Trans Studio dan Makassar yang Makin Modern

TransStudioWorld

Hari rabu (9/9) kemarin jelas menjadi salah satu hari terbaik bagi kota Makassar tahun ini. Di hari bertanggal cantik itu, sebuah ikon baru kota Makassar baru saja diresmikan. Berada di pesisir pantai selat Sulawesi atau di bagian barat kota Makassar, sebuah arena bermain indoor yang diklaim sebagai arena bermain indoor terbesar di dunia resmi beroperasi. Arena bernama Trans Studio Theme Park itu secara syah ditasbihkan sebagai ikon baru kota Makassar, sebuah kebanggaan baru.

Saya belum pernah menginjakkan kaki di arena bermain itu, tapi dari informasi teman-teman yang terlibat dalam proyek tersebut atau teman-teman yang pernah berkunjung ke sana, Trans Studio memang sangat mewah. Konsep yang diambil dari konsep Universal Studios di Florida (CMIIW) katanya memang memanjakan para pengunjung. Jauh lebih megah dari arena bermain di dunia fantasi yang selama ini terlanjur dipersepsikan sebagai arena bermain terbesar dan terbaik di Indonesia.

Bagi saya, kehadiran Trans Studio ini memang memberi warna baru bagi perkembangan kota Makassar. Tepatnya melengkapi jejak-jejak perkembangan yang makin menggeliat dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini. Perlahan kota Makassar mulai melengkapi dirinya dengan berbagai ikon-ikon kota modern seakan melegitimasikan predikatnya sebagai kota metropolitan.

Sebentar lagi kota Makassar akan punya 2 gedung pencakar langit, Menara Bosowa dan Kalla Tower. Kedua gedung mewah ini secara otomatis juga akan mengubah wajah kota Makassar yang selama ini memang masih jarang ditumbuhi gedung-gedung jangkung. Sebelumnya Makassar juga sudah punya bandara internasional yang modern, bandara Sultan Hasanuddin. Beberapa orang –entah berlebihan atau jujur- mengatakan kalau bandara yang baru ini membuatnya serasa berada di luar negeri saking megah dan modernnya sang bandara.

Di sektor yang berbeda, Makassar juga sebentar lagi akan merampungkan fly over pertamanya. Meski sudah sangat terlambat dari jadwal yang seharusnya, namun fly over yang berada di perempatan Jl. A.P Pettarani, Jl. Oerip Soemoehardjo dan Tol Reformasi ini tetap akan menjadi lambang keberhasilan pembangunan dari pemerintah kota dan provinsi. Beberapa saat sebelumnya Makassar juga baru saja meresmikan jalan tol baru yang membuat perjalanan dari tengah kota ke bandara yang berada di pinggiran kota menjadi sangat ringkas.

Deretan geliat-geliat pembangunan di atas adalah bukti kalau Makassar benar-benar sedang berbenah, mengubah dirinya dari sekedar kota besar dan ibukota kota propinsi menjadi sebuah kota metropolitan yang modern, mungkin bakal sejajar dengan kota Jakarta.

Sebagai orang yang tiap hari hidup di kota ini, timbul pertanyaan di kepala saya. Benarkah Makassar sudah sedemikian majunya ? Kalau melihat secara fisik, jawabannya tentu saja iya. Buktinya, ya deretan bangunan dan proyek-proyek yang saya ceritakan di atas. Tapi, sebuah modernisasi atau apalah namanya tentu tidak hanya bisa dirasakan dan dilihat dari segi fisik saja bukan ?

Beberapa segi dari perkembangan kota ini menyisakan pekerjaan rumah yang panjang bagi para pengambil keputusan. Banyak hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakatnya ternyata belum terpenuhi. Mau contoh ? yang paling mendasar adalah penanganan sistem transportasi yang masih semrawut serta penyediaan transportasi massal yang belum dikelola dengan baik. Beberapa titik jalan di Makassar berubah menjadi titik paling rawan macet di jam-jam tertentu. Jumlah kendaraan bermotor yang membengkak cepat tidak seimbang dengan volume jalan yang tersedia. Jumlah mikrolet sebagai tulang punggung transportasi publik juga sudah sangat jauh di atas jumlah kebutuhan.

Di sisi yang lain, luas ruang publik yang nyaman juga makin mengkerut. Kebanyakan tanah-tanah kosong mulai tergeser oleh bangunan-bangunan komersil khususnya ruko. Mungkin tak lama lagi Makassar sudah syah diberi julukan baru sebagai kota sejuta ruko saking banyaknya ruko yang bertebaran di kota ini.

Satu lagi PR besar bagi pemerintah kota Makassar, pembenahan drainase kota. Beberapa tempat di kota Makassar sudah jadi langganan banjir setiap kali musim hujan tiba. Sebagian besar karena sistem drainasenya yang tak terurus, sebagian lagi karena daerah resapan kota sudah hilang dan berganti dengan bangunan-bangunan baru.

Saya kuatir, saat kota Makassar makin tumbuh sebegai kota modern maka Makassar akan makin menyerupai Jakarta, kota modern dengan masalah-masalah mendasar yang belum terpecahkan. Jika tidak diperhatikan secara serius, saya yakin tanpa kita sadari jumlah titik rawan macet, titik rawan banjir, tingkat polusi udara dan akhirnya tingkat kriminalitas juga akan semakin meningkat. Jangan sampai Makassar berubah menjadi kota modern yang semakin tidak manusiawi bagi warganya.

Beberapa orang teman yang lama bermukim di luar Makassar juga ternyata mengkhawatirkan hal yang sama. Mereka merasa Makassar memang semakin modern tapi di sisi lain juga semakin angkuh dan tidak manusiawi.

Apa yang dilakukan para pemimpin kota ini yang memberi ruang sebesar-besarnya pada para investor untuk ikut ambil bagian dalam mengembangkan kota Makassar memang bisa diberi acungan jempol, tapi alangkah indahnya kalau pemerintah kota juga bisa memberikan perhatian lebih pada kebutuhan-kebutuhan mendasar bagi warga kota. Tentu menyenangkan bisa memiliki sebuah kota yang modern dan manusiawi pada saat yang sama.

Trans Studio sudah mulai beroperasi, ikon baru kota Makassar sudah  resmi disandangnya. Ini harusnya menjadi pelecut semangat bagi pemerintah kota Makassar untuk membereskan berbagai persoalan mendasar kota ini. Jangan sampai Makassar hanya menjadi kota yang modern dari segi kuantitas tapi tidak dari sgi kualitas. Semoga saja tidak.