Tin Tin ; The Legend

Tin Tin dan tokoh-tokoh utama lainnya

Beribu juta topan badai

Bazhi-bazhouk

Kampret

( Sumpah serapah khas Kapten Haddock )

Anda suka komik ? Saya suka. Sebagian besar komik favorit saya adalah komik buatan Amerika dan Eropa. Komik Jepang yang biasanya bernama manga kurang melekat untuk saya. Entahlah, tapi saya memang lebih menyukai komik Amerika a la Marvell atau DC Comics dan komik Eropa seperti TinTin dan Asterix.

Dari beragam komik itu saya paling jatuh cinta pada the legend, Tin Tin. Lupa kapan pertamakalinya kenal dengan komik produksi Belgia ini, yang jelas ketika masih berseragam putih merah. Adalah seorang sepupu saya yang lebih tua yang punya beberapa judul Tin Tin. Saya membacanya dari sana.

Herge dan patung TinTin

Tin Tin sendiri adalah nama seorang tokoh dalam kisah Petualangan TinTin yang diciptakan oleh George Remi ( 1907-1983) seorang wartawan pada sebuah koran lokal di Belgia. George Remi kemudian menggunakan nama Herge singkatan dari inisialya, RG. ?Episode pertama TinTin sebagai lampiran pada halaman anak-anak adalah tanggal 10 januari 1929. Berikutnya ketika penggemarnya semakin banyak, TinTin kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dan terbit dalam 23 judul hingga tahun 1983, termasuk episode terakhir –Tin Tin dan Alpha Art– yang tidak sempat diselesaikan oleh Herge sebelum akhirnya meninggal dunia.

Kalau tidak salah ingat, judul pertama yang saya baca adalah kepiting bercapit emas yang merupakan episode di mana TinTin untuk pertama kalinya bertemu dan kemudian bersahabat dengan kapten Haddock. Setelah itu satu persatu episode TinTin saya lahap, meski tidak sampai semua karena sepupu saya memang tidak punya semua judulnya.

Saya harus menunggu bertahun-tahun sebelum akhirnya bisa membeli sendiri komik petualangan TinTin, tepatnya sekitar tahun 2003 ketika berkunjung ke Surabaya. Judulnya adalah Tujuh Bola Ajaib dan lanjutannya, Tawanan Dewa Matahari. Jakarta pada periode tahun 2000 kemudian membuat saya bebas membeli TinTin. Memang tidak sampai semua judulnya bisa saya dapatkan, tapi setidaknya hanya 5 judul dari total 23 judul TinTin yang tidak berhasil saya dapatkan. Beberapa di antaranya adalah TinTin bekas, saya beli dari loakan di pasar Senen.

Cover Tin Tin di Tibet

Episode TinTin yang terbaik menurut saya adalah TinTin Di Tibet. Ini adalah salah satu dari dua episode TinTin yang tidak menghadirkan tokoh antagonis (satunya lagi adalah Zamrud Castafiore ) Kenapa TinTin di Tibet menurut saya luar biasa ? Episode ini menggambarkan dengan jelas tentang kekuatan sebuah persahabatan. Ada kisah persahabatan yang luar biasa kuat dari seorang Tin Tin kepada kawan lamanya Chang, ada kisah persahabatan yang dan pengorbanan yang luar biasa dari seorang Kapten Haddock kepada Tin Tin dan terakhir, ada kisah persahabatan yang tidak biasa dari seorang Chang dan seekor Yeti.

Sampai sekarang kalau ditanya negara apa yang paling ingin saya datangi, maka jawaban saya yang ada di nomor satu adalah : Tibet. Gambaran tentang Tibet yang begitu eksotis dengan latar budaya yang unik berhasil dihadirkan dengan baik oleh Herge di komik TinTin ini. Dan itu membayangi saya dari sejak saya masih kecil.

Kenapa saya suka Tin Tin ? pertama tentu saja karena jalan ceritanya, setiap episode adalah perpaduan antara misteri, kisah detektif, dan tentu saja keucuan-kelucuan yang timbul dari aksi beberapa karakter pendukungnya seperti Kapten Haddock, duo detektif Thompson dan Thomson serta si professor budek, Calculus.

Kisah yang ada dalam setiap petualangan Tin Tin ini memang sungguh memikat. Beberapa di antaranya adalah kisah yang ada kaitannya dengan ketegangan politik di masa tertentu, misalnya tentang perebutan kekuasaan, perebutan ladang minyak, pemberontakan dan bahkan mitologi kuno . Herge dianggap sangat jenius dalam merangkai sebuah cerita, entah jalan ceritanya ataupun gambar-gambar indah yang diciptakannya. Selama puluhan tahun Tin Tin menjadi semacam perbincangan dari para kritikus seni, dan ini membuktikan kalau Tin Tin memang bukan karya komik biasa. Banyak elemen di dalamnya yang mengundang perdebatan, bukan sekedar pujian.

Sejak tahun 2008, Gramedia mengambil alih penerbitan TinTin dio Indonesia dan sejak itu pula bentuk asli lembaran komik Tin Tin berubah menjadi lebih kecil, tidak seperti sebelumnya sewaktu masih dikeluarkan oleh Indira. Dari segi nama juga begitu. Bila sebelumnya Indira menggunakan standar nama Inggris untuk sebagian tokoh Tin Tin maka Tin Tin produksi Gramedia menggunakan nama asli tokoh-tokohnya seperti Milou ( sebelumnya Snowy ), Dupon and Dupont ( Thompson and Thomson ) dan Lakmus ( Calculus ).

Buat saya perubahan ini agak aneh karena selama puluhan tahun saya sudah terbiasa dengan tokoh yang menggunakan versi Inggris. Ini juga yang jadi alasan kenapa saya tidak pernah membeli Tin Tin versi Gramedia ini. Bentuk dan nama tokohnya belum bisa saya terima.

Terus, seberapa banyak koleksi Tin Tin saya ? Tak banyak sebenarnya. Saya belum sampai mengoleksi semua episode komik Tin Tin meski sudah membaca semuanya, saya juga baru punya 2 edisi Tin Tin berbahasa asing ( satunya bahasa Spanyol dan satunya lagi bahasa Perancis ) Oh ya, saya juga punya boneka Tin Tin dan Snowy meski bukan produksi official. Tapi ketika ditanya siapa karakter komik yang paling saya sukai maka jawabannya jelas dan pasti : Tin Tin

Bagaimana dengan anda ? Adakah di antara anda yang juga suka Tin Tin ?