“Kamu selalu mencari masalah atau masalah yang selalu bisa menemukanmu?”
Dari jaman ketika kata level hanya akrab dengan game atau kursus bahasa Inggris hingga kata level juga akrab dengan keripik singkong, ada seorang detektif yang selalu susah untuk dimatikan. Siapa lagi kalau bukan John McClane.
Tahun 1988, John McClane yang kala itu masih punya rambut sudah mulai bermasalah dengan penjahat. Semua bermula dari ketidaksengajaan, ketika dia mengunjungi sang istri di malam natal yang dingin. Tanpa sadar dia terjebak dalam sebuah aksi terorisme dan nafsu polisinya membuatnya bertahan dan menyelesaikan masalah itu. Tentu dengan aksi jagoannya.
Dan itu hanya awal. Berikutnya ada rangkaian kejadian yang juga melibatkan personil polisi New York ini. Bukan hanya aksi melawan penjahat biasa, tapi juga aksi melawan para peretas level atas. Dan di tahun 2013 ini dia kembali hadir dengan rangkaian aksi kelima dari petualangan John McClane.
John memang sudah tidak muda lagi. Beberapa orang malah memanggilnya dengan panggilan Kakek saking tuannya. Tapi John bukan orang tua sembarangan. Badannya masih tegap meski kerutan juga sudah menghiasi wajahnya. Insting polisinya juga masih tajam bahkan mungkin makin menajam.
Satu lagi yang tidak pernah berubah dari John McClane. Keakrabannya dengan masalah. Sebuah masalah membuatnya harus terbang melintas samudra menuju sebuah negara yang dulu menjadi musuh besar Amerika Serikat, Russia. Tapi meski menyeberang lautan, ternyata masalah juga tidak lantas berhenti mengikutinya.
Di Moskow, McClane seperti biasa terlibat dalam aksi kejar-kejaran, tembak-tembakan dan perkelahian yang kadang tidak masuk akal. Soal tidak masuk akal, itu tentunya sudah jadi bagian dari film Die Hard bukan? Dari sejak tahun 1988 kita sudah dikenalkan pada aksi seorang detektif yang sudah terbiasa merusak satu kota karena aksinya. Kali ini kota Moskow yang dapat giliran.
20 menit pertama aksi merusak kota dengan melibatkan beberapa mobil sudah langsung kita nikmati. Berikutnya aksi yang sama akan berulang, khas Die Hard.
Sayangnya, John McClane sepertinya memang sudah harus pensiun atau setidaknya masalah sudah harus berhenti menemukannya. McClane sudah terlalu tua sehingga otak kita sulit untuk menerima kenyataan dia masih sekuat itu melawan puluhan penjahat yang umurnya mungkin setengah dari umurnya.
Die Hard kelima ini hanya berhenti pada level menghibur, buat saya tidak lebih. Sebagai fans McClane, saya cukup menikmatinya di satu sisi dan kuatir di sisi lain. Ya, saya kuatir bayangan tentang detektif McClane yang gagah, cerdas dan lucu itu perlahan hilang kalau dia masih dipaksakan untuk bertarung lagi.
A Good Day To Die Hard lumayanlah untuk dijadikan hiburan, tapi tolong jangan berharap banyak. Alur ceritanya seperti dipaksakan meski aksinya masih bisa dinikmati. Beruntung juga karena joke a la Die Hard masih terselip di sana-sini dan lumayan bisa membuat kita tersenyum simpul.
Ada satu lagi yang harus disyukuri dari film ini, para lelaki bersyukurlah bahwa ada Irina yang jadi pemanis di film ini. Lumayan daripada sepanjang durasi kita hanya menyaksikan pria macho yang berjibaku dengan beragam aksi. Atau bersyukurlah kita bisa menyaksikan warna berbeda dari orang Russia absurb yang senang menari.
Mudah-mudahan selepas ini masalah memang berhenti mencari McClane, atau McClane yang berhenti mencari masalah. Sudah waktunya kakek McClane beristirahat.
[dG]
wkwk.. iyaya bru sadar dg masalah rambut McClaine. Btw hmm jadi pengen nonton nih ^^