Antara Interior dan Menu
Suatu ?hari di Jogja. Saya dan Ofie menghabiskan makan malam di sebuah rumah makan bernama SS (Spesial Sambel). Interior rumah makannya lumayan menarik, dengan tema natural yang mana dinding-dindingnya dibiarkan tak terplester dan lagit-langit yang tak berplafond sehingga kuda-kuda kayu dan atapnya terekspos. Beberapa lampu gantung bertebaran di dalam ruangan dengan lampu pijar yang redup menambah nyamannya suasana.
Sepintas bila dilihat dari luar, rumah makan ini memang menarik. Dandanan natural dan semi tradisionalnya selaras dengan menu utamanya yang lebih mengutamakan menu-menu tradisional. Harganya ? sangat terjangkau. Makan berdua dengan hasil perut kenyang hanya habis Rp. 30 ribuan.
Selama bolak-balik Jawa Tengah dan Jogja saya sudah sangat sering melihat tampilan tempat makan yang menarik di kota-kota seperti Semarang dan Jogja. Mulai dari eksterior hingga interiornya. Di kedua kota itu (bahkan mungkin di kota-kota besar lain di Jawa) tampilan tempat makan yang menarik adalah sebuah syarat bila ingin menjaring pelanggan selain tentu saja menu yang menggoyang lidah.
Hal yang berbeda terlihat di Makassar. Di Makassar, tempat makanan tradisional yang terkenal ?hampir semuanya tidak memikirkan soal penataan interior dan eksterior. Coto gagak, Pallubasa Srigala, Ikan bakar Paotere, Mie Titi, atau Konro Karebosi. Tak ada satupun yang punya interior dan eksterior yang menarik, semuanya sederhana. Tempat makan mengambil tempat di ruko atau sebuah bangunan menyerupai hall, diisi dengan beberapa meja panjang dari kayu plus beberapa kursi plastik. Beres !!
Soal rasa, jangan ditanya. Makanan-makanan yang saya sebutkan tadi mampu membuat anda melupakan diet anda. Hanya saja, ya itu. Interior dan eksteriornya tidak akan membuat anda jatuh hati pada pandangan pertama.
Sebenarnya ada beberapa tempat makan ngetop di Makassar yang juga memperhatikan penampilan dengan interior dan eksterior yang dibuat menarik. Kampung Popsa, Rumah Makan HaDe, Ayam Goreng Dinar adalah beberapa tempat makan yang juga tampil menarik dengan dandanan yang rapih. Tapiii..soal harga, lumayan menguras kantong atau berada di atas rata-rata harga makanan di tempat-tempat yang saya sebutkan di paragraph di atas.
Berbeda dengan tempat-tempat di Jawa Tengah dan Jogja seperti yang saya sebutkan di atas. Di sana, tempat makan yang dandanannya menarik belum tentu harga makanannya mahal. Contoh seperti yang saya ceritakan di paragraph awal, makan sepuasnya hanya habis Rp. 30 ribuan.
Awalnya, karena masih terbawa kebiasaan di Makassar saya sempat ragu untuk masuk ke tempat-tempat makan berpenampilan menarik di Jogja dan Semarang, takut harganya menguras kantong. Tapi ternyata setelah mencicipi dan merasakan sendiri, ternyata penampilan menarik itu tak lantas membuat harga makanan juga mahal. Berbeda dengan Makassar di mana penampilan biasanya berbanding lurus dengan harga.
Saya belum tahu penyebab utama perbedaan itu, tapi analisa sepintas saya adalah karena faktor prioritas para penikmat kuliner di Jawa yang berbeda dengan penikmat kuliner di Makassar. Di Makassar, rasa masih jadi nomor satu. Soal kenyamanan masih bisa diperdebatkan. Bagi orang Makassar, tak masalah menyantap coto atau ikan bakar di tempat yang lumayan gerah dengan lantai yang penuh tisu. Yang penting, rasa makanannya mak nyuss..!!
Berbeda dengan di Jawa, di mana persaingan sangat ketat. Anda tak mampu menarik pelanggan di pandangan pertama, maka dijamin anda akan gagal untuk jadi tempat makan favorit. Jadi, penampilan adalah syarat utama.
Aapapun itu saya pikir ini hanya masalah cara pandang saja, lain lubuk lain belalang bukan ? Bagi anda orang Jawa yang berkunjung ke Makassar, jangan kaget ya kalau anda diajak makan di tempat makan yang mugkin bagi anda kurang nyaman, yang penting rasakan menunya yang saya yakin bisa menggoyang lidah anda. Begitu juga bagi teman-teman Makassar yang traveling ke Jawa, jangan segan untuk masuk tempat makan yang menarik, belum tentu makanannya mahal.
Jadi, selamat makan teman-teman..
Hahaha, SS cabang Margonda itu salah satu tempat favorit anak2 deBlogger kalau mengadakan rapat. meski gak ada wifi, tapi colokannya cukuplah untuk laptop sekampung!
mo komen gambarnya dulu nih …Anjrit murahjaang …T_T..
hahaha..iyya, murah banget..
tempatnya sih kek halaman depan rumah gitu, dikasih atap trus lantainya pake paving blok.
nah, mejanya meja2 kayu plus kursinya juga kursi kayu tapi dicat.
enak koq suasananya..yang jelas kelihatan “mahal” gak sesuai dengan harga aslinya..hihihi
detail tempatnya gak ada yah ? ^^
iya nih, detail tempatnya gak ada…