Mereka yang mengiklankan diri

Jamur dan musim hujan adalah dua hal yang selalu berkaitan. Saat musim hujan tiba, cuaca yang lembab membuat jamur tumbuh dengan subur. Tapi, tahukah anda bahwa di tengah tingginya curah hujan di Makassar dalam dua bulan terakhir ini, ada “jamur” lain yang juga sedang tumbuh dengan subur ?. “Jamur” yang satu ini adalah spanduk dan baliho bergambar tokoh-tokoh politik dan tokoh-tokoh masyarakat. Hampir di setiap perempatan jalan dan tempat-tempat strategis lainnya, spanduk-spanduk atau baliho-baliho tersebut terpasang dengan mencolok.

Penyebab menjamurnya spanduk dan baliho tersebut tidak lain adalah karena bulan November 2008 nanti kota Makassar untuk pertama kalinya akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, atau yang lazim disebut Pilkada. Dalam ajang ini, warga kota Makassar akan memilih sendiri secara langsung sosok yang akan menakhodai kota Makassar dalam 5 tahun ke depan.

Sampai saat ini memang belum ada yang secara resmi mengajukan diri sebagai kandidat calon Walikota. Namun, demi melihat sejumlah spanduk dan baliho yang bertebaran di segala sudut kota Makassar kita sudah dapat meraba kira-kira siapa saja yang berniat terjun langsung dalam pertempuran memperebutkan posisi Makassar 1 ini.

Salah satu calon yang nampaknya paling bersemangat dalam mengiklankan diri adalah Ilham Arief Sirajuddin, walikota incumbent saat ini. Baliho ataupun spanduk bernada dukungan terhadap Ilham yang akrab disapa Aco ini bertebaran di mana-mana. Bentuknya pun beragam, dari yang hanya sebuah spanduk kecil tanpa foto hingga sebuah baliho besar dengan gambar foto diri Ilham Arief yang lumayan berseni.

Untuk urusan persiapan, nampaknya kubu Ilham Arief Sirajuddin tidak mau main-main. Pendukung Ilham Arief nampak paling siap dalam membuat baliho dan spanduk. Kata-kata yang dipilih sungguh provokatif dan menarik. Contohnya kata-kata, “yang lain baru merencanakan, Ilham sudah membuktikan” atau “ Makassar makin maju, bukan cuma janji”. Di salah satu sudut Jl. Antang Raya juga ada sebuah spanduk berukuran sedang dengan tulisan “ Pamimping Sombereka: Majuki Daeng”, dalam bahasa Makassar tulisan ini bermakna, “Pemimpin yang ramah, maju terus daeng”. Spanduk ini dilengkapi dengan gambar potongan wajah Ilham Arief dalam bentuk siluet.

 

Baliho Ilham Arief Siradjuddin yang lumayan artistik

Sementara itu di bilangan Jalan Toddopuli Raya Timur, sebuah baliho besar berukuran sekitar 3×5 m yang didominasi gambar wajah Ilham Arief Siradjuddin yang diberi efek scratch and dust dengan tone sephia nampak sangat mencolok dan cukup artistik. Tulisan besar di bawah fotonyapun tak kalah menarik. “ Majumi Makassarta’, Majuki’ Aco”. Jelas baliho ini ditujukan untuk memberi dukungan pada Ilham Arief untuk kembali maju mencalonkan diri sebagai Walikota Makassar.

Pendukung Ilham Arief Siradjuddin nampaknya cukup jeli menggunakan berbagai efek fotografi dan desain grafis sehingga baliho atau spanduk dukungan yang dihasilkan cukup beragam. Mulai dari yang tampak sederhana dan kaku hingga yang tampak cukup artistik. Selain foto, ada juga gambar sketsa kartun Ilham Arief Sirajuddin, bukti kreatifitas para pendukungnya.

Nah, siapa saja yang tampaknya akan menjadi saingan terberat Ilham Arief Siradjuddin untuk maju sebagai calon walikota Makassar ?. Bila indikatornya adalah spanduk dan baliho maka nampaknya untuk sementara ada dua nama yang bisa dijadikan saingan berat untuk Ilham Arief Siradjuddin.  Mereka adalah Idris Manggabarani dan Adil Patu. Kedua orang ini nampaknya juga punya persiapan yang cukup serius untuk menjegal langkah Ilham Arief Siradjuddin dalam pemilihan nanti.

Idris Manggabarani yang saat ini tercatat sebagai ketua DPD REI Sulawesi Selatan dan terkenal sebagai pengusaha di bidang real estate yang cukup terkenal di kota Makassar ini juga sudah menyiapkan beberapa spanduk dan baliho yang tujuannya jelas untuk semakin memperkenalkan sosoknya pada warga kota Makassar.

Di daerah Tamalanrea, tepatnya di perumahan Nusa Tamalanrea Indah dan Bukit Khatulistiwa, dua perumahan milik Idris Manggabarani, terpasang dua baliho besar. Kedua baliho ini adalah baliho yang mempromosikan kedua perumahan milik Nusasembada Bangunindo, perusahaan properti milih Idris Manggabarani. Uniknya, di samping gambar rumah yang dipromosikan terpampang juga foto sang pemilik perumahan dengan tulisan, “bersama membangun Makassar”.  Maksudnya sudah bisa ditebak, bukan ?.

Nampaknya Idris Manggabarani memegang teguh pepatah, “Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui” karena kedua baliho berukuran raksasa tersebut mempunyai dua fungsi. Selain mempromosikan perumahan miliknya bisa sekaligus mempromosikan dirinya. Selain baliho raksasa tersebut, spanduk-spanduk berukuran kecil dengan gambar Idris Manggabarani juga banyak terpasang di berbagai sudut kota Makassar.

Spanduk-spanduk kecil itu didominasi warna biru, warna khas Partai Demokrat yang menjadi kendaraan politik Idris Manggabarani dalam pertarungan nanti. Di atas foto Idris Manggabarani terpasang tulisan “I’M team” yang seolah menegaskan bahwa di kawasan tersebut terdapat sejumlah orang yang bertugas sebagai tim sukses Idris Manggabarani.  Selain itu, sejumlah kendaraan berhiaskan foto diri Idris Manggabarani dan tulisan “I’M team” juga sudah lama tampak berseliweran di kota Makassar.

Nah, bagaimana dengan Adil Patu ?. Tokoh dari Fraksi Partai Demokrasi Kebangsaan  yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPRD tk.II ini juga sudah mulai mensosialisasikan dirinya lewat berbagai baliho berukuran besar serta spanduk-spanduk kecil yang disebar di berbagai titik strategis di kota Makassar. Untuk tujuan suksesi Adil Patu mengusung jargon  “Save Our City”. Tidak jelas dia ingin menyelamatkan kota Makassar dari apa, atau bisa jadi Adil Patu menganggap saat ini kota Makassar sedang dalam ancaman sehingga perlu untuk diselamatkan.

Ada yang unik dari baliho milik Adil Patu. Beliau memamerkan doanya di padang Arafah yang berbunyi, “ Ya Allah, selamatkanlan Makassar dari segala macam bencana”. Tulisan ini sangat mencolok seolah-seolah menggambarkan bahwa beliau sangat peduli kepada Makassar hingga mendorongnya mengucapkan doa seperti itu di padang Arafah. Sayangnya beberapa dari baliho besar berisikan doa Adil Patu tersebut rubuh atau sobek tersapu angin kencang yang memang rajin meyambangi kota Makassar akhir-akhir ini. Nampaknya tim sukses Adil Patu kurang memperhitungkan kondisi cuaca dalam memasang baliho mereka.

Sementara itu calon-calon lain semisal Ridwan Syahputra Musagani, Busrah Abdullah dan lain-lain nampak masih malu-malu untuk mempromosikan diri sebagai calon walikota Makassar. Mereka masih berpromosi dengan menggunakan spanduk dan baliho berukuran kecil, juga beberapa stiker yang ditempelkan di becak atau tiang-tiang listrik dan telepon. Masalahnya mungkin adalah faktor dukungan finansial yang tidak sebesar kandidat lainnya sehingga terkesan langkah mereka masih malu-malu.

Sebagian politisi lainnya juga menggunakan momentum hari-hari besar keagamaan yang kebetulan berada dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh di bulan Desember dan Januari ini sebagai ajang promosi. Spanduk ucapan selamat Natal, Idul Adha, Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah bertebaran di beberapa sudut jalan. Tidak hanya ucapan saja, namun sekaligus dilengkapi dengan foto, nama dan jabatan sang politisi. Tentu saja para politisi tersebut tidak mau melewatkan peluang sekecil apapun untuk mempersiapkan diri menjelang pertarungan sesungguhnya di bulan November nanti.

Kehadiran spanduk dan baliho ini sebenarnya cukup mengganggu keindahan kota karena sebagian besar dipasang dengan tidak teratur di beberapa sudut kota, beberapa diantaranya dipasang saling bertumpang tindih, seolah-olah berebutan untuk mengundang perhatian. Persis seperti jamur yang tumbuh di musim hujan, tidak teratur dan mengganggu pandangan.

Spanduk-spanduk dan baliho ini ibarat sebuah genderang perang yang ditabuh bertalu-talu, mengingatkan segenap warga kota Makasar bahwa sebentar lagi sederet politisi ataupun tokoh masyarakat akan bersaing ketat merebut simpati warga kota demi ambisi menjadi penguasa ibukota propinsi Sulawesi Selatan ini. Segenap warga Makassar tentunya punya harapan yang sama bahwa sekeras apapun persaingan nantinya, semuanya bisa berjalan di koridor yang benar dan jauh dari segala kecurangan apalagi kerusuhan.