Bantimurung-Kingdom of Butterfly

pemandangan air terjun Bantimurung


Momen libur panjang selama 4 hari kemarin merupakan momen yang kami tunggu-tunggu. Sudah cukup lama kami merencanakan untuk melancong ke luar kota. Kali ini tujuan kami adalah Bantimurung. Obyek wisata air terjun yang tepatnya berada di kabupaten Maros,berjarak kira-kira 45 KM sebelah utara kota Makassar.


Hari kamis pagi (17 mei) berangkatlah kami bertiga dengan
menunggangi motor kesayangan. Perjalanan ke sana ternyata cukup melelahkan bagi putri kecil kami. Sepanjang perjalanan dia yang biasanya cerewet dan ngoceh kali ini lebih banyak diam, maklumlah ini perjalanan panjangnya yang pertama pake motor. Gawatnya lagi setiba di kota Maros,kira-kira kurang dari 15 KM dari tujuan dia nggak bisa nahan lagi dan…muntah !!. lumayan bikin panik dan iba, setelah mampir sebentar di masjid buat membersihkan bekas muntahan Nadaa perjalanan kami lanjutkan lagi, kali ini si kecil udah riang kembali, mengoceh dan mengomentari apa yang dilihatnya sepanjang perjalanan,mungkin karena “beban”nya udah lepas..


Bantimurung sendiri kalo menurutku sudah banyak perubahan, makin cantik,bersih dan teraw
at. Berbagai fasilitas umum seperti WC dan tempat istirahat yang ditutupi payung fiber didirikan dan kelihatan cukup terawat. Jalan utama dalam lokasi air terjun yang ditutupi paving block terlihat cukup rapih, sampah-sampah tidak terlihat bertebaran. Suatu kenyataan yang terus terang cukup melegakan buatku. Salah satu sebabnya selain karena (mungkin) kesadaran pengunjung yang cukup besar terhadap kebersihan juga karena di sana-sini pihak pengelola banyak menempatkan tempat sampah berukuran cukup besar.


Udara di sekitar lokasi wisata juga masih terasa sejuk. Terakhir kali berkunjung ke sana
sekitar 8 tahun lalu, aku udah agak-agak lupa apa udara sejuknya masih sama dengan waktu itu atau ada perubahan. Tapi yang jelas, sekarang ini aku agak kesulitan menemukan kupu-kupu yang beterbangan dengan bebas.


Dahulu Bantimurung oleh orang Belanda yang menemukannya dikasih julukan “Kingdom of Butterf
ly”tentu saja karena dulunya Bantimurung adalah surga bagi ratusan spesies kupu-kupu bahkan dari spesies langka sekalipun. Sayangnya menurut laporan terakhir, spesies kupu-kupu di Bantimurung berkurang secara signifikan setiap tahunnya. Penyebabnya bermacam-macam, selain karena perburuan liar yang dilakukan warga sekitar demi memuaskan mata pengunjung dan menangguk rupiah dari setiap ekor kupu-kupu yang mereka awetkan, juga tentu saja karena terjadinya perubahan ekosistem pada habitat asli kupu-kupu itu. Tingkat pencemaran udara yang terus meningkat tentu saja ikut berpengaruh pada menurunnya jumlah kupu-kupu di Bantimurung, karena seperti yang kita ketahui kupu-kupu adalah binatang yang sangat peka terhadap perubahan udara.


Aku agak miris juga melihat
begitu bebasnya warga sekitar menangkapi kupu-kupu yang cantik itu, membunuhnya kemudian mengawetkannya dan memamerkannya dalam bentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga berkisar Rp.5000-Rp.25.000. Beruntung bahwa pemerintah daerah sudah berupaya menahan laju jatuhnya angka jumlah spesies kupu-kupu akibat perburuan liar dengan melakukan pembatasan atas perburuan kupu-kupu. Selain itu pemda setempat secara persuasif juga menyadarkan masyarakat untuk sedapat mungkin memiliki penangkaran kupu-kupu sendiri, sehingga diharapkan jumlah kupu-kupu akan bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.


Air terjunnya sendiri yang merupakan objek wisata utama dari Bantimurung sepertinya tidak banyak berubah, hanya saja hari itu arusnya cukup deras dan warna airnya yang agak kecokelatan, mungkin karena hujan yang turun di hulu sungai. Pohon-pohon hijau yang tumbuh di sekitar air terjun yang ditingkahi oleh batu-batu sungai masih tetap alami seperti dulu, kalaupun ada tambahan itu adalah arena berenang yang diperuntukkan bagi anak-anak, ya agak-agak mirip Waterboom Park tapi dengan skala yang jauh lebih kecil. Konon renovasi dan perbaikan areal wisata ini dulunya dibikin menyusul rencana peninjauan oleh presiden SBY setahun atau dua tahun lalu ya..lupa, dan kalau nggak salah waktu itu SBY juga akhirnya batal berkunjung, Yang untung ya para wisatawan, bisa menikmati fasilitas yang lebih bagus dan memadai untuk sebuah kawasan wisata. Hmm..kayaknya pak SBY musti sering-sering menjadwalkan rencana mengujungi tempat wisata, karena terbukti langkah-langkah seperti ini efektif juga buat nakut-nakutin pengelola tempat wisata biar lokasi wisata terus diperbaiki dan dibenahi..hehehe..


Secara umum jalan-jalan kami kali ini cukup menyenangkan, walaupun sempat kepikiran kalau si kecil nggak akan menikmati karena perjalanan yang lumayan jauh ditambah dengan mabok daratnya, tapi syukurlah karena ternyata setelah insiden muntah itu si kecil ahirnya bisa menikmati. Bahkan dia nggak bosan-bosannya bermain di air sungai yang dingin, soalnya baru kali ini dia liat sungai lengkap dengan aior terjun pula, katanya sih kayak di DORA..kalau nggak ingat sama flunya yang belum sembuh betul mungkin kami akan membiarkan dia bermain air lebih lama.


Lewat jam 1 siang kami meninggalkan Bantimurung, yah terbersit harapan mudah-mudahan kondisi tempat wisata yang cukup nyaman itu bisa bertahan lama, dan khususnya buat kupu-kupu yang cantik itu, semoga mereka bisa kembali merasakan makna kata-kata Kingdom of Butterfly, betul-betul merasa seperti berada dalam satu kerajaan di mana merekalah yang menjadi raja dan kita-kita manusia ini yang jadi prajurit penjaga kerajaannya..semoga..