Utak Atik Calon Walikota Makassar

Menuju Makassar 01
Menuju Makassar 01

Bulan depan adalah bulan yang menentukan bagi kota Makassar. Di bulan September, gelaran pemilihan langsung kepala daerah akan digelar. Tujuannya mencari Makassar 01 untuk menggantikan walikota petahana yang sudah habis masa baktinya.

Sejak pemilihan walikota sudah disiapkan, aroma persaingan mulai terasa di atas langit Makassar. Ibarat jamur, poster dan baliho berisi wajah-wajah mereka yang berminat menjadi penghuni Makassar 01 tiba-tiba bertaburan di sudut kota. Sebagian ada yang sudah dikenal, sebagian lagi memaksa orang mengernyitkan dahi dan bertanya “Siapa seng ini?”.

Dari deretan wajah-wajah yang muncul itu kemudian mengerucut 10 pasang calon walikota dan calon wakil walikota Makassar. Jumlahnya luar biasa, 10 pasang yang berarti ada total 20 orang yang siap bertarung untuk duduk di tampuk tertinggi pemerintahan kota di selatan pulau Sulawesi ini.

Dari total 10 pasang itu sayapun sebenarnya tidak mengenal semuanya. Ada beberapa orang yang benar-benar wajah baru buat saya, mendengar namanyapun belum pernah. Mungkin ini juga karena saya memang tidak terlalu tertarik untuk tahu siapa tokoh politik tanah air meski tidak juga anti pada politik.

Saya mencoba berselancar di dunia maya dan mencari tahu siapa-siapa saja mereka ini. Berikut adalah sedikit temuan saya dari berbagai sumber, mudah-mudahan berguna bagi warga kota ini yang siap-siap menggunakan hak pilihnya.

1. Adil Patu – Isradi Zainal.

Adil Patu mungkin sudah tidak asing di telinga warga kota Makassar. 5 tahun lalu dia juga maju bertarung di pemilihan walikota Makassar meski ketika itu dia masih memilih untuk menjadi calon wakil walikota. Kali ini dia memberanikan diri maju sebagai calon walikota dan menggandeng Isradi Zainal, fungsionaris partai Gerindra yang belum pernah saya dengar namanya sebelumnya.

Pasangan ini mengusung program listrik gratis. Terdengar sangat luar biasa meski saya sendiri belum tahu persis seperti apa mekanisme listrik gratis ini. Dari kabar sepintas yang saya baca dan dengar, listrik gratis hanya diberikan untuk pelanggan dengan kapasitas 450 watt. Mekanisme gratisnya seperti apa, masih misteri buat saya.

update: penjelasan tentang program listrik gratis dari pasangan ini bisa dibaca di sini.

2. Supomo Guntur-Kadir Halid.

Supomo Guntur adalah wakil walikota petahana yang memberanikan diri maju sebagai calon walikota. Sementara itu Kadir Halid adalah adik kandung mantan ketua PSSI, Nurdin Halid. Mereka berdua diusung partai Golkar, partai dengan kekuatan terbesar di Makassar.

Pasangan ini mengusung program ambulans gratis 24 jam. Program lainnya jangan tanya saya, saya sendiri belum pernah menemukan janji lain dari kampanye mereka. Buat saya pasangan ini masih setia mengusung cara kampanye yang agak jadul dengan mengandalkan mesin partai.

3. Rusdin Abdullah-Idris Patarai.

Nama Rusdin Abdullah sudah sangat populer di beberapa titik kota ini. Penyebabnya karena ketua ARDINDO SulSel ini gencar melakukan branding pada motor bentor dan membentuk Rudal Community (Rudal adalah akronim namanya) jauh sebelum pilwalkot dibicarakan orang.

Berpasangan dengan Idris Patarai, mantan kepala Bappeda Makassar, pasangan ini belum jelas mengusung janji apa jika terpilih sebagai walikota Makassar nanti.

4. Herman Handoko-Latif Bafhadal.

Sumpah, dua nama ini benar-benar misterius buat saya. Dari penelusuran dari beberapa sumber saya hanya mendapatkan informasi kalau Herman Handoko adalah pengusaha keturunan yang lebih dikenal dengan nama Ahao. Sementara Latif Bafhadal sendiri namanya samar-samar pernah saya dengar. Saya hanya tahu kalau sang calon wakil walikota ini menggunakan akronim HALAL. Jadilah pasangan ini muncul dengan nama: AHAO-HALAL.

Mereka mengusung program pete-pete gratis. Sekali lagi jangan tanya saya mekanismenya seperti apa.

5. Erwin Kallo-Hasbi Ali.

Erwin Kallo mengejutkan kota Makassar ketika dia membuat program Makassar Idol. Baliho besar dengan gambar wajahnya berisi informasi kalau dia membuka audisi untuk mencari calon wakil walikota yang siap menemani dirinya di pilwalkot Makassar. Langkah ini lumayan kreatif dan sukses membuat orang bertanya-tanya siapa gerangan si Erwin Kallo ini.

Erwin Kallo memang belum terlalu populer di Makassar karena selama ini dia lebih banyak berada di Jakarta sebagai seorang advokat, utamanya yang berurusan dengan dunia properti. Dari audisi yang diselenggarakannya tersebutlah nama Hasbi Ali, dekan fakultas hukum UMI sebagai pendamping Erwin Kallo di ajang pilwalkot Makassar.

6. Tamsil Linrung-Das’ad Latif.

Tamsil Linrung sudah lama dikenal sebagai politisi senior dari partai PKS dan sekaligus sebagai ketua Banggar DPR-RI. Pasangannya, Das’ad Latif dikenal sebagai ulama yang cukup populer dan laris di kota Makassar. Berdua mereka mengusung program memberikan bantuan modal Rp. 10 juta per kepala keluarga. Bombastis karena mereka berani menyebut angka meski mekanismenya mungkin sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Belakangan ini mereka berdua gencar melakukan sosialisasi ke beberapa titik di kota Makassar, termasuk mendekati beberapa komunitas kreatif di kota ini. Buat saya, pasangan ini bisa jadi kuda hitam meski tantangan terberatnya adalah mendulang suara dari kawasan pecinan.

7. Muhyina Muin-Syaiful Saleh.

Nama Muhyina Muin mungkin belum terlalu terkenal di kota ini. Ketika munculpun masih banyak orang yang bertanya-tanya siapa gerangan wanita berkerudung ini? Sepertinya dia memang belum terlalu tersorot lampu meski sebenarnya sang ibu sudah lebih dikenal karena kepiawaiannya sebagai tuan tanah. Sementara sang calon wakil, Syaiful Saleh sudah lebih akrab utamanya di kalangan Muhammadiyah.

Pasangan ini mengusung tagline: Makassar Bergerak. Program unggulannya belum jelas, atau mungkin saya yang belum tahu.

8. Dani Pomanto-Syamsu Rizal.

Dani Pomanto adalah sosok yang kontroversial. Tiga kali gagal di pemilihan kepala daerah di Gorontalo membuat banyak pihak menyerangnya dari sisi itu. Dia memang berdarah Gorontalo meski mengaku lahir dan besar di Makassar. Karena asal-usulnya itulah Dani banyak menerima black campaign yang berkaitan dengan SARA.

Dani juga mengaku punya banyak prestasi dari dunia arsitektur termasuk reklamasi pantai Losari. Memang masih perlu diperdebatkan soal prestasi itu, tapi setidaknya dia punya senjata yang dia pakai untuk memikat mereka yang hanya melihat dari segi fisik saja.

Dani berpasangan dengan Syamsu Rizal atau daeng Ical, politisi partai Demokrat yang juga ketua PMI Makassar. Pasangan ini juga didukung sepenuhnya oleh walikota petahana yang juga politisi Demokrat dan karib dari Dani Pomanto.

9. Irman Yasin Limpo-Busrah Abdullah.

Irman adalah adik kandung gubernur petahana Sulawesi Selatan. Sebelumnya dia adalah kepala dinas perdagangan propinsi Sulawesi Selatan. Pasangan ini muncul belakangan dan cenderung mengejutkan karena mengganggu ketenangan kubu Golkar yang kadung mengusung pasangan nomor dua. Irman sendiri mengaku maju karena diminta oleh keluarga besar Yasin Limpo.

Karena nama belakangnya itu juga pasangan ini dituduh sebagai usaha untuk melanggengkan politik dinasti. Busrah sendiri adalah politis PAN yang namanya juga sudah lumayan populer di kota Makassar.

10. Appiaty Amin Syam-Zulkifli Gani Otto.

Nama Appiaty tentu tidak bisa dilepaskan dari nama besar sang suami yang mantan gubernur SulSel. Politisi ini aslinya juga berasal dari partai Golkar dan tentu saja kehadirannya ikut mengganggu kekuatan partai Golkar.

Zulkifli Gani Otto sendiri adalah ketua Persatuan Wartawan Indonesia SulSel.

10 pasang tentu termasuk banyak dan lumayan memusingkan bagi warga calon pemilih. Ketidakhadiran calon petahana tentu membuat banyak orang berani maju untuk bertarung di pemilihan walikota Makassar. Sampai sekarang saya tidak melihat ada pasangan yang lebih menonjol dari pasangan lainnya, mereka masih berkutat di program yang masih terasa sebagai janji manis tanpa penjelasan mekanisme yang masuk akal.

Saya hanya berharap warga kota ini bisa lebih bijak memilih dan memilah calon pemimpinnya, jangan hanya memilih dari nama atau klaim prestasi yang sebenarnya semu. Masih ada waktu sebulan untuk mencari tahu lebih banyak tentang kapasitas para calon, pun masih ada sebulan bagi para calon untuk memaparkan visi dan misi mereka dengan lebih detail. Kalau perlu perbanyak debat dengan para calon pemilih biar makin banyak orang yang tahu kapasitas mereka.

Apapun itu saya hanya berharap pemilihan walikota Makassar nanti akan berlangsung lancar dan aman, tentu saja dengan hasil yang lebih baik bagi kota ini. Mudah-mudahan Makassar tidak lantas menjadi kota yang hanya terlihat modern di luar tapi sebenarnya makin sakit di dalam. Semoga [dG]