IMPOSSIBLE IS NOTHING..!!


Euphoria kemenangan Indonesia atas Bahrain di ajang piala Asia hari selasa kemarin masih terasa hingga sekarang. Bukan apa-apa. Terakhir kali kita bisa membanggakan prestasi timnas adalah sekitar 3 tahun lalu, saat di ajang yang sama Indonesia secara mengejutkan bisa memukul Qatar 2-1. Dibilang mengejutkan karena waktu itu Indonesia sama sekali tidak diunggulkan saat menghadapi salah satu tim terbaik di Asia itu. Setelah kemenangan itu, timnas Indonesia kembali puasa prestasi. Timnas senior maupun junior sama-sama mengecewakan, nilai raport yang jelek ini kemudian diperparah oleh ulah para pengurus PSSI yang nggak tahu malu itu. Tak heran, publik pecinta sepakbola tanah air kemudian menjadi apatis terhadap setiap langkah tim merah putih.

Untungnya anak-anak tim merah putih punya senjata rahasia bernama semangat. Didukung pemain ke-12 bernama supporter, Firman Utina, dkk. Mempersulit langkah Bahrain dalam memperoleh point, bahkan sebaliknya anak-anak muda berkostum merah putih itu berhasil mendulang poin penuh lewat keunggulan 2 gol melawan 1. Okelah, Milan Macala-pelatih Bahrain bilang kalau Indonesia hanya menang karena lebih beruntung. Mungkin dia lupa jika sepakbola itu adalah gabungan antara skill, strategi, semangat dan tentu saja keberuntungan. Oya, untuk anda yang belum tahu kekuatan Bahrain saya informasikan sebagai berikut, tahun lalu Bahrain nyaris lolos ke putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman. Mereka hanya kalah dari Trinidad-Tobago di laga Play Off. Posisi yang tentu saja lebih baik dari timnas kita yang bahkan lolos dari putaran grup pertama pun tidak bisa.

Jalannya pertandingan mungkin semua sudah tahu, termasuk 2 gol dari Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas, saya lebih tertarik menyoroti makna yang terkandung di balik hasil akhir pertandingan itu. Dalam laga uji coba menjelang Piala Asia, boleh dibilang jumlah supporter yang datang ke stadion sangat minim,penonton yang datang pun kebanyakan membawa atribut klub masing-masing. Untungnya dalam pagelaran asli, mereka bersatu, menanggalkan atribut klub yang beraneka warna, ada oranye, kuning, merah, hijau, biru, dll. Atribut itu kemudian disatukan dalam dua warna, Merah dan Putih. Ini boleh diibaratkan sebagai Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Untuk saya, ini saat yang tepat ditengah isu separatisme yang sedang hangat belakangan ini.

Di lapangan hijau, semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini juga dipraktekkan 14 lelaki berbaju merah dengan lambang Garuda di dada kiri. Tengoklah bagaimana orang Manado memberi umpan ke orang Jawa, bagaimana orang Jawa bahu membahu bersama orang Papua menggalang pertahanan di lini belakang, bagaimana orang Makassar bertarung bersisian dengan orang Sunda. Yah, sebuah persatuan dan kerjasama yang sangat menyejukkan. Mereka menunjukkan, beginilah seharusnya orang Indonesia berdiri dan bekerja sama, dengan satu tujuan : mengharumkan nama bangsa.

Momen terbaik mungkin adalah saat para pemain dan supporter bersama-sama mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Semuanya lebur jadi satu. Saat itu di Gelora Bung Karno, mungkin hampir semua suku-suku bangsa yang ada di Indonesia terwakili. Saya yakin, jika bisa melihat momen ini maka orang yang namanya diabadikan menjadi nama stadion ini pun akan merasa bangga. Bangga bisa menjadi bagian suatu proses penyatuan berbagai perbedaan di negeri ini.

Akhirnya setelah berbagai pemberitaan yang memerahkan wajah negeri ini kita punya sesuatu yang bisa kita banggakan, dan lebih penting punya sesuatu yang membuat kita merasa satu, sebagai orang Indonesia.

Berikutnya, Arab Saudi sudah menunggu. Hasil imbang 1-1 melawan Korea Selatan tentu membuat mereka sangat bernafsu meraih 3 poin penuh. Semoga saja semangat a la ksatria Pandawa yang anak-anak punya saat menghadapi Bahrain kemarin belum sirna karena iming-iming 50 juta Rupiah. Terlepas dari hasilnya kita tentu masih ingin melihat rombongan anak muda penuh semangat yang saling bahu membahu mengembalikan senyum di wajah negeri yang sudah terlanjur carut marut ini. Arab Saudi dan Korea Selatan bukan unbeatable team, okelah mereka punya prestasi mentereng sebagai langganan piala dunia mewakili Asia, tapi tak ada yang tidak mungkin. Korea Selatan pernah berhasil menekuk Italy dan Spanyol saat main dikandang sendiri, jadi kenapa kita tidak bisa menekuk mereka ?, INI KANDANG KITA..!!!.

IMPOSSIBLE IS NOTHING..!!!

Nb:

Buat NIKE yang sudah sudi menyediakan seragam mentereng buat tim kita saya ucapkan terima kasih dan maaf jika saya terpaksa memakai tagline milik musuh bebuyutan anda, tak ada maksud untuk berpromosiā€¦.