Setelah Tantangan Itu Terlewati
Saat anda membaca postingan ini, berarti saya telah berhasil menyelesaikan tantangan saya ke diri saya sendiri. Akhir bulan Januari 2011 kemarin saya sudah menantang diri sendiri untuk menyelesaikan tantangan posting setiap hari sepanjang bulan Februari. Bila postingan ini terbaca maka berarti total saya sudah melakukan posting sebanyak 28 postingan plus 7 hari ( di akhir Januari ) tanpa terputus sehari pun.
Ah..lega rasanya. Berhasil menyelesaikan tantangan yang saya buat sendiri. 28+7 postingan tanpa ada jeda. Sebulan penuh plus satu minggu terakhir di bulan Januari. Sebuah prestasi sendiri bagi saya pribadi karena selama ini saya belum pernah bisa membuat postingan setiap hari selama sebulan penuh. Bahkan rekor saya sebelumnya yang 7 hari berturut-turut adalah rekor baru dalam sejarah blogging saya, sekarang saya memecahkan rekor itu.
Puas ?
Yup, terus terang kalau bicara soal kuantitas saya tentu saja puas. Belum pernah sebelumnya saya serajin ini mengisi blog, hingga tiap hari selama 28+7 hari. Tapi itu dari segi kuantitas, dari segi kualitas saya terus terang tidak merasa puas.
Kenapa ?
Dalam hal menulis sebenarnya saya termasuk perfeksionis. Sebuah tulisan ( yang saya anggap bagus) tidak tercipta begitu saja. Saya punya metode sendiri dalam melahirkan sebuah tulisan yang saya anggap high quality. Biasanya setelah selesai menulis saya harus mendiamkannya dulu beberapa saat, bahkan mungkin beberapa hari. Setelah itu saya akan menoleh kembali ke tulisan tersebut, biasanya proses menoleh kembali itu akan melahirkan beberapa revisi, entah dari alur cerita, tambahan paragraf, pengurangan paragraf atau malah mengubah gaya.
Pengalaman beberapa tahun saat masih aktif sebagai kontributor sebuah website citizen journalism membuat saya banyak belajar tentang sebuah proses menciptakan tulisan yang kreatif dan berbobot.
Tapi dalam memenuhi tantangan ngeblog setiap hari selama sebulan penuh ini saya sepertinya menyampingkan kualitas. Saya betul-betul merasa hanya “mengejar setoran”, menulis dengan gaya yang seadanya tanpa melalui proses cek dan ricek seketat seperti yang selama ini saya lalui ketika membuat sebuah postingan yang bergenre citizen journalism.
Ini terus terang jadi pertarungan sendiri dalam batin saya. Antara idealisme menciptakan tulisan yang tidak asal tulis dengan keinginan untuk menaklukkan tantangan. Kalau saya mengikuti idealisme maka bisa jadi saya tidak akan bisa menulis setiap hari karena sebuah tulisan berkualitas ( menurut saya ) harus diciptakan melalui sebuah proses yang panjang. Sementara itu, kalau saya merasa sayang juga kalau tidak berhasil menaklukkan tantangan ini. Karena tantangan ini begitu menarik dan menggoda untuk ditaklukkan. Ego saya muncul ke permukaan, masak sih saya tidak bisa posting setiap hari ?. Setidaknya saya harus menang dari segi kuantitas. Dan betul saja, untuk sementara saya memenangkan kuantitas dan membiarkan kualitas terkalahkan. Untuk sementara.
Apa kendala terbesar dalam menaklukkan tantangan ini ?
Fyiuhh..kalau buat saya rintangannya banyak. Dan semuanya berat. Mulai dari mencari ide, menentukan waktu yang tepat untuk membuat postingan dan tentu saja yang paling utama adalah menjaga ritme dan passion untuk ngeblog tiap hari. ?Ini yang paling susah.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, passion adalah kunci utama dari munculnya sebuah postingan. Anda punya sekotak ide, segudang kemampuan, berjam-jam waktu luang dan bermegabyte koneksi internet tapi sama sekali tidak punya passion untuk membuat postingan maka hasilnya akan NOL, nol besar !! ?Sebaliknya, anda punya passion yang segunung maka tantangan apapun akan terasa tidak ada artinya. Semua pasti ada jalan keluarnya.
Dalam kurun sebulan ini saya juga bertemu dengan momen ketika saya kehabisan ide, tidak punya waktu luang dan kehilangan koneksi internet. Tapi semua bisa saya atasi karena sebulan belakangan ini saya memang punya passion yang besar dalam menulis dan tentunya menaklukkan tantangan itu.
Ketika kehabisan ide, saya coba menilik catatan kecil saya, mengintip draft judul di handphone atau bahkan membuka kembali arsip tulisan lama di komputer. Setelah itu ide biasanya akan datang dengan sendirinya. Ketika tak punya waktu luang, saya akan menekan idealisme saya serendah mungkin dan menciptakan postingan yang benar-benar geje dan low quality menurut saya. Atau, beberapa kali saya mengakalinya dengan membuat postingan yang sebagian besar isinya adalah foto. Tak butuh banyak waktu bukan ? Bagaimana kalau kehabisan koneksi ? Untuk kita yang tinggal di kota besar, itu tentu bukan halangan. Warnet bertebaran di mana-mana, atau kalau punya laptop silakan berkeliling dan dengan cepat anda akan menemukan warung kopi atau kafe abal-abal yang menyediakan koneksi. Saya memang belum sampai pada taraf itu, tapi setidaknya itu akan jadi pilihan saya ketika berbenturan dengan masalah koneksi.
Bagaimana menumbuhkan passion itu ?
Ini pertanyaan sulit. Saya tidak akan mampu menjawabnya dengan tepat. Setiap orang pasti punya alasan sendiri untuk menjawab pertanyaan kenapa dia ngeblog. Saya pribadi selalu berpegang pada jawaban bahwa saya ngeblog murni untuk kepuasan batin, untuk menyenangkan diri sendiri, meningkatkan kualitas tulisan, menyalurkan hobi menulis dan yang paling penting : supaya otak tidak berkarat. Pekerjaan saya membosankan, kalau tidak saya imbangi dengan rajin menulis, ah entah apa yang akan terjadi dengan otak saya. Blogger yang lain tentu punya alasan sendiri.
So, what next ?
Setelah tantangan terlewati, bagaimana selanjutnya ? Apa ada tantangan baru ? Ah, entahlah. Untuk sementara saya akan coba untuk menenangkan diri dulu, rileks, jauh dari tekanan harus posting setiap hari. Apakah saya akan hiatus ? Oh tentu tidak, saya akan tetap berusaha sebisa mungkin untuk posting setiap hari meski kali ini tekanannya tidak seberat bulan Februari ini. Selain itu saya akan coba untuk sesekali menampilkan tulisan berkualitas a la saya, saya akan coba menikmati proses menciptakan tulisan yang tidak asal tulis dan asal kejar setoran. Itu saja.
Jadi, terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung keblog ini selama kurun waktu 28 hari + 7 hari. Kunjungan kalian adalah salah satu bahan bakar sehingga passion ini masih tetap menyala hingga sekarang. Mudah-mudahan untuk selamanya.
posting inspiratif daeng, mencerahkan para blogger, saya juga mencoba ah belajar konsisten menulis tapi tidak utk setiap hari, berat 😀 hehe
Hahaha..pelan2 lah. memang susah kalau langsung tiap hari untuk sebulan.
raise the bar slowly..:D
selamat atas keberhasilannya menjaga komitmen. izinkan saya berkomentar setelah menyaksikan perjuanganmu selama 28+7 hari.
Pertama kali saya berkunjung ke blog ini sewaktu musim Piala Dunia dan membaca postingan detail dan tajam tentang tim Jerman (dapat BB kan ya dari postingan itu? hehe). saya gak kenal siapa Anda kecuali jabatan: captain of Anging Mammiri. Aura perfeksionis memang langsung terasa dan kentara sekali bahwa ini bukan tulisan “blogger rata-rata”. namun dasar saya bukan penggemar sepak bola, saya hanya berkomentar sekenanya.
ketika tantangan menulis tiap hari ini dimulai saya membaca suasana yang lain lagi. OK, dari segi kualitas memang tidak setajam dulu, namun yg saya baca adalah sharing-sharing dari seorang Ipul yang sangat membumi, apa adanya. Justru postingan seperti ini lebih menarik di mata saya. Dalam arti bahwa saya lebih mudah mencerna. Mungkin juga karena saya sendiri sudah berubah: pengunjung blog semakin banyak dan semakin sering blogwalking ke tempat lain; saya cenderung membaca cepat dan mengabaikan tulisan panjang.
Jadi, panjang tulisan rata-rata yang kau hasilkan beserta inti yang disampaikan mampu saya tangkap dengan baik. Bagi saya, itu sudah keberhasilan dalam komunikasi. Boleh saja sesekali muncul tulisan komprehensif untuk lomba (misalnya), namun biasanya postingan itu sudah dipoles sedemikian rupa sehingga lebih mengutamakan selera pembaca bukan? (ini tebakan, mohon koreksi kalau salah).
melalui postingan harian ini, saya seakan membaca kehidupan Ipul hari demi hari dan apa saja pergulatan pemikirannya. saya lebih menyukai kejujuran seperti ini.
tapi itu saya ya; seorang tamu di rumah ini. kembali lagi pada pergumulan si tuan rumah: menu apa yang ingin ia sajikan pada para tamu. hehehe. hanya kalau boleh saran: frekuensi menulisnya jangan ‘njomplang’ jadi jarang-jarang lagi ya 😀
thanks for sharing your life so far.
waaaa…
komentarnya panjang sekali dan menyentuh..
**serius**
ini memang jadi pertarungan dalam diri sendiri..antara kualitas vs kuantitas. tapi terima kasih untuk komentarnya. saya jadi makin jelas ke depannya harus seperti apa.
saya punya pikiran, mau bikin satu blog lagi yang khusus menampung idealisme saya dengan tulisan yang panjang dan “berat”
yaahh..let see lah..
😀
makasih sekali lagi untuk apresiasinya
Asik sekali daeng, kualitas akan terbetuk dengan sendirinya, karena penempaan di kuantitas, saya belum sanggup meniru jejak degas, semoga kelak saya bisa walau setengahnya hihihi. Selamat daeng.
Cristal,
seperti itukah rupamu?!
*pingsan*
=)) =)) =))
Heh 😀 hahahaha 😛 iya opah Brad
eoii..koq pada ngomongin mukanya Cristal..?
hahaha
Selamat ya, Mas Ipul..
Saya sih lebih melihat ke keberanian menantang diri sendiri, soal kuantitas atau kualitas bagi saya tidak terlalu masalah.
Mungkin kita harus meletakkan pena di tangan kanan atau mungkin di tangan kiri, tapi kita sangat jarang bisa menggunakan kedua tangan untuk menulis dalam waktu yang sama.
Saya yakin kok jam terbang akan membuktikan kualitas tulisan.. 🙂
Makasih Mas,
yang pertama sih memang keberanian. selanjutnya ya raise the bar
😀
horeee! makan-makan!! hihihi daeng ipul, kapan ke jakarta? supaya banyak yg bisa dibagi dan didiskusikan :))
ke Jakarta..?
haddeh…paling jauh ke Semarang saja. atau bagaimana kopdar Semarang saja..?
😀
note : tulisan 1 bulan ini tercipta di sela2 jam kerja, nge-twit, nge-milis (jelek bener ya kata nge-milis) dan tentu saja kopdar
hehehehe
hahaha..betul !!
betul..!!
berarti saya memang berkualitas dong..
#eh
mantap.. yah tantangan berikutnya posting selama 1 tahun 😀
*btw sengaja pilih bulan february yah?
hehehe..ndak sengaja ji Mam..
kebetulan saja,berlanjut dari akhir Januari
Bisa ya posting tiap hari tanpa terputus… salut 😀
hehehe..
banyak yg lebih koq mas..saya baru coba menantang diri sendiri nih