Parkir Lo Bangsat!

Parkir Lo Bangsat!
Parkir Lo Bangsat!

Entah apa yang ada dalam pikiran tamu-tamu tetangga depan rumah ini, parkir mereka suka seenaknya.

Di depan rumah saya ada sebatang pohon trembesi (dalam bahasa Makassar namanya kayu colo’). Pohon ini usianya sekisar 4 tahun, dan benar-benar sudah rimbun. Dulu sebenarnya ada 2 batang, tapi satu lagi terpaksa ditebang karena tetangga (dulu) komplain. Menurutnya ranting pohon itu bisa membahayakan.

Karena rimbun, tidak heran suasana teduh sangat terasa di bawah pohon. Ketika bagian lain lorong perumahan kami sudah diguyur terik matahari, bagian depan rumah saya tetap teduh. Mungkin inilah yang membuat beberapa orang tamu tetangga depan rumah memilih memarkir kendaraan mereka tepat di bawah pohon.

Tentu tidak ada masalah bagi saya bila mereka memarkir kendaraan di depan rumah. Sayangnya, entah mereka cueknya terlalu tebal atau memang sengaja memancing emosi. Parkir mereka bukan hanya sekadar di bawah pohon tapi tepat di depan pintu masuk rumah saya!

Kejadian ini bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali. Sialnya lagi karena ternyata bukan cuma motor yang diparkir tepat di depan pintu pagar, tapi juga mobil! Bayangkan bagaimana kesalnya saya ketika hendak keluar atau masuk rumah dan mendapati ada kendaraan yang dengan santainya bertengger tepat di depan pagar.

Kadang saya hanya memendam emosi dalam hati dan mencoba keluar atau masuk rumah dengan memanfaatkan celah yang tersisa. Tapi ada juga saat di mana saya sudah tidak bisa menahan emosi. Sekali waktu saya pernah sengaja dengan kerasnya menyenggol motor yang parkir tepat depan pagar, untung saja motornya tidak sampai jatuh. Bunyi benturan keras terdengar dan dengan tergopoh-gopoh tamu tetangga depan rumah keluar disertai pertanyaan. “Bapak tidak apa-apa?”. Dalam hati saya menjawab, “tidak usah pusing mikir saya, cek saja motormu!”

Ini juga sama bangsatnya
Ini juga sama bangsatnya

Beberapa hari lalu giliran mobil yang diparkir tepat depan pintu pagar. Saya yang baru datang mulai kesal, dan iseng saya muncul. Tanpa meminta sang pemilik mobil meminggirkan mobilnya, saya memaksa motor masuk sambil tentu saja menggores badan mobil yang parkir seenaknya itu. Lumayanlah, sedikit goresan kecil plus kaca spion yang sengaja saya tabrak pakai bahu. Biar tahu rasa! Kata saya dalam hati.

Pagi tadi satu motor lagi dengan senangnya parkir tepat di depan pintu pagar. Baru saja saya kembali berniat menyenggol motor itu sang pemilik sudah buru-buru keluar dan mendorongnya menjauhi pintu pagar ketika melihat saya sedang bersiap untuk keluar rumah. Ah, sayang sekali! Padahal saya sudah mengincar body motornya.

Mungkin ada yang bertanya: kenapa tidak dikasih tahu baik-baik saja? Yaelah bro, hal seperti itu kayaknya sudah tidak perlu dikasih tahu lagi deh. Parkir tepat di depan pintu masuk rumah orang tentu hanya dilakukan oleh orang yang IQ-nya rendah atau orang yang memang tidak tahu etika. Orang seperti itu susah untuk dikasih tahu baik-baik.

Itu kalau menurut saya, bagaimana menurut Anda? [dG]

Ini lagi!
Ini lagi!
Ini juga!
Ini juga!