Karena Kita Butuh Orang Seperti Raffi dan Nagita

Mereka yang berbahagia (sumber: Viva.com)
Mereka yang berbahagia (sumber: Viva.com)

Menjelang akhir pekan, jagad selebriti Indonesia dimeriahkan oleh berita pernikahan akbar salah satu dari mereka, Raffi Ahmad yang akhirnya menyunting gadis pujaannya, Nagita Slavina. Jelas ini bukan pernikahan biasa karena salah satu stasiun televisi menyiarkan rangkaian upacaranya hingga berjam-jam. Secara langsung pula! Benar-benar sebuah upacara agung yang layak dan harus disaksikan seluruh warga Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Suara sumbang lalu hadir, tentu menyoroti alasan kenapa acara seperti itu sampai memakan durasi berjam-jam dan ditayangkan secara langsung. Di Twitter kecaman juga ramai, termasuk tentu saja dari akun @remotivi yang memang fokus mengkritisi siaran televisi di Indonesia. Dari ragam kecaman itu sebagian dilontarkan dengan alasan penyalahgunaan ?frekuensi publik.

Tapi kalau ada yang mengecam pasti ada pula yang mendukung dan bahkan ikut berbahagia. Di Facebook ada ibu-ibu yang merasa senang bukan kepalang. Mereka terhibur oleh rangkaian upacara yang ditayangkan secara marathon dan estafet itu. Mereka mengaku mendapatkan ilham model-model kebaya baru yang bisa mereka pakai di acara serupa. Kata teman, itu bisa membantu mereka meningkatkan status sosial di mata masyarakat.

Saya setuju, saya juga ikut berbahagia. Betapa penayangan rangkaian upacara pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang konon memakan biaya miliaran rupiah itu adalah sebuah ide brilian, sebuah usaha luar biasa menyenangkan rakyat Indonesia yang sehari-harinya sudah terkungkung dalam ragam kesulitan.

Raffi dan Nagita adalah mimpi orang Indonesia. Pernikahan merekapun adalah mimpi orang Indonesia tentang sosok pangeran dan putri yang bersanding di pelaminan megah. Raffi dan Nagita adalah mimpi orang Indonesia dan sangat penting menjaga mimpi itu tetap ada di tengah kesulitan hidup yang mendera.

Ayolah, semua lelaki muda Indonesia pasti punya mimpi menjadi The Next Raffi Ahmad. Masih muda, tampan, duduk di puncak popularitas dan kaya raya. Satu lagi, Raffi pernah berhasil menggaet salah satu hot mommy di negeri ini. Kurang apalagi dia? Soal dia pernah ditangkap BNN karena kasus narkotika itu tak jadi soal. Semua orang pernah salah bukan?

Menjadi seorang Raffi adalah idaman kita, lelaki Indonesia.

Menjadi seorang Nagita Slavina juga jadi idaman wanita Indonesia. Masih muda, cantik dan meski tidak terlalu populer tapi berhasil membuat seorang pria tampan yang pernah menjalin hubungan dengan hot mommy itu bertekuk lutut. Dari seorang pesohor biasa-biasa saja dia bisa berubah menjadi istri seorang Raffi Ahmad, ingat: Raffi Ahmad! Lelaki tampan, populer, kaya raya dan pernah menjadi pacar seorang hot mommy itu. Prestasi yang luar biasa dan pastinya jadi impian banyak wanita di negeri ini.

Dan oh, saya lupa. Betapa banyak desain dan model kebaya serta riasan wajah yang berseliweran di rangkaian upacara pernikahan Raffi itu. Benar-benar surga bagi mata para wanita, mereka bisa dapat inspirasi yang bisa mereka tunjukkan ke tukang jahit langganan. Lumayan, model-model kebaya mutakhir itu akan jadi pakaian yang mendongkrak status sosial mereka di mata masyarakat. Hai, kebaya yang saya pakai ini sama loh kayak kebaya yang dipakai di kawinannya Raffi Ahmad. Dan yes! Perempuan lainnya pasti akan berdecak kagum.

Karena status sosial adalah segala-galanya!

Buat mereka yang tak lagi muda dan tak mungkin lagi menjadi The Next Raffi Ahmad atau The Next Nagita Slavina maka mereka harus bisa tetap menjaga mimpi suatu hari nanti anak-anak mereka akan menggelar pesta pernikahan seperti itu juga, atau setidaknya KW3-lah, tak perlu benar-benar ori. Mimpi harus tetap dijaga dan dirawat bukan?

Dan buat stasiun televisi, pernikahan akbar ini membuat mereka girang bukan kepalang. Rating meningkat, pengiklan berbaris antri dan tentu saja popularitas terjaga. Berbahagialah mereka, uang mengalir ke pundi-pundi mereka, dompet menebal dan usaha terus berjalan. Toh, rating yang tinggi adalah bukti kalau memang banyak orang yang suka. Jadi, frekuensi publik mana yang disalahgunakan? Buktinya publik menyukainya.

Kita memang butuh orang seperti Raffi Ahmad, orang yang menjaga dan merawat mimpi kita akan sebuah popularitas dan kenyamanan hidup penuh harta benda. Hidup sudah terlalu susah, bahkan di satu daerah ada gunung yang kembali meletus. Kita butuh sesuatu untuk melupakan itu semua, kita butuh hiburan dan syukurlah karena ada Raffi dan Nagita yang menikah. Syukurlah karena ada stasiun televisi yang menyiarkan penikahan mereka selama berjam-jam. Hidup kita akhirnya penuh dengan hiburan, penuh dengan makna, penuh dengan pelajaran hidup yang mencerdaskan.

Kita butuh orang-orang seperti Raffi Ahmad, Nagita Slavina dan stasiun televisi itu agar kita sadar bahwa inilah realita. Kalian bisa mengoceh mengecam sampai mulut berbusa-busa, tapi inilah realita. Kami membutuhkannya! Persetan dengan tuduhan kalian atas perampokan frekuensi publik atau pembodohan karena toh publik menikmatinya, publik tidak merasa dibodohi. Sebaliknya, publik mendapatkan hiburan, mendapatkan inspirasi model kebaya yang baru dan publik bisa tetap menjaga dan merawat mimpi mereka akan sebuah popularitas dan kekayaan materi. Kalau perlu tayangkanlah secara langsung terus menerus keseharian mereka berdua itu, dari malam pertama, bulan madu, masuk ke rumah baru, hari-hari pertama sebagai pasangan suami istri sampai nanti mereka punya anak dan anak-anak mereka belajar jalan dan seterusnya dan seterusnya.

Tolonglah, kami butuh itu semua untuk tetap terhibur dan terus bermimpi akan popularitas dan kekayaan materi. Kami butuh itu!

Dan bukankah stasiun televisi juga butuh uang? Jadi teruslah menayangkan hiburan bermutu tinggi dan mencerdaskan seperti itu, karena kami butuh orang-orang seperti Raffi dan Nagita. Kami tidak butuh berita tentang bencana atau geliat warga biasa. Mereka sama seperti kami, orang-orang susah! Berita tentang mereka hanya akan membuat kami kehilangan mood.

Tolonglah, kami butuh orang-orang seperti Raffi Ahmad. [dG]