Kemenangan Spanyol, Kemenangan Adidas

Hello..!!, it’s been a while..yah, semenjak postingan terakhir tentang kemenangan Spanyol di Euro’08, sy memang belum lagi punya kesempatan untuk mengupdate blog. Kesibukan jualah yg memisahkan saya dengan ranah blog. Kebetulan, sekarang waktunya sudah lumayan longgar dan saya punya sedikit kesempatan untuk mengisi kembali blog saya, meskipun postingan yang ini masih berbau sepak bola. Maklum, hype-nya masih terasa.

Minggu lalu, di sebuah tabloid olahraga terbesar di Indonesia ada sebuah iklan yang cukup eye catching. Serombongan pemain Spanyol tampak bersukacita setelah peluit panjang ditiupkan wasit. Di iklan yang besarnya sampai satu halaman itu terpampang tulisan, “ if you dream big, impossible is nothing”. Jelas sekali kalau iklan itu adalah kepunyaan produsen olahraga made in Jerman-Adidas.

Yup, kemenangan Spanyol tentu saja merupakan anugerah terbesar bagi produsen alat-alat olahraga terkemuka di dunia itu. Beberapa tahun belakangan ini rivalitas antara para pemasok kebutuhan olahraga-khususnya sepakbola-mulai mengerucut menjadi rivalitas antara dua raksasa, Adidas dan Nike.

Nike-produsen alat-alat olahraga asal Amerika memang tergolong pemain baru di kancah persaingan produsen alat-alat Sepakbola. Sebelumnya Nike lebih terkenal di ranah Basket dan Tennis sebelum akhirnya berusaha mengusik “ketenangan” Adidas sekitar akhir tahun 80-an. Sebelumnya, para penggila sepakbola entah sebagai pemain maupun hanya sebagai supporter sepakat kalau Adidas adalah raja di sana. Dominasi Adidas hanya bisa diganggu dalam skala kecil oleh Puma yang tak lain adalah saudaranya juga, selain Adidas dan Puma orang mungkin hanya mengenal UMBRO, LOTTO, Diadora, Hummel dan beberapa appareal kecil lainnya.

Nike, dengan teknik pemasaran yang mumpuni (khas Amrik) berhasil mencuri perhatian dunia dan secara perlahan mulai menerbitkan kekhawatiran pada kubu Adidas. Keberhasilan Nike menggaet CBF (konfederasi Sepakbola Brasil) dan KNVB (Konfederasi Sepakbola Belanda) mebuat Adidas semakin pusing untuk membendung derasnya pengaruh Nike di dunia sepakbola.

Persaingan kedua kubu ini semakin terasa setiap kali ajang sepakbola besar sebangsa Piala Dunia dan Euro digelar. Saya masih ingat sebuah iklan milik Adidas di sebuah tabloid olahraga Indonesia selepas kemenangan Perancis di piala dunia 1998. Saat itu sangat kebetulan seluruh pemain Perancis menggunakan satu set produk milik Adidas.

Di tabloid tersebut, dalam sebuah iklan satu halaman penuh terpampang grafis pola permainan sepakbola. Brasil menggunakan pola 4-4-2 dan Perancis (waktu itu) menggunakan pola 4-5-1. di setiap titik milik pemain Brasil tertulis nama-nama sang pemain, sementara di setiap titik pemain Perancis hanya ada lambang Adidas. Jelas ini adalah sebuah provokasi yang menjelaskan kalau Adidas telah menang melawan Nike.

Di ajang Piala Dunia, Adidas mungkin memang kurang mendominasi. Semenjak tahun 1990 saat terakhir kali Jerman menang, Adidas kemudian hanya mengirimkan satu “wakilnya” sebagai juara, yaitu lewat Perancis di tahun 1998. Tahun 1994, Brasil menjadi juara namun masih berbaju UMBRO, tahun 2002, Brasil kembali juara-kali ini berbaju Nike. Terakhir tahun 2006, Puma berhasil menyodok di antara persaingan dua raksasa ini dengan mengirimkan Italia sebagai wakilnya untuk menjadi juara.

Meski tak terlalu dominan di Piala Dunia, namun Adidas bisa dibilang raja di tanah Eropa. Sejak tahun 1996 hingga 2008 ini, Adidas selalu keluar sebagai “juara”. Tahun 1996, Jerman menjadi kampiun, kemudian disusul Perancis empat tahun kemudian. Yunani yang jadi fenomenadi tahun 2004 juga berbaju Adidas, dan puncaknya tahun ini kala Spanyol melengkapi dominasi Adidas.

Hebatnya lagi, Euro’08 ini mempertemukan 2 tim berbaju Adidas di final. Spanyol dan Jerman. Sebelumnya di semifinal, kedua tim ini sukses menyingkirkan 2 tim berbaju Nike, Turki dan Rusia. Jelas ini adalah ajang promosi yang mampu membuat senyum para petinggi Adidas merekah.

Serunya lagi karena masih dalam suasana Euro, pihak Nike telah mengumumkan kalau mereka berhasil merebut hati petinggi FFF (Federasi Sepakbola Perancis) untuk mengganti baju Adidas mereka dengan baju Nike. Padahal kerjasama FFF dengan Adidas telah berlangsung selama 37 tahun.

Kontrak baru yang diajukan pihak Nike memang lebih besar dari kontrak yang selama ini berlaku antara Adidas dan FFF. Durasi kontraknya adalah 7,5 tahun mulai tahun 2011 nanti. Jelas ini adalah pukulan berat bagi Adidas yang harus kehilangan salah satu “etalase” mereka.

Sebelumnya pihak Nike juga sudah berusaha merayu DBF (Federasi Sepakbola Jerman) untuk berpindah hati ke Nike. Dengan tergopoh-gopoh pihak Adidas memagari salah satu asset terbesar mereka itu dengan nilai kontrak yang berlipat-lipat. Bila saja DBF sampai tergoda, maka jelas ini akan menjadi sebuah arang paling hitam yang tercoreng di jidat Adidas mengingat Jerman adalah negeri kelahiran mereka. Satu lagi, kerjasama Adidas dan DBF telah terjalin selama lebih dari 5 dekade.

Langkah Nike yang agak “kurang ajar” dengan merayu DBF ini ditengarai sebagai aksi balas dendam setelah sebelumnya Adidas juga berusaha merayu CBF untuk menggunakan kostum mereka. Timnas Brasil saat ini memang sudah kadung terkenal sebagai pemakai kostum Nike, apalagi sebagian besar bintang mereka-minus Kaka-adalah para bintang iklan utama Nike. Kabarnya, Nike sampai harus melipatgandakan kontrak mereka untuk mencegah CBF mengganti kostum.

Bila dicermati, memang akan terasa sangat menarik pertarungan kedua raksasa ini. Imbasnya, mereka berdua terus berusaha untuk mencari inovasi-inovasi paling mutakhir dan kreatif untuk menciptakan produk-produk olahraga terbaru. Ujung-ujungnya para konsumen juga yang akan diuntungkan.

Namun, yang tidak boleh dilupakan juga adalah era kebangkitan PUMA yang dimulai pada piala dunia 2006 kemarin. Puma mencatatkan diri sebagai produsen yang paling banyak memiliki wakil di Germany’06. Apalagi karena di penghujung acara, sang andalan-Italia-akhirnya keluar sebagai juara.

Nampaknya pertarungan antar produsen apparel di dunia sepakbola akan makin ketat di masa-masa yang akan datang. Kita tunggu saja..[DG]