Another dumb fool

 

shabu.jpg

“ Sudah dengar berita belum ?, Adi meninggal hari kamis kemarin”

“ Hah..?, Adi…?. Innalillahi..meninggalnya kenapa ?, kecelakaan..?”

“ Sakit..katanya gara-gara shabu-shabu “

“ Astaghfirullah…”

Itu sepotong percakapan saya dengan ibu di telepon beberapa hari yang lalu. Adi adalah seorang teman saya-tepatnya adik teman baik saya, dulu kami tetanggaan di daerah Antang. Keluarga Adi dan keluarga kami sangat dekat.  

13 tahun kami hidup bertetangga. Dalam rentang masa itu banyak kenangan yang terjalin. Sejak kecil Adi memang termasuk anak yang bengal. Sekolah SD-nya saja harus diselesaikannya dalam waktu 9 tahun. Sejak kecil Adi sudah bercita-cita ingin mengikuti jejak salah seorang pamannya yang pernah kondang sebagai preman di kota Makassar.

Kami sempat kehilangan kontak sejak keluarga kami berpisah 13 tahun yang lalu. Sejak itu saya juga tidak terlalu tahu akan perkembangannya. Yang saya tahu tahun 2000 kemarin dia sempat ditahan 10 bulan karena kedapatan membawa shabu-shabu.

Selepas itu, kehidupannya sempat naik turun. Pernah menjadi sopir seorang pejabat dan (katanya) sudah mulai hidup normal. Tapi kemudian saya sempat mendengar kabar dia pernah berurusan lagi dengan polisi gara-gara berantem dengan aparat di malam tahun baru.

Di keluarganya, Adi memang termasuk salah seorang trouble maker. Berbeda dengan beberapa orang kakaknya, Adi memang paling hobi memusingkan orang tuanya. Entah karena memang sudah bakat sejak kecil atau karena pergaulan.

Puncaknya adalah berita yang saya terima kemarin itu. Adi meninggal karena sakit akibat shabu-shabu. Saya tidak tahu detail penyakitnya seperti apa, tapi saya bisa membayangkan kalau sakitnya itu gara-gara organ tubuhnya telah lama digerofoti barang laknat itu.

Sungguh sebuah akhir yang tak elok bagi sebuah perjalanan umat manusia.

He is just another dumb fool.