JOKE – JOKE SEPUTAR ANAK


Mumpung masih dalam suasana hari anak nasional, saya jadi ingat beberapa joke tentang anak-anak, tentang kepolosan mereka yang kadang-kadang memang bikin kita tersenyum atau bahkan terbahak-bahak.Silakan dinikmati .

————————

Rudi tergopoh-gopoh mendatangi mamanya, mulutnya pernuh dengan makanan. Sambil tetap mengunyah dia berusaha ngomong, “Ma..mpfhhh..ade..pfhhh..”. Mamanya cepat memotong, “ Rudi, kan mama udah bilang, kalo lagi makan jangan ngomong dulu. Gak sopan tauk..habisin dulu makanan di mulut, baru kamu ngomong. Ayo, abisin dulu..”. dengan patuh Rudi menghabiskan makanan di mulutnya. Setelah selesai, mamanya ngomong, “ nah..kalo sudah habis baru boleh ngomong. Jangan sambil ngunyah kayak tadi. Ingat ya, lain kali jangan begitu lagi. Emangnya tadi Rudi mo ngomong apa..?”. dengan tanpa rasa bersalah Rudi berkata, “ itu ma, adik jatuh ke sumur..”, deg..!!!!!, sang mama langsung pingsan.

———————–

Seorang bapak berpesan kepada anaknya, “ nak..kalo ntar ada orang yang datang nyari bapak, bilangin kalo bapak lagi keluar kota ya..”. Sang anak mengangguk tanda mengerti. Beberapa saat kemudian , seorang lelaki dengan jaket bergambar logo sebuah perusahaan pembiayaan datang, dengan sopan dia bertanya kepada si anak yang sedang bermain di halaman, “ nak, bapaknya ada..?”. karena ingat pesan bapaknya, si anak ngomong, “ ooo, nggak ada Oom. Bapak sedang keluar kota”. Sang tamu mengangguk, kemudian bertanya lagi, “ pulangnya kapan ya..?”. si anak menoleh ke dalam rumah dan dengan setengah berteriak dia bilang, “ Pak, pulangnya kapan pak..?, tadi bapak nggak bilang….”.

————————

Di atas sebuah kereta jurusan Semarang-Jakarta, seorang ibu sedang asyik membaca novel. Di sampingnya sang anak terlihat gelisah sambil melihat-lihat keluar jendela. Setelah agak lama akhirnya sang anak memberanikan diri mencolek ibunya, rupanya sang ibu merasa terganggu, “ ntar dong ahh..jangan ganggu dulu, Ibu lagi asyik nih…pembunuhnya udah hampir tertangkap “. Sang anak menurut, dia kembali duduk walaupun masih terlihat gelisah. Hampir setengah jam kemudian si Ibu melipat novelnya, menoleh ke anaknya yang masih terlihat gelisah, “ kenapa Dian..?, tadi Dian mo ngomong apa..?”. dengan pelan si anak berkata, “ anu, Bu..stasiun yang terakhir tadi namanya stasiun apa ya..?”. si ibu menjawab, “ itu stasiun Tegal, memangnya kenapa Dian..?”. “ anu Bu, tadi kak Dias turun di situ, sampe sekarang kok nggak naik-naik ya…?”. “apppaaaaaa…????????!!!!!!!”.

———————–

Di sebuah kelas, sedang berlangsung pelajaran sejarah. Pak Guru menunjuk ke arah seorang murid sambil bertanya, “ Erwin, coba kamu sebutkan siapa yang menanda tangani naskah proklamasi..”. dengan ekspresi ketakutan Erwin mejawab, “ bukan saya pak…sumpah bukan saya pak….”. pak Guru menggeleng, dalam hati dia bergumam, “ah..memang bego nih anak.” Karena beritkad baik untuk kemajuan muridnya, pak Guru mengirim surat meminta orang tua Erwin datang ke sekolah. Keesokan harinya Erwin datang ke ruang guru ditemani ayahnya. Setelah berbasa-basi sejenak, sang ayah bertanya, “ ada apa nih Pak Guru, sampai-sampai saya diundang ke sini”. Dengan tenang dan berwibawa pak Guru berkata, “ begini pak, saya kok kasian sama Erwin ini. Kemarin saya tanya ke dia, siapa yang menandatangani naskah proklamasi, dia nggak tahu.” Si Ayah menggeleng-geleng, kemudian dengan lembut dia menoleh ke arah Erwin dan bertanya, “ nak, bilang aja nak…siapa yang menadatangani naskah proklamasi”. Erwin masih tetap dengan ekspresi ketakutan menjawab, “ bukan saya Ayah, sumpah…bukan saya…”. akhirnya sang Ayah ngomong ke pak Guru, “ pak, saya kenal baik anak saya. Biarpun bego dia tidak pernah bohong. Saya yakin, memang bukan dia yang menandatangani naskah proklamasi itu, coba deh bapak tanya ke teman-temannya, siapa tau salah satu dari mereka pelakunya…”……………………..GUBRAKK..!!!!!!………………

————————–

Didi sangat bangga dan senang punya anak. Setiap hari sebagian besar waktunya dihabiskan dengan bermain-main bersama sang anak yang baru mulai belajar bicara. Hari itu Didi mencoba mengajarkan nama-nama binatang kepada anaknya. Didi menunjukkan gambar kucing, “ ini gambar apa nak..?”, berpikir sejenak, si anak segera menjawab, “ cucing…” Didi tentu saja senang, berikutnya gambar kuda, “ ini gambar apa nak..?”, sang anak berpikir lagi sebelum menjawab, “ tuda..”, senyum Didi makin lebar. Gambar ketiga gambar monyet, diperlihatkannya kepada sang anak, “ nah, kalo ini gambar apa hayyo..”. sang anak terdiam agak lama, sebelum akhirnya menjawab dengan tegas, “ Ayah.!!!!..”

————-

Hehehehe…itulah sebagian joke-joke tentang anak-anak yang bisa saya ingat. Mungkin sebagian atau malah semuanya telah anda dengar sebelumnya, tapi saya harap joke-joke ini bisa membuat anda tertawa atau minimal menyunggingkan senyum. Setelah itu marilah kita bersama-sama merenungi langkah apa yang telah kita ambil demi kehidupan anak-anak, tunas bangsa, calon pemimpin kita di kemudian hari. Semoga saja kita bisa membuat ruang kehidupan mereka lebih bebas, bebas dari kungkungan, paksaan, kekerasan atau apapun yang bisa menghitamkan masa-masa indah milik mereka.

Selamat hari anak Nasional.

Kutitip cium dan peluk hangat untuk anakku, NADAA FATHIYA FARAH…..

oya, cerita-cerita di atas bukan pengalaman pribadi lho…hehehehe…