Bantimurung-Kingdom of Butterfly
Momen libur panjang selama 4 hari kemarin merupakan momen yang kami tunggu-tunggu. Sudah cukup lama kami merencanakan untuk melancong ke luar
Hari kamis pagi (17 mei) berangkatlah kami bertiga dengan menunggangi motor kesayangan. Perjalanan ke
Bantimurung sendiri kalo menurutku sudah banyak perubahan, makin cantik,bersih dan terawat. Berbagai fasilitas umum seperti WC dan tempat istirahat yang ditutupi payung fiber didirikan dan kelihatan cukup terawat. Jalan utama dalam lokasi air terjun yang ditutupi paving block terlihat cukup rapih, sampah-sampah tidak terlihat bertebaran. Suatu kenyataan yang terus terang cukup melegakan buatku. Salah satu sebabnya selain karena (mungkin) kesadaran pengunjung yang cukup besar terhadap kebersihan juga karena di sana-sini pihak pengelola banyak menempatkan tempat sampah berukuran cukup besar.
Udara di sekitar lokasi wisata juga masih terasa sejuk. Terakhir kali berkunjung ke
Dahulu Bantimurung oleh orang Belanda yang menemukannya dikasih julukan “Kingdom of Butterfly”tentu saja karena dulunya Bantimurung adalah surga bagi ratusan spesies kupu-kupu bahkan dari spesies langka sekalipun. Sayangnya menurut laporan terakhir, spesies kupu-kupu di Bantimurung berkurang secara signifikan setiap tahunnya. Penyebabnya bermacam-macam, selain karena perburuan liar yang dilakukan warga sekitar demi memuaskan mata pengunjung dan menangguk rupiah dari setiap ekor kupu-kupu yang mereka awetkan, juga tentu saja karena terjadinya perubahan ekosistem pada habitat asli kupu-kupu itu. Tingkat pencemaran udara yang terus meningkat tentu saja ikut berpengaruh pada menurunnya jumlah kupu-kupu di Bantimurung, karena seperti yang kita ketahui kupu-kupu adalah binatang yang sangat peka terhadap perubahan udara.
Aku agak miris juga melihat begitu bebasnya warga sekitar menangkapi kupu-kupu yang cantik itu, membunuhnya kemudian mengawetkannya dan memamerkannya dalam bentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga berkisar Rp.5000-Rp.25.000. Beruntung bahwa pemerintah daerah sudah berupaya menahan laju jatuhnya angka jumlah spesies kupu-kupu akibat perburuan liar dengan melakukan pembatasan atas perburuan kupu-kupu. Selain itu pemda setempat secara persuasif juga menyadarkan masyarakat untuk sedapat mungkin memiliki penangkaran kupu-kupu sendiri, sehingga diharapkan jumlah kupu-kupu akan bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Air terjunnya sendiri yang merupakan objek wisata utama dari Bantimurung sepertinya tidak banyak berubah, hanya saja hari itu arusnya cukup deras dan warna airnya yang agak kecokelatan, mungkin karena hujan yang turun di hulu sungai. Pohon-pohon hijau yang tumbuh di sekitar air terjun yang ditingkahi oleh batu-batu sungai masih tetap alami seperti dulu, kalaupun ada tambahan itu adalah arena berenang yang diperuntukkan bagi anak-anak, ya agak-agak mirip
Secara umum jalan-jalan kami kali ini cukup menyenangkan, walaupun sempat kepikiran kalau si kecil nggak akan menikmati karena perjalanan yang lumayan jauh ditambah dengan mabok daratnya, tapi syukurlah karena ternyata setelah insiden muntah itu si kecil ahirnya bisa menikmati. Bahkan dia nggak bosan-bosannya bermain di air sungai yang dingin, soalnya baru kali ini dia liat sungai lengkap dengan aior terjun pula, katanya sih kayak di DORA..kalau nggak ingat sama flunya yang belum sembuh betul mungkin kami akan membiarkan dia bermain air lebih lama.
Lewat jam 1 siang kami meninggalkan Bantimurung, yah terbersit harapan mudah-mudahan kondisi tempat wisata yang cukup nyaman itu bisa bertahan lama, dan khususnya buat kupu-kupu yang cantik itu, semoga mereka bisa kembali merasakan makna kata-kata “
aduuhhh air terjuuunnn …. aku terakhir ke air terjun mungkin 15 tahun yg lalu… hiks jd pengen
hehe..
senang air terjun ya Mbak..?, di Jerman emang gak ada..?..
terima kasih lho komennnya..
wahhh
bantimurung
memang lebih tertata sekarang
bulan lalu ke sanaka rame2 dengan temanku
baru pas heboh disana
ada anak sma meninggal karna tenggelam dekat goa batu
ternyata ada pusaran bede disitu
ckckckk
ngeri na de’e
well..kayaknya memang tiap taun ada korban di’..?, ada yg bilang, memang harus kayak gitu, jadi semacam tumbal..
dekat goa batu memang ada pusaran, klo ndak salah ingat dulu waktu sy masih ABG ada org yg tenggelam juga pas di situ…
Kalau ke Padang jangan lupa singgah ke tempat air terjun. Tepatnya di Balai Baru/Gunung Sarik namanya Lubuk Galuk (Tempurung) kec. Nanggalo. Dijamin alami