M-A-T-I
Mati itu urusan Tuhan. Hanya Dia yang tahu kapan kita pantas untuk mati.
Empat huruf, M-A-T-I. Hanya empat huruf, tapi entah kenapa keempat huruf itu bisa mendatangkan rasa gentar. Kadang membuat bulu kuduk merinding. Orang bergidik, hanya karena keempat huruf itu. M-A-T-I. Menggelikan. Hanya karena empat huruf itu, orang jadi takut?
“Hush! Jangan bicara soal mati. Tidak baik!”
Seberapa sering anda mendengar kata itu keluar dari mulut orang tua? Atau mulut teman sebaya? Atau bahkan dari mulut orang yang tidak kita kenal? Hanya empat huruf, M-A-T-I tapi mampu membuat orang lebih berkuasa atas orang lainnya dan menggunakan kuasanya untuk melarang orang menyebut keempat huruf itu. M-A-T-I. Menggelikan. Hanya karena keempat huruf itu, orang jadi merasa takut?
“Kalau kamu berani macam-macam, saya bisa bikin kamu mati!”
Pernah mendengar kalimat itu diucapkan di depan muka anda? Pernah mendengar orang mengucapkan kalimat itu di depan muka orang lain? Atau pernah melihat adegan di mana orang mengeluarkan kalimat itu? Empat huruf, M-A-T-I. Empat huruf yang dipakai orang untuk menakuti orang lain. Mungkin karena dia tahu, gabungan empat huruf itu bisa membuat orang menggigil ketakutan. M-A-T-I. Menggelikan. Hanya karena empat huruf itu, orang jadi merasa takut?
“Saya tidak punya harapan lagi. Saya mau mati saja!”
Tegas, atau malah pengecut? Ada orang yang bilang, mereka pengecut. Yah, mereka yang mengucapkan kalimat di atas katanya pengecut. Lebh suka memilih pilihan terakhir, M-A-T-I daripada melanjutkan hidup. Pengecut? Bukannya mereka malah pemberani? Mereka malah berani menghadapi gabungan empat huruf yang oleh orang lain dianggap menakutkan. M-A-T-I. Menggelikan. Hanya karena empat huruf itu, orang merasa takut?
Kenapa harus takut pada kematian? Kenapa harus menggigil ketakutan pada gabungan empat huruf itu? M-A-T-I. Karena takut kehilangan nikmat dunia? Takut berpisah dari orang yang disayangi? Takut tak lagi bisa menghirup aroma kopi di pagi hari? Takut tak bisa lagi menuntaskan birahi? M-A-T-I. Menggelikan. Hanya karena empat huruf itu, orang merasa takut?
“Saya takut mati. Saya belum punya bekal untuk menghadapi mati”
Pengecut? Penakut atau realistis? Mungkin gabungan ketiganya. Mati urusan gampang, dalam sekejap kalau Tuhan mau kita mati, kita akan mati. Tak susah. Tak perlu alasan kuat. Tuhanlah alasan kuat kenapa kita harus mati. Bekal? Mungkin itu alasan kenapa masih ada orang yang takut mati. Kata orang mati adalah perjalanan panjang. Tidur panjang. Butuh bekal untuk dunia berikutnya. Ah, saya malas mengulangi frasa yang sama dari beberapa paragraf di atas.
M-A-T-I. Empat huruf. Hanya empat huruf. Tapi sanggup membuat orang ketakutan. Menggelikan bukan? Padahal siap atau tidak kita semua akan mati. Bahkan higlander yang katanya abadi itu bisa mati ketika leher mereka ditebas. Siapa lagi yang bisa abadi? Mati itu hanya soal waktu. Jadi kenapa harus takut mati? Kecuali kalau bekal kita kurang.
Dan saya selalu merasa tidak punya bekal. Bukan kurang, tidak punya.
Ngomong-ngomong, apa kata Kurt Cobain sebelum menyempurnakan kata M-A-T-I? Ah, saya sudah melantur terlalu jauh, meracau terlalu kacau. Ini gara-gara 3 novel yang saya baca berturut-turut. Ketiga-tiganya bercerita tentang kematian.
Yah, M-A-T-I. Empat huruf yang bisa membuat orang ketakutan.
[dG]
biasanya yang palign takut mati klo udah punya anak2 😀
saya sih gak takut mati, bukan merasa bekal sudah cukup, tapi karena saya tahu, takut ato gak, si mati akan datang menjemput kapan saja hehehe
kalo aku mati, doakan ya om 😀