Sepakbola

Peran Sang Gelandang

Pagelaran piala AFF telah selesai, hasilnya kita semua sudah tahu tentu saja. AFF meski tidak menghasilkan sebuah piala bagi Indonesia namun teta menjadi sebuah momen yang membanggakan di mana jutaan penduduk Indonesia bersatu padu mendukung tim merah putih dan sama-sama merasa memiliki. Bangsa ini tiba-tiba menjadi satu, disatukan oleh sebuah olahraga yang dimainkan 22 orang lelaki di atas lapangan hijau. Di sisi lain sepakbola naik satu level ke level selebritas.

Minimal ada 2 pemain timnas Indonesia yang namanya tiba-tiba melejit menjadi sorotan media, irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Kedua lelaki berbedan usia nyaris 12 tahun ini menuai popularitas karena ajang AFF. Mereka dikejar, dipuja dan dipotret layaknya selebritas.

Bagi saya pribadi, ada satu sosok yang menurut saya lebih pantas menjadi seorang bintang sesungguhnya dari setiap perjalanan timnas Indonesia di AFF 2010. Dia adalah Ahmad Bustomi. Lelaki kelahiran Jombang 13 Juni 1985 ini adalah nyawa lini tengah Indonesia dengan peran yang sangat vital. Bustomi adalah sang gelandang bertahan yang menjaga stabilitas permainan Indonesia.

Meski berbadan kcil tapi Bustomi mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dia sukses mematahkan serangan lawan sejak awal, merusak stabilitas permainan lawan sambil tetap menjaga stabilitas permainan sendiri. Kemampuannya bermain stabil sepanjang 90 menit pertandingan membuat barisan ofensif Indonesia sedikit ringan tanpa harus terlalu banyak turun membantu pertahanan. Inilah fungsi utama seorang gelandang bertahan, memastikan barisan ofensif bermain lepas dan mengurangi kerja barisan defensive.

Sejak pertama kali mengenal sepakbola ada dua posisi yang paling saya sukai. Bek dan gelandang bertahan. Dua orang yang membuat saya jatuh cinta adalah Paolo Maldini di sisi kiri pertahanan dan Frank Rijkaard di barisan gelandang bertahan.? Dan sejak saat itu saya selalu memperhatikan kiprah pemain-pemain bertahan di setiap klub, utamanya dua posisi bertahan itu.

Dalam dunia sepakbola, posisi gelandang bertahan memang terkadang tidak terlalu menarik perhatian, berbeda denga posisi striker atau gelandang menyerang yang biasa langsung jadi sorotan media. Tapi sesungguhnya dalam pertandingan dan sebuah tim yang solid, pengisi posisi gelandang bertahan yang bagus adalah sebuah keharusan.

hampir ?tidak ada satupun tim (Negara atau klub) yang meraih kesuksesan tanpa adanya gelandang bertahan yang bagus. Contoh terakhir adalah Spanyol yang menjadi juara dunia karena peran Sergio Busquets sebagai gelandang bertahan yang kadang berduat dengan Andres Iniesta.

Beberapa tahun belakangan ini memang ada kecenderungan tim-tim besar menggunakan pola 4-2-3-1 yang menempatkan 2 gelandang bertahan dengan karakter yang sedikit berbeda. Satu berkarakter full defensive, satu lagi berkarakter sedikit offensive . Del Bosque mengadopsi pola tersebut dari Barcelona yang lebih dulu sukses ke tim nasional Spanyol yang juga berujung kesuksesan.

Syarat umum seorang gelandang bertahan yang bagus adalah kengototan serta tentu saja stamina yang luar biasa. Sebut saja pemain seperti Patrick Viera, Gennaro Gattuso, Edgar Davids atau Roy Keane. Mereka adalah deretan gelandang bertahan yang luar biasa, punya stamina di atas rata-rata dan selalu tampil ngotot. Saat Viera masih bermain di Arsenal dan sedang berada di puncak permainannya, salah satu indicator keterpurukan Arsenal adalah apabila dia berhenti berteriak di lapangan. Saat Viera kehilangan kegarangannya, saat itulah Arsenal bersiap menelan kekalahan.

Gelandang bertahan juga identik dengan pekerjaan kotor. Mereka harus licik dan pandai mencari ruang yang tepat untuk menghentikan serangan lawan di kesempatan pertama. Makanya tidak heran bila banyak gelandang bertahan yang terkenal sebagai provokator lapangan hijau dan langganan kartu kuning maupun merah. Viera, Gattuso, dan Keane adalah sedikit nama yang terkenal karena kelicikan dan tindak kotornya di lapangan hijau.

Licik dan kotor adalah sebuah feature bagi seorang gelandang bertahan. Sepertinya orang akan sedikit maklum bila melihat beberapa gelandang bertahan tampil dengan dua kelebihan itu, meski tentu saja gelandang bertahan yang relative bersih akan mendapatkan tempat tersendiri di hati penonton. Busquet, Mascherano, Carrick ?Fabregas adalah sedikit nama gelandang bertahan yang menjulang namanya karena skill, bukan semata-mata karena fisik dan ulah kotornya.

Dalam sebuah tim, gelandang bertahan yang bagus adalah salah satu jaminan tim akan melaju jauh dalam sebuah turnamen. Pameo itu terbukti di AFF 2010 di mana Ahmad Bustomi sukses menjalankan perannya dan menjadi seorang gelandang bertahan yang bagus dan bersih.

Saat Irfan Bachdim dan Christian Gonzales banyak dipuja orang, saya tetap melihat Bustomi (bersama M.Nasuha) sebagai bintang sesungguhnya bagi tim Indonesia. Mereka (utamanya Bustomi) adalah pemain paing konsisten sepanjang pagelaran AFF 2010, mereka layak mendapatkan penghargaan dan tentu saja kesempatan untuk berkembang lebih bagus di masa yang akan dating.

Salut untuk Bustomi.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (4)

  1. Saya gak ngerti lah soal bola, cuma ikut euforianya aja. Sukses utk semuanya 😀

  2. setuju sama Bang Ipul, malah menurut saya Bachdim dan Gonzales dipuja juga karena penampilan fisik juga. anyway, saya bukan penggemar bola sih cuman tentu saja saya turut bangga kalo tim Indonesia bisa memboyong piala.

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.