BEST OF THE REST



Mumpung liga Eropa lagi libur, saya iseng membuat skema permainan berisi pemain-pemain tua yang telah pensiun. Skema ini mengingatkan saya pada masa-masa awal saya jatuh cinta pada olahraga menyepak bola ini.

Pertama, saya memilih skema 4-2-3-1, skema ini adalah skema favorit baru saya. Menggunakan 2 gelandang bertahan untuk memutus serangan lawan lebih awal sambil mempersiapkan serangan balik yang cepat. Berikut pilihan pemain versi saya :

Untuk posisi kiper, saya tidak bisa lepas dari sosok PETER SCHEMEICHEL, andalan Denmark dan Manchester United ini bagi saya memenuhi semua kriteria seorang kiper. Tinggi, besar dan cekatan. Posturnya yang segede gajah itu ditopang pula oleh tampanganya yang memang sangar, cukup mumpuni untuk menjatuhkan mental penyerang saat berhadapan one on one. Satu-satunya kelemahan si Big Danes adalah pada bola-bola bawah, tipikal kelemahan kiper berpostur tinggi besar.

Di posisi pertahanan, pilihan saya jatuh pada kuartet Milan dan Italia akhir 80-an dan awal 90-an. Di kiri, walaupun belum pensiun namun saya tidak bisa melihat ada bek kiri lain yang bisa bermain seperti PAOLO MALDINI di masa keemasannya. Ketenangannya dalam bertahan, kecepatannya dalam menyerang dan visinya dalam membaca permainan adalah yang terbaik. Di sebelah kanan, mantan kompatriotnya di Milan yang sekarang menjadi asisten pelatih di klub yang sama, MAURO TASSOTI adalah pilihan nomor satu. TASSOTI dikenal lugas dan cenderung kasar dalam menghentikan pergerakan lawan, makanya lawan-lawan pada keder duluan melihat sosok yang satu ini. Untuk posisi yang krusial yaitu bek sentral, saya tak bisa tidak, jelas memilih duet FRANCO BARESI dan ALESSANDRO COSTACURTA. Di masa jaya kedua pemain ini, tak ada duet bek lain yang mampu bermain seapik mereka. Duet ini saling melengkapi, dan chemistry antara mereka terjalin sangat kuat. Ibaratnya tak perlu berkata-kata mereka sudah akan saling mengerti posisi masing-masing dan langkah yang harus diambil. Bagaikan tembok Berlin yang kokoh itu, butuh kemampuan lebih dari para penyerang lawan untuk bisa menembus duet ini.

Duet gelandang bertahan, saya memilih FRANK RIJKAARD dan MARCEL DESAILLY. RIJKAARD, pria berambut gimbal asal Belanda yang sekarang menjadi pelatih Barcelona adalah pemain dambaan para pelatih di jamannya. Kuat dalam bertahan dan cepat dalam menyerang, sangat cocok ditempatkan sebagai breaker. Sementara MARCEL DESAILLY, siapa yang tak kenal gelandang Perancis yang pernah sukses di Milan dan Chelsea ini. Bertenaga badak, dengan postur yang memadai untuk seorang gelandang. Kekurangannya mungkin hanya pada naluri menyerangnya yang sedikit di bawah RIJKAARD, makanya saya menempatkan dia sedikit lebih ke belakang.

3 gelandang menyerang saya percayakan pada sosok ZVONOMIR BOBAN, ROBERTO DONADONI dan ZINEDINE ZIDANE. BOBAN, pemain Kroasia yang sempat menjadi tulang punggung AC Milan adalah sosok gelandang cerdas, punya skill yang oke dan kemampuan mengubah alur permainan. Posisi aslinya adalah playmaker, namun saya kira tidak akan sia-sia menempatkannya di sisi kiri barisan gelandang. Di sisi kanan, kontribusi ROBERTO DONADONI yang sekarang menjabat sebagai pelatih timnas Italia saya kira tidak perlu diragukan lagi. Dan untuk jabatan elit sebagai playmaker, saya memilih ZINEDINE ZIDANE. Siapa yang tak kenal kemampuan pemain Prancis berdarah Aljazair yang baru saja mengunjungi Indonesia ini. Skill dan kemampuan membaca permainannya di atas rata-rata pemain lain di era jayanya. Satu-satunya kelemahan pria berkepala plontos ini mungkin hanya pada faktor emosi yang kadang meledak-ledak.

Berdiri sebagai striker tunggal, saya menempatkan MARCO VAN BASTEN. Pria yang saat ini menjadi pelatih timnas Belanda ini adalah sosok predator di kotak penalty. Sepintas VAN BASTEN terlihat sebagai pemain yang malas mencari bola, tapi saat dia memegang bola di kotak penalty maka berhati-hatilah. Peluang sekecil apapun di sudut sesempit apaun bisa diolahnya menjadi sebuah gol yang indah. Masih lekat di ingatan saya saat dia menjebol gawang Jerman di babak semifinal Euro’88. sebuah gol yang disebut sebagai sebuah mahakarya.

Untuk pelatih, saya cukup kebingungan. Setidaknya ada 2 sosok pelatih tua yang saya kagumi. ARRIGO SACCHI dan RINUS MICHEL. Kedua-duanya punya kemampuan sebagai pelatih kelas kakap. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada RINUS MICHEL dengan pertimbangan bahwa beliau bersama Johann Cruijff adalah pencipta dasar-dasar permainan TOTAL FOOTBALL yang menjadi trade mark Belanda hingga saat ini.

Untuk cadangan, saya memasukkan nama-nama sebagai berikut :

Kiper : Michel Preud’homme (Belgia)

Bek : Mathias Sammer (Jerman), Ronald Koeman (Belanda), Gianluca Pessotto (Italia) dan Eric Gerets (Belgia).

Gelandang : Didier Deschamps (Perancis), Thomas Brolin (Swedia), John Barnes (Inggris), Paul Gascoigne (Inggris) dan Thomas Haessler (Jerman).

Penyerang : George Weah (Liberia) dan Gary Lineker (Inggris).

Well, formasi ini betul-betul bersifat subyektif dan sepenuhnya sesuai selera saya, dan mungkin anda punya pilihan yang lain.