Catatan Dari Rusia
Akhirnya ajang empat tahunan para pelaku dan penggila sepakbola itu pungkas juga. Perancis menjadi tim yang tertawa paling terakhir. Empat gol dan dua kebobolan dari Kroasia membuat mereka berhak mengangkat tropi Piala Dunia itu.
Sepakbola tidak pulang, tapi Piala Dunia itu pulang. Iya, karena orang Perancis bernama Julius Rimet lah yang menjadi pemrakarsa ajang sepakbola antar negara itu. Ajang yang diklaim sebagai ajang olahraga terbesar, bahkan mengalahkan olimpiade.
Buat pendukung Jerman, Argentina dan Brasil, Rusia 2018 tentu dianggap menyakitkan hati. Tim mereka yang digadang akan menonjol, ehh ternyata melempem. Jerman bahkan seperti adonan roti yang gagal mengembang. Harus dibuang bahkan sebelum masuk ke oven.
Mereka yang menyukai kemapanan juga pasti akan merasa Rusia 2018 kurang greget. Terlalu banyak tim unggulan yang gugur sebelum berkembang. Terlalu banyak tim kuda hitam yang justru tampil memukau.
Mexico mengalahkan Jerman, Swiss mengimbangi Brasil, Jepang mengungguli Kolombia, Kroasia membobol gawang Argentina sampai tiga kali dan bahkan berhasil menembus sampai partai final. Begitu juga dengan Belgia yang akhirnya berhenti di perempat final.
Tapi buat penonton netral dan mereka yang anti kemapanan, Rusia 2018 justru sangat menarik. Keberhasilan tim-tim kuda hitam itu tampil menawan dan memberi kejutan adalah sesuatu yang justru menarik. Saya termasuk yang berpikir begitu.
Dengan tidak adanya Italia dan Belanda di Rusia 2018, saya otomatis menjadi penonton (hampir) netral yang bisa menonton pertandingan dengan lebih objektif. Bisa menebak siapa yang akan menang tanpa harus baper, dan bisa bersorak riang ketika tim yang saya tidak suka akhirnya pulang.
Kadar ketegangannya memang berkurang buat saya, tapi kadar hiburannya justru bertambah. Setidaknya saya tidak perlu sakit hati melihat tim kesayangan saya pulang duluan, karena toh mereka tidak berangkat.
Ada beberapa catatan menarik dari Rusia 2018 ini. Saya rangkum dalam infografis di bawah ini.
******
So, selamat tinggal Rusia! Terima kasih sudah menjadi tuan rumah yang baik untuk ajang paling banyak penggilanya ini. Sampai bertemu 2022 di Qatar.
Ini jadi ajang yang menarik karena untuk kali kedua Piala Dunia akan digelar di Asia, dan pertama kalinya digelar di daerah padang pasir. Kejutan apalagi yang akan hadir empat tahun depan? Entahlah. Mudah-mudahan kita masih diberi umur panjang untuk bertemu kembali dengan Piala Dunia.
Spasiba Rusia! Uvidimsya Qatar! [dG]