“C” is the hell

Hari minggu kemarin, undian untuk menentukan pembagian grup pada Euro 2008 Austria-Swiss telah digelar. 16 negara yang sudah berhasil lolos dari babak kualifikasi berdebar-debar menunggu hasil undian yang bisa menetukan nasib mereka di ajang pertempuran tim-tim terbaik di benua biru Eropa tersebut.

Acara pengundian grup yang dipandu oleh beberapa mantan pesepakbola handal seperti Didier Deschamps, Dino Zoff, Juergen Klinsmann dan der Kaiser Franz Beckenbauer tersebut memang agak berbeda dengan undian piala dunia. UEFA tidak merujuk kepada peringkat yang disusun FIFA untuk penentuan tim-tim unggulan. UEFA membuat standard sendiri dengan mengambil beberapa factor, termasuk factor penampilan tim-tim peserta kualifikasi yang baru saja berakhir. Tak heran bila muncul kekhawatiran akan bertemunya tim-tim besar di babak penyisihan grup.

Kekhawatiran tersebut akhirnya menjadi kenyataan tatkala 3 tim super Eropa bertemu di grup C. Italy, juara dunia 2006 berada dalam grup neraka bersama dengan Belanda, juara piala Eropa 1988 dan Perancis, juara piala Eropa 2000. Selain ketiga tim besar tersebut, terselip juga nama Rumania, salah satu kuda hitam di jajaran sepakbola Eropa.

Hal ini mungkin berbanding terbalik bila melihat posisi Jerman di grup B bersama tuan rumah Austria, Kroasia dan Polandia. Jerman bisa dibilang berada dalam grup lemah karena Austria dan Polandia adalah debutan dalam kancah piala Eropa. Di atas kertas, Jerman bisa dipastikan akan melangkah dengan mudah ke babak selanjutnya. Tantangan terberat mungkin hanya akan datang dari tim Kroasia yang masih diliputi euforia setelah berhasil menyingkirkan tim three lions, Inggris.

Sementara itu, dua tim besar lainnya di Eropa bisa dibilang berada dalam grup yang cukup sulit. Tim pertama yang saya maksud adalah Portugal. Di grup A, Portugal akan bersaing bersama tuan rumah Swiss, Turki dan Rep.Ceko. Bila barometernya adalah popularitas pemain, maka bisa dikatakan kalau Portugal lebih unggul dari3 tim lain. Namun, bila melihat rekaman jejak langkah menuju Austria-Swiss, bisa kita simpulkan kalau sesungguhnya keempat tim di grup ini punya kans yang sama besar.

Siapa yang meragukan kemampuan Rep.Ceko dan Turki ?. Terakhir Rep.Ceko mampu lolos hingga babak semifinal Euro 2004 dengan predikat sebagai tim yang paling menghibur. Kolaborasi antara pemain macam Thomas Rosicky, Pavel Nedved dan Karel Poborsky mampu memikat perhatian banyak pecinta sepakbola. Di sisi lain, Turki juga tidak bisa dipandang enteng. Negara yang berbatasan langsung dengan benua Asia ini punya segudang pemain berbakat dengan karakteristik permainan yang keras dan pantang menyerah. Terakhir, tim Swiss di piala dunia kemarin dianggap mampu menunjukkan kelas sebagai tim yang menjanjikan. Dukungan publik tuan rumah tentunya akan melipatgandakan kemampuan Swiss di atas lapangan. Menarik untuk menantikan pertarungan antara Swiss dan Turki yang pada kualifikasi Piala Dunia 2006 kemarin sempat memunculkan perang antar pemain dan ofisial.

Spanyol yang selama ini dikenal sebagai tim yang beringas di babak kualifikasi namun loyo saat ajang sesungguhnya digelar, kali ini hadir dengan situasi yang agak berbeda. Mereka baru memastikan lolos ke putaran final di dua pertandingan terakhir. Tahun depan, Spanyol akan bersaing dengan Swedia, Russia dan Yunani si juara bertahan di grup D. Grup ini juga boleh dibilang sebagai grup neraka kedua. Spanyol bisa saja terganjal oleh kekuatan 3 negara lain yang sama-sama punya senjata rahasia yang misterius. Ketenaran punggawa-punggawa La Liga tentu tak ada gunanya bila tidak diimbangi kekompakan dan semangat juang seperti yang dimiliki ketiga tim saingan mereka. tantangan terkuat bisa datang dari Russia yang dilatih oleh Gus Hiddink.

Kembali ke grup neraka, grup C. Kondisi yang memaksa Belanda, Perancis dan Italy untuk langsung bertempur di babak penyisihan grup tentunya agak disayangkan karena salah satu dari ketiga tim besar ini akan terhenti langkahnya di babak penyisihan grup. Bahkan bila tak hati-hati, Rumania bersiap-siap mencuri satu jatah tiket dari tangan ketiga tim tersebut.

Secara pribadi saya sangat sulit untuk menjatuhkan pilihan pada salah satu diantara ketiga tim ini. Secara tradisional, setiap kali perhelatan akbar macam Piala Dunia maupun Piala Eropa, pilihan saya selalu jatuh kepada 3 tim yang kemudian menjadi 4 tim. 3 tim tersebut adalah Inggris, Italy, Belanda dan disusul kemudian oleh Perancis saat Zidane masih bermain di sana.

Nah, saat Inggris tidak boleh ikut ke Austria-Swiss dan 3 negara favorit saya berada dalam satu grup, maka hanya kebingungan yang saya dapati. Kebingungan untuk memilih salah satu dari ketiga tim.

Untuk mengatasinya, saya memilih menggunakan hitung-hitungan di atas kertas. Di peringkat pertama saya menempatkan Italy sebagai unggulan utama di grup ini. Kapasitas mental dan teknik Italy tentu tidak perlu diragukan lagi. Italy memang tim yang kadang terlihat lemah dan santai, ambil contoh pada piala dunia tahun lalu. Sempat terseok-seok dan menuai kritikan saat menghadapi AS di penyisihan grup dan dianggap menang kontroversial atas Australia di putaran kedua, Italy mampu terus bergerak dan akhirnya malah keluar sebagai juara dunia.

Tahun depan saya melihat Italy masih akan menggunakan teori seperti itu. Bergerak lamban tapi pasti dengan dukungan pemain yang sudah sangat berpengalaman dan matang di Serie-A. Roberto Donadoni mungkin masih muda untuk ukuran pelatih, tapi tangan dinginnya dipercaya orang banyak akan bisa membawa Italy berbicara lebih banyak di Euro 2008. Sementara itu Belanda dan Perancis punya gambaran kekuatan yang nyaris sama. Kelemahan Belanda mungkin berada pada sosok van Basten, pelatih muda yang sangat dingin dan dianggap tidak bisa memotivasi para pemainnya. Sementara itu Perancis dengan Raymond Domenech cukup jeli dalam membaca dan memanfaatkan kelemahan lawan. Jangan lupakan juga faktor Nasir Sami, anak muda yang dijuluki sebagai “the new Zidane”, walaupun dengan sangat bersemangat dibantahnya sendiri.

Rumania mungkin dicap sebagai tim terlemah di grup ini. Namun, posisi sebagai tim terlemah tentu membuat mereka tampil apa adanya tanpa memikirkan beban dari hasil pertandingan. Kesempatan untuk lolos tetap ada sambil berharap ada tim besar yang salah dalam mengambil langkah.

Akhirnya dalam grup C ini saya memegang Italy sebagai tim yang akan otomatis lolos. Sementara pendampingnya saya menempatkan Perancis sangat sedikit di atas Belanda. Namun bila berhasil menemukan bentuk permainan yang terbaik, Belanda dengan total football-nya adalah momok yang sangat menakutkan bagi siapa saja dan bukan tidak mungkin akan menjadi juara Eropa tahun ini.

Untuk calon juara Eropa, rasanya masih terlalu dini. Saya tidak mau gegabah menujunkkan jari ke salah satu tim hanya berdasarkan catatan prestasi atau popularitas bintang-bintang mereka. prediksi untuk lolos ke putaran kedua akan saya munculkan setelah melihat kiprah ke-16 tim di babak penyisihan grup.

Atau, anda punya prediksi sendiri ?.