Mengenang Guru Yang Kejam

Sumber : generalinformatics.com

Ketika sekolah, pernahkah anda menemukan sosok guru yang terkenal karena kekejamannya ? Seorang guru yang lebih diingat sikap kejamnya daripada caranya mengajar ?

Terinsipirasi dari tulisan Oom Brad tentang guru killer yang kontroversial, sayapun tiba-tiba melayangkan ingatan pada masa sekitar 21 tahun lalu. Masa ketika saya masih duduk di bangku SMP kelas dua.

Seorang guru kami – namanya pak Muhtar ? sejak dulu memang terkenal sebagai guru yang menyeramkan. Guru killer, begitu istilahnya. Sejak masih kelas satu SMP saya sudah mendengar cerita dari seorang tetangga yang juga senior saya di sekolah yang sama, cerita yang menggambarkan betapa menyeramkannya si bapak guru. Ketika kemudian saya benar-benar diajar beliau, saya jadi paham kenapa si bapak guru itu begitu ditakuti seluruh murid.

Pak Muhtar sebenarnya berperawakan kecil, pendek dan kelihatan ringkih. Sekilas wajah dan tongkrongannya mirip dengan pelawak almarhum S.Bagyo. Ada yang menonjol dari lelaki asal kabupaten Bulukumba ini, dia senang memakai cincin besar dengan batu akik yang menonjol. Meski tidak segarang guru yang diceritakan oleh Oom Brad di postingannya tapi pak Muhtar entah kenapa selalu mampu menjatuhkan mental kami meski hanya melihatnya dari jauh.

Pak Muhtar mengajar PSPB ( Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa ) entah apa mata pelajaran itu masih ada sampai sekarang. Kebetulan saya orang yang suka pelajaran sejarah, jadi sedikit banyaknya saya senang-senang saja ketika berada di dalam kelas bersama pak Muhtar.

Pak Muhtar senang sekali memberi imalah, persis seperti anak-anak SD. Beliau akan membaca intisari dari sebuah buku dan kami akan mencatatnya. Sambil membacakan buku tersebut dia berkeliling kelas, lengkap dengan sebatang rokok yang dihisapnya melalui sebuah pipa kecil. Ketika menemukan anak-anak yang bandel, tidak mencatat, terkantuk-kantuk atau ngobrol ?seenaknya dengan teman sebangku maka dipastikan tamparan keras dari si guru itu akan mendarat.

Tempat yang paling sering jadi sasaran adalah pipi, tahu seingat saya dulu ada teman sekelas yang dapat tamparan keras di kepala dengan cincin bermata batu akik yang terlebih dulu diputar menghadap ke dalam. Wuihh, bisa dibayangkan bagaimana rasanya.

Meski kecil dan terlihat ringkih, pak Muhtar benar-benar mampu membuat nyali orang menciut. Selain karena suaranya yang menggelegar, dia juga sering bercerita tentang kemampuan supranaturalnya. Asalnya yang memang dari sebuah kabupaten yang terkenal punya sebuah daerah dengan orang-orang berkemampuan khusus membuat kami percaya saja.

Suatu hari pak Muhtar pernah cerita kalau rumahnya itu tidak pernah dipasangi kunci, bahkan terkadang tidak ditutup sama sekali. Suatu hari seorang maling masuk ke rumahnya, setelah menguras barang berharga dan memasukkannya ke dalam buntelan dari sarung si maling malah tidak bisa keluar dari rumah. Sepanjang malam si maling hanya duduk di lantai sambil bergerak seolah-olah sedang mendayung perahu. Ketika pak Muhtar dan keluarganya bangun dan mendapati seorang lelaki asing dengan buntalan besar di sampingnya berada dalam rumah mereka, mereka sama sekali tidak kaget. Kata pak Muhtar, itu karena ilmunya yang membuat orang jahat yang masuk ke dalam rumahnya tidak bisa keluar dan hanya berputar kebingungan di dalam rumah.

Entah benar atau tidak, tapi kami percaya saja.

Soal cara mengajar, saya sebenarnya tidak suka. Pak Muhtar sama sekali tidak mengakomodir sebuah dialog antar siswa dan pengajar. Jangankan berdebat, bertanyapun kami sudah sangat segan. Kami lebih baik diam dan mencatat semuanya dari buku yang dibacakannya. Beruntung karena saya termasuk anak yang suka pelajaran sejarah sehingga sedikit banyak saya menikmati setiap jam pelajaran yang dibawakan oleh pak Muhtar.

Selepas SMP saya sudah tidak pernah ketemu beliau lagi, tapi cerita dari adik saya yang kebetulan sekolah di SMP yang sama, pak Muhtar masih sempat mengajarnya. Masih dengan gaya yang sama, gaya yang membuat banyak anak SMP jadi keder.

Saya membayangkan kira-kira kalau masih berhasil ketemu dia, apakah saya masih akan keder seperti dulu ? Mengingat dulu aura menakutkan dari pak Muhtar memang benar-benar membuat seisi kelas jadi diam seribu bahasa ketika dia melangkah melewati pintu menuju ke meja guru. Penasaran, semoga saja beliau masih sehat dan benar kami akan ketemu lagi.

Bagaimana dengan anda ? Punya kenangan juga bersama seorang guru yang kejam ?