Teladan dari si Bung
Bung Hatta adalah salah satu idola saya. Kesederhanaan, kepemimpinan, kedisiplinan dan kelurusannya dalam mengabdi adalah contoh terbaik seorang negarawan.
Acara Mata Najwa tanggal 2 Februari kemarin kembali membuka mata saya tentang keunggulan si Bung, Halida Hatta putri keduanya hadir memberikan testimoni tentang ayahnya, testimoni tentang kesederhanaannya dan bagaimana dia tetap menjaga hubungan persaudaraan dengan founding father Indonesia lainnya, Soekarno.
Berikut adalah beberapa hal yang sangat patut dibanggakan dari si Bung, saya rangkum dari berbagai sumber.
Hatta dan Kesederhanaan
Meski berstatus wakil presiden dan kemudian mantan wakil presiden namun Hatta selalu hidup dalam kesederhanaan. Hatta punya impian memiliki sepatu Bally namun tak pernah punya cukup uang untuk membelinya. Beliau menggunting sebuah iklan sepatu Bally dan menyimpannya di buku harian. Keluarga baru menyadarinya ketika beliau sudah berpulang.
Jaman sekarang, masih adakah pejabat negara yang seperti itu ?
Ketika meninggal, Hatta hanya mewariskan 60.000 judul buku kepada anak-anaknya. Tak ada emas batangan, tak ada deposito dan tabungan di rekening luar negeri, tak ada berhektar-hektar tanah dan ratusan properti. Gemala Hatta bercerita bahkan suatu hari Hatta merasa perlu menemui gubernur DKI (waktu itu) Ali Sadikin untuk meminta keringanan pembayaran rekening listrik yang tak sanggup dia bayar.
Jaman sekarang, masih adakah pejabat negara yang seperti itu ?
Hatta terlahir dari keluarga cukup terpandang di tanah Minang, Sumatera Barat. Kalau saja dia mau, dia bisa hidup enak dengan harta peninggalan keluarganya, atau menerima pinangan beberapa perusahaan besar yang memintanya menjadi komisaris ketika dia memutuskan untuk berhenti sebagai wakil presiden. Tapi dia tidak memilih itu semua, dia lebih memilih hidup di pembuangan dalam segala keterbatasan dan beban penderitaan demi negeri yang dia cintai, negeri yang diperjuangkannya untuk lahir. Indonesia. Dan dia memilih hidup dari uang pensiun dan beberapa honor sebagai penulis.
Jaman sekarang, masih adakah pejabat negara yang seperti itu ?
Hatta dan kelurusan sikapnya
Meski berstatus sebagai seorang wakil presiden namun Hatta tidak semena-mena memanfaatkan posisinya itu. Dia tahu sang istri sangat mengidamkan sebuah mesin jahit dan sudah menabung bertahun-tahun untuk membelinya. Ketika duit ibu Rahmi Hatta sudah cukup, tiba-tiba turun kebijakan pemotongan uang dan dengan terpaksa ibu Halida harus menahan keinginannya.
Dengan agak bersungut-sungut beliau menyalahkan Hatta yang tak memberitahunya tentang rencana pemotongan uang itu. Dengan kalem Hatta menjawab, ” Ini kan rahasia negara, tidak boleh diceritakan kepada orang lain ”
Cerita lainnya adalah ketika salah seorang adiknya sedang berusaha memasang sambungan telepon ke rumahnya. Karena menunggu lama dan telepon tak kunjung disambungkan, dia meminta tolong kepada bung Hatta untuk memperlancar urusan sambungan telepon itu. Dengan tenang Hatta menolak dan meminta sang adik untuk tetap mengikuti jalur yang seharusnya. Hatta tak hendak menggunakan kekuasaannya sebagai wakil presiden.
Jaman sekarang, masih adakah pejabat negara yang seperti itu ?
Itu hanya sekelumit kisah tentang seorang Hatta. Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari kehidupan si Bung. Pejabat negara kita sekarang harusnya bercermin banyak pada kisah Bung Hatta, bercermin pada kisah kehidupan si Bung, bagaimana dia hidup dalam kesederhanaan dan pengabdian yang tulus pada negeri yang dia cintai.
Pasti susah untuk 100% meniru sikap hidup si Bung di jaman yang sudah demikian kompleksnya ini. Tapi, meniru setengahnya kan bisa ?
Tapi siapa pejabat yang mau menirunya ? Anda tahu ?
kalau pemimpin saat ini tak bisa mengambil keteladanan itu, semoga pemimpin masa depan yang sedang mempelajari detil hikmah hari ini bisa meneladaninya
iya, semoga..kita sudah terlalu capek menunggu pemimpin yang betul2 bisa kita teladani
teladan yang sangat baik. Smoga negeri ini akan melahirkan Hatta2 yg baru. Tidak hanya regenerasi Gayus yg terus tumbh dan berkembg..
Gambatte Bang Ipul! ^_^
Hai Nawir..!!! apa kabar..??? lama tidak kedengaran kabarnya
kata si penjabat : harriii ginniii ga kayyaa???hehheehe
Astaghfirullah…saya merasa tercambuk ketika membaca kesederhanaan beliau bukan lah uang yang diwariskan…tapi adalah buku…
kesederhanaan Bung Hatta memang luar biasa. saya pikir tidak mungkin ada lagi pejabat yang mau seperti itu di Indonesia.
Kalau di luar negeri masih ada, contohnya Ahmadinejad dari Iran. Beliau menikahkan anaknya di rumah pribadi dan hanya menghidangkan jeruk dan pisang untuk para tamu. saldo rekening banknya selalu minim. tidurnya pun di lantai 😀
ah..kapan ya kita kembali punya pemimpin yang sederhana..?
mukanya ibu halida mirip ria irawan ya *komen gak penting*
Pul, loe pernah nnton film The Year of Living Dangerously gak? Dulu gw ngefans banget sama bung Karno-Hatta, tapi setelah nnton itu film jadi biasa aja, coz teladan sih bolehlah, tapi percuma aja kalo sikap teladannya itu gak ngaruh ke lingkungan sekitarnya a.k.a ngerubah nasib suatu negara, apalagi mereka punya wewenang utk merubah itu pada masanya *komen sinis gak penting* 🙂
wah saya belum liat tuh yang The Years of Living Dangerously..
nanti klo abis nonton kita diskusikan ya..?
;))
itu film lama sih, kayaknya DVDnya aja nggak ada yg jual deh hehehe, tapi masih sering diputer di HBO. Coba aja baca ringkasannya di google. berkisar situasi negara RI tahun 1965. nontonnya kayak ditampar hehe
lagi donlot filmnya…:D
aq gak punya HBO sih..
hahahaha aq jg HBO-HBO an nih, pake booster, eh sinyalnya nyangkut sendiri ke rumah. donlot pelem? wkwkwk emang ada ya yg upload ckckck *gaptek level serius*
ada dong…:-)
nyari aja di torrent, ada aja orang yg iseng upload film2 lama
melihat sosok bung Hatta, dibandingkan pemimpin negara yg sekarang. sungguh menyedihkan. 🙁
Sosok Hatta itu mirip mirip JK dalam hal kesederhanaan. Perhatikan deh pakaian dan aksesoris pak JK, tidak nampak adanya unsur pamer meski beliau mampu untuk membeli ini itu