Flappy Bird, Game Burung Keparat!

Flappy Bird
Flappy Bird

Anda belum sempat mencoba game Flappy Bird? Mungkin Anda memang bukan pecinta game, atau Anda punya iman yang tebal untuk menahan godaan permainan yang sedang populer ini.

Ada fenomena baru di media sosial beberapa hari belakangan ini, sebuah permainan digital berjudul Flappy Bird tiba-tiba saja jadi permainan yang marak dibicarakan orang di media sosial dan tentu saja marak dimainkan orang di dunia nyata. Permainan ini sebenarnya sederhana, sangat sederhana malah. Kita hanya harus menyentuh layar telepon pintar supaya burung di layar bisa tetap terbang melewati celah antara 2 pipa. Tampilan grafisnya juga hanya menggunakan tampilan 8 bit yang mengingatkan kita pada game serupa 15 atau 20 tahun silam. Generasi pengguna Nintendo atau Sega pasti tahu.

Flappy Bird sebenarnya sudah dilempar ke pasaran sekisar September tahun 2013 lalu, awalnya hanya untuk pasar iOs sebelum akhirnya masuk ke pasar Android melalui Google Play. Game buatan anak muda Vietnam bernama Nguyen Ha Dong mendapatkan momentumnya ketika banyak orang mulai membicarakannya di media sosial. Sampai sekarang Flappy Birds sudah diunduh lebih dari 10 juta kali hanya di Google Play.

Kenapa banyak orang yang tiba-tiba kecanduan permainan menyentuh burung ini? Beragam teori dikemukakan orang, mulai dari mereka yang hanya pengguna game biasa sampai mereka yang memang hidupnya berada di sekitar permainan digital.

Salah satu laman bernama polygon.com mengemukakan teori tentang popularitas Flappy Bird yang fenomenal ini. Menurut Charles Pratt, seorang desainer game yang juga professor di NYU game Flappy Bird bisa meraih popularitas yang mengejutkan karena memang pada dasarnya banyak pengguna game yang menyukai permainan yang melibatkan burung. Kita pasti masih ingat popularitas game Angry Bird beberapa waktu silam.

Charles Pratt juga mengatakan kalau pengguna sebenarnya tidak terlalu peduli pada tampilan. Flappy Bird menurutnya sangat sederhana dan seolah dibuat oleh mereka yang baru belajar membuat game. Tapi itu tidak masalah karena yang terpenting adalah isi dari permainan itu. Charles menambahkan kalau pada dasarnya orang menyukai permainan yang menantang tapi tidak terlalu sulit. Kata menantang ini memang jadi alasan besar kenapa orang begitu penasaran untuk melewati satu demi satu pipa yang ada di game ini.

Rata-rata review di Google Play memang berkisar di seputar sulitnya tantangan melewati pipa tersebut. Banyak di antara pengguna yang malah mengeluarkan kata-kata kasar dan mengumpat, mungkin menggambarkan rasa kesal ketika burung mereka harus jatuh karena menabrak pipa. Tapi meski mengumpat, para pengguna itu tetap memberi 3 bintang atau lebih sebagai tanda apresiasi mereka pada game Flappy Bird.

Di media sosial juga beredar screen capture poin yang didapatkan orang dari permainan ini. Satu yang memulai, yang lain juga tertantang apalagi kalau berhasil mendapatkan poin yang lebih tinggi. Bukan hanya itu, meme, kartun atau editan gambar lucu tentang game ini juga beredar luas. Makin lengkaplah popularitas game ini.

Flappy Bird mungkin tidak akan bertahan lama karena pengguna pada akhirnya akan merasa bosan pada tantangan yang itu-itu saja. Apalagi kalau pihak pengembang tidak punya inovasi untuk memberi nuansa berbeda pada Flappy Bird. Beberapa pengamat juga setuju kalau fenomena Flappy Bird ini memang hanya bersifat sementara. Game ini mendapatkan momentumnya, hadir di waktu yang pas untuk menarik perhatian banyak orang.

Mungkin memang Flappy Bird tidak akan bertahan terlalu lama dan suatu saat nanti pasti akan ditinggalkan, minimal penggunanya akan berkurang. Tapi, sampai saat itu tiba kita akan mengingat masa ketika begitu banyak orang yang rela menghabiskan waktu, tenaga dan konsentrasinya untuk menyentuh burung di layar telepon pintarnya. Mengisi waktu luang atau membuang waktu berharga dengan memainkan game ini sambil sesekali mengumpat: keparat! [dG]

Tanda-tanda kecanduan Flappy Bird Gara-gara Flappy Bird