Makkunrai dan 10 kisah perempuan lainnya

Judul : Makkunrai dan 10 kisah perempuan lainnya.

Penulis : Lily Yulianti Farid

Penerbit : Nala Cipta Litera.

“Makkunrai” dalam bahasa bugis berarti perempuan, dan saya kira ini adalah pilihan kata yang tepat untuk membingkai 11 cerita pendek tentang perempuan yang tersusun dalam buku ini.

Dalam buku ini, semua cerita yang diangkat adalah cerita tentang perempuan dengan berbagai latar yang beragam. Aktifitas sehari-hari sang penulis yang adalah seorang jurnalis tentunya membuat dia tak menemukan kesulitan untuk mencari “bahan mentah” dalam mencipta sebuah cerita. Secara sadar, Lily Yulianti Farid memasukkan berbagai isu-isu sosial maupun politik yang lekat dengan kemasyarakatan kita. Kesemuanya kemudian diramu menjadi sebelas cerita yang sangat memikat.

Cerita-cerita dalam buku ini mungkin bisa dibilang melawan arus, mengingat bahwa saat ini banyak penulis perempuan yang mengangkat cerita-cerita seputar perempuan dengan menggunakan tubuhnya sebagai simbol. Makkunrai dan 10 cerita lainnya hadir dengan lebih sederhana, dan akhirnya terasa lebih nyata.

Setting lokal yang digunakan Lily Yulianti Farid jelas adalah buah kecintaannya pada kota Makassar yang adalah kota kelahirannya. Meski telah bertahun-tahun hidup dan mengunjungi berbagai negara (sekarang bermukim di Tokyo) namun Lily mengaku hanya Makassar-lah kota yang bisa dia tuturkan dengan lancar.

Setting lokal ini juga yang menurut saya menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar pada buku โ€œMakkunraiโ€. Membaca cerita-cerita yang ada di dalamnya membuat saya merasa kalau kejadian-kejadian tersebut terjadi di dekat rumah saya. Terasa sangat nyata dan tidak mengada-ada.

Dalam soal kemampuan menulis, saya tentu saja tidak meragukan beliau sedikitpun. Meski sekarang lebih terkenal sebagai seorang jurnalis, namun Lily Yulianti Farid sesungguhnya telah lama menjadi seorang penulis fiksi. Kata Dandy-seorang teman yang juga ikut serta dalam proyek ini-Lily tinggal men-switch kemampuannya dalam menelurkan sebuah cerita fiksi.

Pemilihan katanya luar biasa, dengan alur cerita yang berbelok tajam dan kadangkala mengejutkan. Deskripsinya juga sangat bagus, sehingga pembaca tidak akan menemukan kesulitan dalam mencari gambaran tentang latar atau setting cerita.

Cerpen favorit saya dalam buku ini adalah “Keluarga Penghayal”, sebuah cerita yang mengangkat kehidupan sebuah keluarga pasca merebaknya virus flu burung yang kemudian merubah kehidupan keluarga sederhana tersebut. Cerita ini mengejutkan saya karena endingnya sungguh tidak saya duga, meski judulnya sebenarnya sudah mengantar kita ke sana. Cerita ini menjadi lebih bagus karena pemilihan angle-nya yang tidak biasa dalam memotret korban flu burung.

Makkunrai dan 10 kisah perempuan lainnya jelas adalah sebuah buku sangat disarankan untuk para perempuan yang peduli pada kehidupan perempuan, tapi tentu saja juga cocok untuk para lelaki yang peduli pada perempuan. Dan satu lagi, buku ini menjadi sangat menarik karena desain sampulnya, yang dikerjakan oleh…..saya sendiri..!!!. hehehe..maaf, numpang narsis sejenak…