuh gengsi yang mungkin malah akan jadi pertarungan yang panas.

Sekali lagi, sebagai Milanisti saya tentu akan selalu mendoakan Inter gagal dan kesempatan Inter bertemu Liverpool adalah kesempatan besar untuk mewujudkan doa tersebut. Saya akan selalu mendukung klub manapun yang menghadapi Inter Milan, sama seperti saya selalu mendukung tim manapun yang menghadapi Brasil.

Jadi ?, siapkan fisik anda untuk memelototi aksi-aksi para bintang Eropa di layar kaca. Tak peduli klub manapun yang anda dukung, yang penting adalah…nikmati..!!!.